Abstrak
Kimia berkelanjutan sering juga disebut dengan Kimia Hijau, hal ini
membahas desain proses dan produk kimia yang tujuannya untuk mengurangi dan
bisa jadi menghilangkan zat-zat yang berbahaya. Kimia berkelanjutan juga
berlaku untuk kimia organik, kimia anorganik, kimia analitik, biokimia,
kimia teknik, dan kimia fisik. Kimia berkelanjutan atau Kimia hijau tertuju
pada siklus hidup suatu produk termasuk desain, pembuatan penggunaan dan
pembuangannya.
Kata
kunci : Kimia, hijau, prinsip
Abstract
Sustainable chemistry is often referred to as Green
Chemistry, it discusses the design of chemical processes and products with the
aim of reducing and possibly eliminating harmful substances. Sustainable
chemistry also applies to organic chemistry, inorganic chemistry, analytical
chemistry, biochemistry, engineering chemistry, and physical chemistry.
Sustainable chemistry or green chemistry is concerned with the life cycle of a
product including its design, manufacture, use and disposal.
Keywords: Chemistry, green, principle
Pendahuluan
Definisi kimia hijau (green chemistry), menurut US EPA (Environmental
Protection Agency), adalah menggunakan ilmu kimia dan prosesnya untuk
pencegahan polusi (pencemaran), dan merancang produk kimia dan proses-prosesnya
yang lebih akrab lingkunga. Menurut Anastas & Warner hal yang
penting dalam green chemistry adalah: 1) Mencegah terjadinya limbah di tempat
pertama 2) Menggunakan pereaksi dan pelarut yang aman 3) Melakukan perobahan
reaksi secara selektif dan efisien 4) Menghindari produk dan reaksi kimia yang
tidak perlu.
Sebagian besar umat
manusia untuk melanjutkan kehidupannya agar sejahtera makin memacu perkembangan
industri dan teknologi. namun disisi lain ternyata beragam kegiatan teknologi
dan industri menyisakan pembuangan atau limbah yang menyebabkan umat manusia
tidak nyaman.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu kimia hijau?
2.
Ada berapa prinsip kimia hijau?
3. Penerapan 12 prinsip kimia hijau.
4,Bagaimana untuk mengaplikasi prinsip green
chemistry
Tujuan
Agar manusia sadar bahwa kimia hijau itu harus
dipertahankan agar tidak merusak bumi dan akan terus memenuhi kebutuhan manusia
dan manusia akan hidup sejahtera.
Pembahasan
A. Definisi Kimia Hijau
Kimia Hijau sering juga disebut sebagai kimia
berkelanjutan , hal ini membahas desain proses dan produk kimia yang tujuannya
untuk mengurangi dan bisa jadi menghilangkan zat-zat yang berbahaya. Kimia
berkelanjutan juga berlaku untuk kimia organik, kimia anorganik, kimia
analitik, biokimia, kimia teknik, dan kimia fisik. Kimia berkelanjutan atau
Kimia hijau tertuju pada siklus hidup suatu produk termasuk desain,
pembuatan penggunaan dan pembuangannya. Bidang kimia ini tidak bisa disamakan
dengan kimia lingkungan. Sebab kimia hijau lebih berfokus pada dampak lingkungan
dari kimia, serta pengembangan praktik berkelanjutan yang lebih ramah
lingkungan. Misalnya strategi pengendalian pencemaran lingkungan. Manfaat kimia hijau mengurangi penggunaan
energi, pengurangan limbah produksi, pengurangan kecelakaan, produk yang lebih
aman.
B. 12 Prinsip Kimia Hijau
·
Prevention (Pencegahan).
Lebih baik mencegah timbulan limbah daripada mengolahnya.
·
Atom
Economy (Ekonomi Atom). Metode sintetis harus dirancang untuk
memaksimalkan penggabungan semua bahan baku yang digunakan dalam proses menjadi
produk akhir.
·
Less Hazardous
Chemical Syntheses (Sintesis Bahan Kimia Kurang Berbahaya). Jika
memungkinkan, metode sintetis harus dirancang untuk menggunakan dan
menghasilkan zat yang memiliki sedikit atau tidak ada toksisitas/ potensi
bahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
·
Designing Safer
Chemicals (Merancang Bahan Kimia Yang Lebih Aman). Produk kimia harus
dirancang untuk mempengaruhi fungsi yang diinginkan sambil meminimalkan
toksisitasnya.
·
Safer Solvents and
Auxiliaries (Pelarut dan Auxiliaries yang Lebih Aman). Penggunaan zat
tambahan (misalnya, pelarut, zat pemisah, dll.) bilamana mungkin ditiadakan dan
tidak berbahaya bila digunakan.
·
Design for Energy
Efficiency (Merancang untuk Efisiensi Energi). Penggunaan energi dari
proses kimia harus harus diminimalkan. Jika memungkinkan, metode sintetis harus
dilakukan pada suhu dan tekanan rendah.
·
Use of Renewable
Feedstocks (Penggunaan Bahan Baku Terbarukan). Bahan mentah atau bahan
baku harus dapat diperbarui daripada menghabiskan bahan yang tak dapat
diperbarui, yang secara teknis dan ekonomis dapat dilakukan.
·
Reduce
Derivatives (Mengurangi Derivatif). Derivatisasi yang tidak perlu
(penggunaan gugus pemblokiran, perlindungan / deproteksi, modifikasi sementara
proses fisik / kimia) harus diminimalkan atau dihindari jika mungkin, karena
langkah-langkah tersebut memerlukan reagen tambahan dan mengakibatkan pemborosan.
·
Catalysis (Katalisis).
Reagen katalitik (seselektif mungkin) lebih unggul daripada reagen
stoikiometri.
·
Design for
Degradation (Desain untuk Degradasi). Produk-produk kimia harus dirancang
sedemikian rupa sehingga pada akhir fungsi mereka akan terurai menjadi produk
degradasi yang tidak berbahaya dan tidak persisten di lingkungan.
·
Real-time analysis for
Pollution Prevention (Analisis real-time untuk Pencegahan Polusi).
Metodologi analitis perlu dikembangkan lebih lanjut untuk memungkinkan pemantauan
dan pengendalian proses secara real- time.
·
Inherently Safer
Chemistry for Accident Prevention (Bahan Kimia yang bersifat Lebih Aman
untuk Pencegahan Kecelakaan). Zat dan bentuk zat yang digunakan dalam proses
kimia harus dipilih untuk meminimalkan potensi kecelakaan kimia, termasuk
pelepasan ke lingkungan, ledakan, dan kebakaran.
C. Untuk aplikasi
prinsip green chemistry menurut Anggraeni (2012) yaitu pada
ibu-ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga biasanya membiarkan limbah organik
menumpuk di suatu tempat, sampai membusuk dan mengeluarkan bau tidak sedap, dan
membiarkan limbah organik dan limbah anorganik bersatu. Untuk itu, perlu
ditingkatkan kesadaran untuk dapat memilah-milah limbah organik yang dapat
lapuk dan limbah anorganik yang sulit lapuk, serta perlu dimotivasi pemikiran
dengan gaya hidup 5 R (Reuse, Reduce, Recycling, Replace, Refill).
D.Penerapan menjalankan 12 prinsip berikut:
·
Pencegahan terbentuknya
limbah.
·
Ekonomi atom.
·
Sintesis kimia yang
tidak berbahaya.
·
Perancangan produk
kimia yang aman.
·
Pemakaian bahan
pelarut dan pembantu yang aman.
·
Perancangan efisiensi
energi.
·
Penggunaan bahan baku
terbarukan.
·
Pengurangan langkah
proses.
·
Penggunaan katalis
untuk mempercepat proses.
·
Perancangan produk
terbarukan yang ramah lingkungan.
·
Analisis real time
untuk pencegahan polusi.
·
Menghindari penggunaan
bahan kimia yang berbahaya, toksis, dan tak ramah lingkungan.
KESIMPULAN
istilah kimia digunakan dalam
green chemistry dimaksudkan alasannya melibatkan struktur dan perubahan sebuah
materi. Area penelitian dalam bidang green chemistry ini meliputi
pengembangan cara sintesis yang lebih ramah lingkungan, penggunaan bahan
baku yang terbarukan, mendesain materi kimia yang green, serta
penggunaan bioteknologi sebagai alternatif dalam industri.
DAFTAR PUSTAKA
·
Hidayat, Atep Afia.
2022. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Modul 11 KPLI : Kimia Hijau.
Universitas Mercu Buana, Jakarta.
·
(Diakses Pada 10
November 2022)
·
Anggraeni
dkk, 2012, Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat. Vol 1, No. 1
·
(Diakses
Pada 10 November 2022)
·
Sudarmin, 2013,
Kemampuan Generik Sains Kesadaran Tentang Skala Sebagai Wahana Mengembangkan
Praktikum Kimia Organik Berbasis Green Chemistry. Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran. Vol. 20. No.1
·
(Diakses Pada 10
November 2022)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.