Abstrak
Polusi udara dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni di
dalam ruangan dan luar ruangan. Dalam kasus indeks udara buruk di Jakarta,
pemicunya utamanya adalah polusi udara yang terjadi di luar ruangan, seperti
dari asap kendaraan dan sebagainya.
“Sumber terbesar polusi udara 80 persen sumber polusi udara luar ruangan, kendaraan bermotor. Kemudian nomer dua akibat industri, yang ketiga domestik produk misalnya, masyarakat membuang sampah,” Tingginya gas emisi kendaraan bermotor menjadi sumber polusi utama di Jakarta. Banyaknya jumlah kendaraan di Ibu Kota menyebabkan kualitas udara menjadi buruk. Hal tersebut tentunya berdampak bagi kesehatan masyarakat.
“Sumber terbesar polusi udara 80 persen sumber polusi udara luar ruangan, kendaraan bermotor. Kemudian nomer dua akibat industri, yang ketiga domestik produk misalnya, masyarakat membuang sampah,” Tingginya gas emisi kendaraan bermotor menjadi sumber polusi utama di Jakarta. Banyaknya jumlah kendaraan di Ibu Kota menyebabkan kualitas udara menjadi buruk. Hal tersebut tentunya berdampak bagi kesehatan masyarakat.
Pendahuluan
Beberapa waktu terakhir kualitas udara DKI Jakarta menjadi
sorotan. Pasalnya, Jakarta masuk dalam kategori kategori kota paling polutif
dunia. Data AirVisual menunjukan seringkali dalam beberapa waktu terakhir
kualitas udara di Jakarta masuk kategori tidak sehat. Menurut Ketua Departemen
Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia,
Agus Dwi Susanto mengungkapkan bahwa polusi udara terjadi akibat jumlah
kendaraan bermotor diperkotaan yang sangat tinggi. “Tingginya jumlah kendaraan
bermotor di perkotaan menyebabkan masyarakatnya memiliki konsekuensi terpapar
polutan berbahaya, dari gas emisi kendaraan maupun partikal debu di jalan,”
tutur Agus dalam diskusi bersama NexcareTM di Jakarta, Senin (5/8/2019).
Dari sekian banyak penyebab polusi udara, kendaraan bermotor
menjadi salah satu sumber polusi udara yang signifikan, termasuk di Jakarta.
Kota ini memiliki jumlah aktivitas lalu lintas kendaraan yang jauh lebih tinggi
daripada tempat lain di Indonesia. Jumlah kendaraan bermotor yang ada di Ibu
Kota sebanyak 9.257.801 pada Desember 2013 dan jumlah tersebut tumbuh pesat
hingga mencapai 10.940.102 kendaraan pada Februari 2017.
Untuk dapat terus memantau kondisi udara, Pemprov DKI Jakarta
memasang Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) yang tersebar di di 5 lokasi.
SPKU bernama DKI 1 dipasang di Bundaran HI, Jakarta Pusat, DKI 2 di Kelapa
Gading, Jakarta Utara, DKI 3 di Jagakarsa, Jakarta Selatan, DKI 4 di Museum
Lubang Buaya, Jakarta Timur, sedangkan DKI 5 digunakan untuk memantau kualitas
udara di Perumahan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Alat pemantau tersebut menampilkan angka Indeks Standar
Pencemar Udara (ISPU). Indeks ini menggambarkan kondisi kualitas udara di
lokasi dan waktu tertentu. Parameter yang diukur melalui ISPU adalah PM10,
yaitu partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikrometer, sulfur
dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida ( NO2), ozon
(O3). Data dari setiap SPKU dapat diakses melalui salah satu fitur di situs
smartcity.jakarta.go.id/maps yaitu di bawah menu Dinas Lingkungan Hidup dan
dengan mencentang pilihan “Indeks Standar Pencemaran Udara”. Data real-time tersebut kemudian diolah
sehingga dapat menunjukkan perubahan kualitas udara Jakarta dari waktu ke
waktu.
Pemprov DKI menyebut, proyek
pembangunan trotoar yang dimaksud berada di Jalan MH Thamrin ataupun Cikini.
Proyek inilah yang dinilai menghasilkan debu-debu sehingga memperburuk kualitas
udara.
"Saya kemarin dapat laporan
dari teman-teman Laboratorium LH, di seputaran Thamrin itu lagi pembenahan
trotoar.... Kebetulan titik kami pun termonitor, pengukuran Dinas LH itu. Jadi
akan berpengaruh," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Andono Warih,
Kamis (25/7).
"Sekarang sedang ada
(pembangunan trotoar), di Cikini juga dilihat. Dari sumber primer sendiri bikin
debu, sekunder juga nambah kemacetan kan asap lebih banyak. Kan di titik itu
saat ini tentu akan ada peningkatan sementara ini," sambungnya.
Kualitas Udara Belum Membaik
Jakarta masih menjadi kota paling
berpolusi di dunia versi aplikasi pemantau udara AirVisual. Kondisi Jakarta
siang ini tampak berkabut. Kondisi berkabut itu terlihat dari atas perkantoran.
Pandangan mata sedikit kabur.Dilansir AirVisual di situsnya, Senin (29/7/2019)
12.54 WIB, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di angka 175. Artinya
kualitas udara di Jakarta tidak sehat. Ranking polusi ini tidak tetap dan dapat
berubah sewaktu-waktu.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan belum menjelaskan solusi terkait polusi udara yang makin parah.
Anies berjanji akan menjelaskannya segera."Selama masih musim panas, kita
akan masih menyaksikan seperti ini (polusi tinggi). Nanti saya akan jelaskan lebih
lengkap lagi," kata Anies kepada wartawan di SMA Kolose Kanisius, Jakarta
Pusat, Jumat (26/7).
Sumber foto: https://bolehmerokok.com/2019/03/polusi-udara-jauh-lebih-berbahaya-dari-rokok/
A. Dampak Pencemaran Udara
Dikutip dari Conserve Energy Future, berikut ini beberapa
efek polusi udara antara lain:
1.Masalah kesehatan manusia
2.Pemanasan global
3.Hujan asam
4.Eutrofikasi
5.Efek negatif pada satwa liar
6.Penipisan lapisan ozon
Berikut ini penjelasan mengenai masing-masing akibat polusi udara:
1. Masalah kesehatan
Efek polusi udara
mengkhawatirkan sebab mempengaruhi pernafasan, jantung bahkan menyebabkan
kanker pada tubuh manusia. Anak-anak di daerah yang terpapar polutan udara
dapat menderita pneumonia dan asma.
2. Pemanasan global
2. Pemanasan global
Dampak langsung polusi udara adalah perubahan langsung yang
dialami seluruh dunia karena pemanasan global. Meningkatnya suhu di seluruh
dunia, meningkatkan permukaan laut dan menyebabkan pencairan es di daerah yang
lebih dingin dan gunung es, Akibatnya terjadi perpindahan bahkan hilangnya
habitat bagi sebagian spesies hewan. Spesies tanaman di daratan maupun perairan
juga ikut terkena dampak khususnya terhadap perubahan suhu
3. Hujan asam
3. Hujan asam
Gas berbahaya seperti Nitrogen Oksida dan Sulfur Oksida
dilepaskan ke atmosfer selama pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi
dan batu bara. Saat hujan, tetesan air bergabung dengan polutan udara ini
menjadi asam dan kemudian jatuh ke tanah dalam bentuk hujan asam. Hujan asam
dapat menyebabkan kerusakan besar pada manusia, hewan dan tanaman
4. Eutrofika
4. Eutrofika
Eutrofikasi adalah kondisi di mana sejumlah besar nitrogen
dalam beberapa polutan bahan kimia berkembang di permukaan laut. Akibatnya,
muncul ganggang yang berdampak buruk pada spesies ikan, tanaman dan hewan
5. Efek negatif pada satwa liar
5. Efek negatif pada satwa liar
Sama seperti manusia, hewan juga terkena dampak buruk akibat
polusi udara. Bahan kimia beracun di udara memaksa spesies satwa liar pindah ke
tempat baru. Polutan beracun mengendap di atas permukaan air dan juga dapat
memengaruhi hewan laut.
6. Penipisan lapisan ozon
6. Penipisan lapisan ozon
Ozon ada di stratosfer bumi dan berfungsi melindungi manusia
dari sinar ultraviolet (UV) yang berbahaya. Lapisan ozon yang menipis berakibat
tembusnya sinar UV ke bumi dan menyebabkan masalah kulit dan mata.
Sumber foto:
https://www.merdeka.com/peristiwa/polusi-jakarta-makin-parah-kemarin-juara-pertama-di-dunia-hari-ini-kedua.html
B. Solusi
Polusi Udara Di Ibu Kota
Untuk menghadapi polusi udara,
berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan:
1.Gunakan moda transportasi umum
untuk mengurangi polusi.
2.Hemat energi dengan mengurangi
penggunaan elektronik sehingga mengurangi jumlah bahan bakar fosil yang akan
dibakar.
3. Memahami konsep Reduce
(mengurangi), Reuse (gunakan kembali) dan Recycle (daur ulang).
4.Penggunaan energi bersih seperti
matahari, angin dan panas bumi mulai marak dewasa ini. Pemerintah berbagai
negara berusaha mengajak warganya menggunakan panel surya untuk menekan polusi
udara.
5.Gunakan perangkat hemat energi
sebab mengkonsumsi lebih sedikit listrik, menurunkan tagihan biaya dan membantu
menegurangi polusi.
Daftar pustaka
Johan tallo https://www.liputan6.com/health/read/4030320/penyebab-utama-polusi-udara-di-perkotaan
Arum Sutrisni Putri Kompas.com
"Pencemaran Udara: Dampak dan Solusi", https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/17/140000269/pencemaran-udara--dampak-dan-solusi.
JSC 2017
https://smartcity.jakarta.go.id/blog/257/seberapa-parahkah-polusi-udara-ibu-kota
https://www.dw.com/id/kualitas-udara-jakarta-buruk-pemprov-dki-pengaruh-pembangunan-trotoar/a-49781205
@Q05_Jessica
BalasHapusApa sajakah tantangan dalam mengatasi pencemaran udara yang terjadi di jakarta?
Artikel sangat bagus dan dan bermanfaat untuk saya
Daftar pustaka perlu ditambahkan waktu akses
Makasih