.

Kamis, 20 Februari 2020

PRINSIP 7-9 DAN 10-12 DARI KIMIA HIJAU


Oleh : Imam Rohmadi (@Q11-Imam)
email: ImamRohmadi.IR@gmail.com

ABSTRAK
Kemajuan teknologi dan industri kimia yang berkembang pesat disadari menimbulkan berbagai masalah lingkungan. Dalam beberapa proses, reaksi kimia memegang peranan penting sehingga faktor produktivitas proses industri kimia yang diarahkan untuk mendapatkan hasil sintesis sebanyak-banyaknya tanpa mempertimbangkan efek yang ditimbulkan. Kimia Hijau dikenal juga sebagai Kimia Berkelanjutan (Sustainable Chemistry). Dalam hal ini Kimia Hijau merupakan konsep dan pemikiran mengenai kimia untuk menyelamatkan lingkungan dari pencemaran.
Kata kunci: kimia hijau, prinsip 7-9, prinsip 10-12

PENDAHULUAN
Kimia hijau (Green Chemistry) adalah desain produk dan proses kimia yang berupaya mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat berbahaya (EPA, 2015 dalam Hidayat, 2018). Kimia Hijau merupakan paradigma yang relatif baru, dengan focus pada upaya mengoptimalkan kegiatan perancangan proses, produk dan pasca produk yang bisa memperkecil bahkan menihilkan pemakaian dan pembentukan bahan kimia beracun dan berbahaya. 

PEMBAHASAN
Konsep kimia hijau mulai dikenal global pada awal tahun 1990 setelah Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional untuk mencegah atau mengurangi polusi.
United States Environmental Protection Agency (US-EPA) menerapkan 12 Prinsip dalam Kimia Hijau. Diantaranya pada prinsip 7-9 dan 10-12 yaitu:
Prinsip 7-9
  • Penggunaan Bahan Baku Terbarukan. Bahan mentah atau bahan baku harus bersifat terbarukan bukan bahan habis pakai yang akan terus menipis dan mahal secara ekonomis. Prinsip ini bertujuan untuk menggeser ketergantungan pada minyak bumi, sekaligus membuat produk dari bahan terbarukan yang dapat dibudidayakan dan dipanen secara lokal.
  • Mengurangi Tahapan Derivatif. Derivatisasi yang tidak diperlu (gugus pelindung, proteksi/deproteksi, dan modifikasi sementara) pada proses fisika ataupun kimia harus diminimalkan atau sebisa mungkin dihindari karena pada setiap tahapan derivatisasi memerlukan tambahan reagen yang nantinya memperbanyak limbah. Tujuan dari prinsip ini untuk menyederhanakan proses dengan melihat sistem alami, sehingga diperoleh perancangan produk yang lebih disederhanakan.
  • Katalis. Katalis berperan pada peningkatan selektifitas, mampu mengurangi penggunaan reagen, dan mampu meminimalkan penggunaan energi dalam suatu reaksi.
Prinsip 10-12
  • Rancangan Degradasi. Bahan kimia harus didesain dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sehingga  bahan kimia harus mudah terdegradasi dan tidak terakumulasi di lingkungan (sintesis biodegradable plastik, bioderadable polimer, serta bahan kimia lainya). Prinsip ini bertujuan untuk merancang produk sedemikian rupa, sehingga berfungsi sebagaimana mestinya dan ketika sudah tidak dipergunakan bersifat aman dan tidak membahayakan lingkungan.
  • Analisis Seketika Untuk Pencegahan Polusi. Metodologi analitik perlu dikembangkan untuk memungkinkan kontrol proses dan monitoring seketika, sehingga mengantisipasi terbentuknya zat berbahaya. Metode analisis yang dilakukan secara real-time dapat mengurangi pembentukan produk samping yang tidak diinginkan. Ruang lingkup ini berfokus pada pengembangan metode dan teknologi analisis yang dapat mengurangi penggunaan bahan kimia yang berbahaya dalam prosesnya. 
  • Minimalisir Potensi Kecelakaan. Bahan kimia yang digunakan dalam reaksi kimia harus dipilih sedemikian rupa sehingga potensi kecelakaan yang dapat mengakibatkan masuknya bahan kimia ke lingkungan, ledakan dan api dapat dihindari. Prinsip ini lebih difokuskan pada keselamatan pekerja dan masyarakat disekitar kawasan industri.
KESIMPULAN DAN SARAN
Penerapan aplikasi kimia hijau sangat dibutuhkan dalam kehidupan di dunia untuk mengantisipasi peningkatan pencemaran yang mungkin akan terjadi beberapa tahun ke depan. Dengan membangkitkan kesadaran dalam diri manusia, untuk dapat menjaga dan merawat lingkungan serta alam sekitar, sehingga tidak terjadi dampak negatif.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Atep Afia dan Kholil, Muhammad. 2018. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Wahana Resolusi, Yogyakarta.

1 komentar:

  1. @Q10-Agustina
    apa peranan pemerintah dalam mengembangkan konsep kimia hijau ini?

    penulisan sudah cukup baik
    artikel bermanfaat terimakasih

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.