ABSTRAK
:
Atmosfer merupakan sebuah lapisan yang melingkupi
atau melindungi sebuah planet berupa gas. Dari permukaan planet sampai jauh di
luar angkasa. Bumi memiliki lapisan gas yang disebut atmosfer yang berada pada
ketinggian 0 km hingga 560 km dari atas permukaan Bumi. Atmosfer tersusun atas
beberapa lapisan yang dapat dibedakan berdasarkan karakteristik seperti
komposisi gas, suhu, dan tekanan. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang
lain berlangsung bertahap (Iswantari,
G. (2014).
Kata
Kunci : Atmosfer, Gejala alam di atmosfer, komponen
penyusun atmosfer, Struktur atmosfer
PENDAHULUAN
Atmosfer adalah lapisan udara yang berfungsi
melindungi bumi dan merupakan reaktor sangat besar tempat terjadinya berbagai
reaksi antara berbagai unsur dan senyawa yang diemisikan dari berbagai kegiatan
di Bumi. Bumi memiliki lapisan gas yang disebut atmosfer. Atmosfer Bumi
mengandung Nitrogen (78,17%), Oksigen (20,97%), Argon (0,90%), Karbondioksida
(0,04%), uap air dan gas lainnya. Di Indonesia yang berada di ekuator hanya
mengalami dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan (Iswantari, G. (2014).
Struktur
Lapisan Atmosfer :
1.
Troposfer
Troposfer merupakan lapisan udara
terdekat dengan permukaan bumi, mencapai ketinggian sekitar 8 km di daerah
kutub dan 18 km di daerah khatulistiwa. Lapisan ini merupakan lapisan paling
padat, semakin ke atas keadaannya makin renggang dan tekanan udaranya makin
rendah. Demikian pula suhu udara makin ke atas makin rendah dengan laju penurunan
berkisar 6o C – 7o C setiap naik 1 km ke atmosfer. Pada lapisan inilah terjadi
berbagai peristiwa cuaca seperti awan, hujan, siklon, petir, badai, dan
sebagainya. Antara lapisan ini dengan lapisan stratosfer terdapat lapisan
perantara yang disebut tropopause, di mana temperaturnya relatif konstan.
2.
Stratosfer
Stratosfer merupakan lapisan di
atas troposfer, tebalnya sekitar 70 km dari lapisan troposfer atau sekitar 10 –
80 km dari permukaan bumi (laut). Pada lapisan ini (ketinggian 35 – 50 km)
terbentuk lapisan ozon (O3 ) yang berfungsi sebagai pelindung bumi dari
pancaran sinar ultraviolet yang berlebihan. Antara stratosfer dengan mesosfer
terdapat lapisan perantara yang disebut stratopause, yang keadaan suhunya
tetap.
3.
Mesosfer
Mesosfer terletak di atas
stratosfer, yang dimulai dari atas lapisan stratosfer hingga ketinggian 120 km.
Pada lapisan ini terjadi penurunan suhu udara, di mana pada ketinggian 80 km
suhu mencapai – 81o C, dan pada lapisan inilah banyak terjadi meteor yang
hancur terbakar. Batas antara mesosfer dengan termosfer disebut mesopause.
4.
Ionosfer
atau Termosfer
Termosfer terletak di atas mesosfer
hingga ketinggian 500 km. Pada lapisan ini terjadi proses ionisasi dan
penguraian gas menjadi atom-atom sebagai akibat adanya radiasi ultraviolet dan
sinar X, serta berkurangnya daya tampung gas. Di atas termosfer terdapat
lapisan perantara yang disebut ionosfer yang dapat berfungsi sebagai pemantul
gelombang radio.
5.
Eksosfer
atau Dissipasisfer
Eksosfer merupakan lapisan atmosfer
yang terletak di atas termosfer hingga ketinggian 1.000 km. Pada lapisan ini
molekul udara sudah sangat langka karena semakin kecilnya pengaruh gravitasi
bumi. Di atas lapisan ini adalah ruang antarplanet atau angkasa luar
Dari kelima lapisan atmosfer tersebut, lapisan yang
sangat berpengaruh terhadap terjadinya Global
warming atau pemanasan global adalah lapisan troposfer dan lapisan
stratosfer. Pada lapisan troposfer banyak terdapat gas-gas yang dihasilkan dari
efek rumah kaca yang kemudian mampu memerangkap energi matahari. Kemudian, pada
lapisan stratosfer yakni adanya lapisan Ozon yang saat ini sudah banyak
berlubang akibat dari efek rumah kaca.
Kandungan
Udara Atmosfer :
Atmosfer mengandung campuran gas-gas yang lebih
dikenal dengan nama udara dan menutupi seluruh permukaan bumi. Campuran gas-gas
ini menyatakan komposisi dari atmosfer bumi. Bagian bawah dari atmosfer bumi
dibatasi oleh daratan, samudera, sungai, danau es, dan permukaan salju. Iswantari, G. (2014) dalam (Prawirowardoyo,
1996. 14).
Udara adalah campuran berbagai unsur dan senyawa
kimia sehingga udara menjadi beragam. Keberagaman terjadi karena kandungan uap
air dan susunan masing-masing bagian dari sisa udara (disebut angin kering).
Atmosfer bumi terdiri atas nitrogen (78,17%) dan oksigen (20,97%), dengan
sedikit argon (0,9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0,0357%, uap
air, dan gas lainnya).
Gas nitrogen merupakan gas yang paling banyak
terdapat dalam lapisan udara atau atmosfer bumi. Salah satu sumbernya yaitu
berasal dari pembakaran sisa-sisa pertanian dan akibat letusan gunung api. Gas
lain yang cukup banyak dalam atmosfer adalah oksigen. Oksigen antara lain
berasal dari hasil proses fotosintesis pada tumbuhan yang berdaun hijau.
Gas nitrogen merupakan gas yang paling banyak
terdapat dalam lapisan udara atau atmosfer bumi. Salah satu sumbernya yaitu
berasal dari pembakaran sisa-sisa pertanian dan akibat letusan gunung api. Gas
lain yang cukup banyak dalam atmosfer adalah oksigen. Oksigen antara lain
berasal dari hasil proses fotosintesis pada tumbuhan yang berdaun hijau.
Manfaat
Atmosfer Bumi :
1)
Melindungi bumi dari benda-benda
angkasa yang jatuh ke bumi yang dikarenakan oleh gaya gravitasi bumi
2)
Melindungi bumi dari radiasi
ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan makhluk di bumi dengan lapisan ozon
3)
Pelindung bumi dari pemanasan dan
pendinginan yang berlebihan (tanpa atmosfer suhu pada siang hari lebih dari
93oC dan dimalam hari dapat mencapai -184oC
Sifat
Atmosfer Bumi :
1)
Merupakan selimut gas tebal yang
secara menyeluruh menutupi Bumi sampai ketinggian 560 km dari permukaan Bumi
2)
Atmosfer bumi tidak mempunyai batas
mendadak, tetapi menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada
batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar
3)
Tidak berwarna, tidak berbau, tidak
dapat dirasakan, tidak dapat diraba (kecuali bergerak sebagai angin)
Alat
untuk mengukur Tekanan Udara Atmosfer :
Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk
menggerakan massa udara setiap luasan tertentu (Syahkelilauw, 2011) . Alat
untuk mengukur tekanan udara disebut barometer (Benyamin, 1997). Beberapa
stasiun BMKG menggunakan barometer digital dalam mengukur tekanan udara. Nilai
tekanan udara dari pembacaan barometer digital dalam satuan hectopascal (hPa). Tekanan
udara, selain dapat digunakan untuk membuat perkiraan cuaca, juga dapat
digunakan untuk mengetahui tinggi suatu tempat.
Gejala
Optik atau Fenomena di Atmosfer :
Ada beberapa gejala optik yang terjadi di atmosfer,
anatara lain : Pelangi, Halo, dan aurora. Ketiga gejala tersebut sebenarnya
bukan merupaan dinamika cuaca, melainkan sebagai akibat proses-proses alam yang
terjadi di atmosfer.
a)
Pelangi
Pelangi menjadi salah satu gejala
optik yang terjadi di atmosfer. Terjadi dari akibat roses pembiasan sinar
matahari oleh titik-titik air hujan sehingga terurai menjadi berkas warna
(spektrum warna)
b)
Halo
Halo merupakan lingkaran sinar
putih yang terletak di sekeliling Matahari atau bulan. Terjadi akibat proses pembiasan
sinar bulan oleh kristal-kristal es yang terkonsentrasi dalam jenis awan-awan
tinggi seperti Cirrus.
c)
Aurora
Aurora atau Cahaya kutub, yaitu
berkas cahaya yang bersinar pada malam hari dan sangat elas terlihat
wilayah-wilayah sekitar lingkaran kutub. Aurora yang bersinar di ilyah kutub
utara dinamakan Aurora borealis, Sedangkan
di Kutub Selatan dinamakan Aurora
Australis.
Kesimpulan
Atmosfer adalah bulatan
udara yang membungkus bola bumi.Atmosfer termasuk bagian bumi. Karena pengaruh
gaya berat, maka atmosfer berputar atau berotasi bersama-sama bumi setiap hari,
serta beredar mengelilingi matahari setiap tahun (berevolusi). Atmosfere
memiliki 5 lapisan yakni : Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer,
Eksosfer. Atmosfer juga mempunyai manfaat yang luar biasa unuk kehidupan makhuk
hidup di bumi, diantaranya : Membantu menjaga stabilitas suhu udara pada
siang hari, menyerap radiasi dan sinar bagi manusia dan makhluk hidup bumi
lainya, Menciptakan cuaca, berupa hujan dan salju sehingga terjadilah musim
panas dan musim dingin Sarana berlangsungnya proses pembakaran, tanpa udara
kita tidak dapat menyalakan api, bernafas, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarsari, N. (2010). Kajian
Pengaruh Uap Air Terhadap Perubahan Iklim. Berita Dirgantara, 11(3).
http://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:mPfKqL9wHLUJ:scholar.google.com/&hl=id&as_sdt=0,5 (Diakses pada 14-02-2020)
Yulkifli, Y., Asrizal, A.,
& Ardi, R. (2016). Pengukuran Tekanan Udara Menggunakan Dt-sense Barometric
Presure Berbasis Sensor Hp03. Sainstek: Jurnal Sains dan Teknologi, 6(2),
110-115.
https://media.neliti.com/media/publications/129985-ID-pengukuran-tekanan-udara-menggunakan-dt.pdf (Diakses pada 14-02-2020)
@Q03_ika
BalasHapusBagaimana agar lapisan atmosfir tidak menipis?
Terimakasih