Oleh : Ika Setyaningsih (Q03-Ika)
ABSTRAK
Sekitar 97,2% dari air
yang ada di bumi ini adalah air laut, Seperti air tawar, dengan potensi sumberdaya, terutama
perikanan laut yang cukup besar, baik dari segi kuantitas maupun diversitasnya.
Air laut juga mempunyai kemampuan yang
besar untuk melarutkan bermacam-macam zat, baik yang berupa gas, cairan maupun
padatan. Salah satu zat terlarut yang terdapat dalam air laut adalah logam
berat. Unsur atau senyawa logam berat ini dapat masuk ke tubuh organisme yang
hidup di perairan laut. (Horas P Hutagalung, 1984)
PENDAHULUAN
Pencemaran laut
didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah industri,
pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing)
ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya. ( Esti Lestiani. dkk. 2013)
Pencemaran laut
merupakan suatu ancaman yang benar-benar harus ditangani secara sungguh-sungguh.
Perkembangan IPTEK memacu terjadinya pencemaran lingkungan baik
pencemaran air, tanah dan udara. Pencemaran air yang diakibatkan oleh dampak
perkembangan industri harus dapat dikendalikan, karena bila tidak dilakukan
sejak dini akan menimbulkan permasalahan yang serius bagi kelangsungan hidup
manusia maupun alam sekitarnya. Logam berat umumnya bersifat racun terhadap
makhluk hidup walaupun beberapa diantaranya diperlukan dalam jumlah kecil.
Pencemaran Logam Berat
Logam berat, seperti
merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), kromium (Cr), seng (Zn),
dan nikel (Ni), merupakan salah satu bentuk materi anorganik yang sering
menimbulkan berbagai permasalahan yang cukup serius pada perairan. Penyebab
terjadinya pencemaran logam berat pada perairan biasanya berasal dari masukan
air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan pertambangan.
Jenis-Jenis Industri Pembuang Limbah yang Mengandung
Logam Berat :
Kilang
minyak : Cd, Cr, Cu, Pb, Ni, Zn
Baja
: Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Sn, Zn
Logam
bukan besi : Cr, Cu, Hg, Pb, Zn
Kendaraan
bermotor : Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Sn, Zn
Semen,
keramik : Cr
Tekstil
: Cr
Industri
kulit : Cr
Pembangkit
listrik tenaga uap : Cr, Zn
Logam-Logam Yang Mencemari Laut :
- Air Raksa atau Mercury (Hg) adalah salah satu logam berat dalam bentuk cair. Terjadinya pencemaran mercury di perairan laut lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia dibanding faktor alam. Meskipun pencemaran mercury dapat terjadi secara alami tetapi kadarnya sangat kecil. Pencemaran mercury secara besar-besaran disebabkan karena limbah yang dibuang oleh manusia. Manusia telah menggunakan mercury oksida (HgO) dan mercury sulfida (HgS) sebagai zat pewarna dan bahan kosmetik sejak jaman dulu. Dewasa ini mercury telah digunakan secara meluas dalam produk elektronik, industri pembuatan cat, pembuatan gigi palsu, peleburan emas, sebagai katalisator, dan lain-lain. Pencemaran logam mercury (Hg) mulai mendapat perhatian sejak munculnya kasus minamata di Jepang pada tahun 1953. Pada saat itu banyak orang mengalami penyakit yang mematikan akibat mengonsumsi ikan, kerang, udang dan makanan laut lainnya yang mengandung mercury. Kasus minamata yang terjadi dari tahun 1953 sampai 1975 telah menyebabkan ribuan orang meninggal dunia akibat pencemaran mercury di Teluk Minamata Jepang.
- Kadmium (Cd) menjadi populer sebagai logam berat yang berbahaya setelah timbulnya pencemaran sungai di wilayah Kumamoto Jepang yang menyebabkan keracunan pada manusia.. Keracunan kronis yang disebabkan oleh Cd adalah kerusakan sistem fisiologis tubuh seperti pada pernapasan, sirkulasi darah, penciuman, serta merusak kelenjar reproduksi, ginjal, jantung dan kerapuhan tulang. Kadmium telah digunakan secara meluas pada berbagai industri antara lain pelapisan logam, peleburan logam, pewarnaan, baterai, minyak pelumas, bahan bakar. Bahan bakar dan minyak pelumas mengandung Cd sampai 0,5 ppm, batubara mengandung Cd sampai 2 ppm, pupuk superpospat juga mengandung Cd bahkan ada yang sampai 170 ppm. Limbah cair dari industri dan pembuangan minyak pelumas bekas yang mengandung Cd masuk ke dalam perairan laut serta sisa-sisa pembakaran bahan bakar yang terlepas ke atmosfir dan selanjutnya jatuh masuk ke laut.
- Timbal (Pb) juga salah satu logam berat yang mempunyai daya toksitas yang tinggi terhadap manusia karena dapat merusak perkembangan otak pada anak-anak, menyebabkan penyumbatan selsel darah merah, anemia dan mempengaruhi anggota tubuh lainnya. Pb dapat diakumulasi langsung dari air dan dari sedimen oleh organisme laut. Dewasa ini pelepasan Pb ke atmosfir meningkat tajam akibat pembakaran minyak dan gas bumi yang turut menyumbang pembuangan Pb ke atmosfir. Selanjutnya Pb tersebut jatuh ke laut mengikuti air hujan. Dengan kejadian tersebut maka banyak negara di dunia mengurangi tetraeil Pb pada minyak bumi dan gas alam untuk mengurangi pencemaran Pb di atmosfir.
Sumber Pencemar Logam Berat Yang Potensil
Secara alamiah, unsur-unsur logam berat terdapat di
seluruh alam, namun dalam kadar yang sangat rendah (BERNHARD 1978). Dalam air
laut kadar logam berat berkisar antara 10-5 - 10-2 ppm.Kadar ini akan meningkat
bila limbah perkotaan, pertambangan, pertanian dan perindustrian yang banyak
mengandung logam berat masuk ke lingkungan laut. Dari jenis-jenis limbah ini,
umumnya yang paling banyak mengandung logam berat adalah limbah industri. Hal
ini disebabkan senyawa atau unsur logam berat sangat banyak dimanfaatkan dalam
industri, baik sebagai bahan baku, katalisator, fungisida maupun sebagai
"additive" . Limbah industri yang banyak mengandung logam berat ini
akan terbawa oleh sungai atau udara ke dalam laut. Oleh karena itu limbah
industri merupakan sumber pencemar logam berat yang potensil bagi perairan
laut. Jumlah dan jenis logam berat yang terdapat dalam limbah industri
tergantung pada jenis dan proses industrinya sendiri. Oleh karena itu, dari
jenis industri yang ada pada suatu daerah dapat diramalkan jenis pencemaran
logam berat yang mungkin akan terjadi. Misalnya untuk perairan laut yang banyak
menampung limbah industri kayu, jenis pencemaran logam berat yang mungkin akan
terjadi adalah Cu, Cr dan As. (Horas P Hutagalung, 1984)
Dampak Pencemaran Akibat Logam Berat
WHO (World Health Organization) atau Organisasi
Kesehatan Dunia dan FAO (Food Agriculture Organization) atau Organisasi Pangan
Dunia merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi makanan laut (seafood) yang
tercemar logam berat. Logam berat telah lama dikenal sebagai suatu elemen yang
mempunyai daya racun yang sangat potensil dan memiliki kemampuan terakumulasi
dalam organ tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit yang menyebabkan kematian. (Yuni Cristiany Munthe 2013)
Bahaya yang Dapat Ditimbulkan oleh Logam Berat di
dalam Tubuh Manusia :
Barium (Ba): Dalam bentuk serbuk, mudah terbakar
pada temperatur ruang. Jangka panjang, menyebabkan naiknya tekanan darah dan
terganggunya sistem syaraf.
Cadmium (Cd): Dalam bentuk serbuk mudah terbakar.
Beracun jika terhirup dari udara atau uap. Dapat menyebabkan kanker. Larutan
dari kadmium sangat beracun. Jangka panjang, terakumulasi di hati, pankreas, ginjal
dan tiroid, dicurigai dapat menyebabkan hipertensi.
Kromium (Cr): Kromium hexavalen bersifat
karsinogenik dan korosif pada jaringan tubuh. Jangka panjang, peningkatan
sensitivitas kulit dan kerusakan pada ginjal
Timbal (Pb): Beracun jika termakan atau terhirup
dari udara atau uap. Jangka panjang, menyebabkan kerusakan otak dan ginjal;
kelainan pada kelahiran
Raksa (Hg): Sangat beracun jika terserap oleh kulit
atau terhirup dari uap. Jangka panjang, beracun pada sistem syaraf pusat, dapat
menyebabkan kelainan pada kelahiran.
Perak (Ag): Beracun. Jangka panjang, pelunturan
abu-abu permanen pada kulit, mata dan membran mukosa (mucus).
Pencegahan Dan Penanggulangan
Terjadinya Pencemaran Laut
Upaya
penanganan pencemaran logam berat sebenarnya dapat dilakukan dengan menggunakan
proses kimiawi. Seperti penambahan senyawa kimia tertentu untuk proses
pemisahan ion logam berat atau dengan resin penukar ion (exchange resins),
serta beberapa metode lainnya seperti penyerapan menggunakan karbon aktif,
electrodialysis dan reverse osmosis. Namun proses ini relatif mahal dan
cenderung menimbulkan permasalahan baru, yaitu akumulasi senyawa tersebut dalam
sedimen dan organisme akuatik (perairan). Penanganan logam berat dengan
mikroorganisme atau mikrobia (dalam istilah Biologi dikenal dengan
bioakumulasi,bioremediasi, atau bioremoval), menjadi alternatif yang dapat
dilakukan untuk mengurangi tingkat keracunan elemen logam berat di lingkungan
perairan tersebut.
Upaya pencegahan
maupun penanggulangan pencemaran laut telah diatur oleh pemerintahan dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran dan atau
perusakan laut.
- Melakukan proses bioremediasi diantaranya melepaskan serangga untuk menetralisir pencemaran laut yang disebabkan oleh tumbuhan minyak dari ledakan ladang minyak
- Fiteremendasi dengan menggunakan tumbuhan yang mampu menyerap logam berat, tumbuhan yang digunakan tersebut adalah pohon api – api. Pohon api – api memiliki kemampuan akumulasi logam berat yang tinggi.
Logam
berat memiliki efek negative bagi lingkungan tertuma air laut jika memiliki
kandungan logam berat melebihi ambang batas. Mengonsumsi makanan yang mengandung
logam berat dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan ganguan kesehatan. Maka dari
itu pencemaran logam berat harus segera di tangani agar tidak menimbulkan
bahaya bagi manusi. Selain itu perlunya pemantauan secara berkala dan
mengidentifikasi terhadap industri yang berpotensi sebagai sumber pencemaran.
DAFTAR PUSTAKA
Satmoko Yudo. 2006. KONDISI
PENCEMARAN LOGAM DI PERAIRAN SUNGAI DKI JAKARTA. Dalam : http://ejurnal.bppt.go.id/ejurnal2011/index.php/JAI/article/view/55/8
(Diakses 13 Februari 2020)
Yuni Cristiany Munthe. 2013. Pencemaran Laut. Dalam https://www.academia.edu/8318846/Makalah_Pencemaran_Laut
( Diakses 13 Februari 2020)
Horas P Hutagalung. 1984. LOGAM BERAT
DALAM LINGKUNGAN LAUT. Dalam : http://jurnal.big.go.id/index.php/GL/article/viewFile/88/85
( Diakses 14 Februari 2020)
Dony Purnomo.
2009. LOGAM BERAT SEBAGAI PENYUMBANG PENCEMARAN AIR LAUT. Dalam : https://masdony.wordpress.com/2009/04/19/logam-berat-sebagai-penyumbang-pencemaran-air-laut/
(15 Februari 2020)
Seraram Manise.
2015. Makalah Pencemaran Biota Laut (Logam Berat). Dalam : https://serarammanise.blogspot.com/2015/11/makalah-pencemaran-biota-laut-logam.html
( 15 Februari 2020)
mind map rapih,judul artikel sesuai dengan isi materi yang disampaikan.good luck
BalasHapus