Oleh : Imam Rohmadi (@Q11-Imam)
email: ImamRohmadi.IR@gmail.com
ABSTRAK
Kimia hijau juga disebut kimia berkelanjutan merupakan filsafat penelitian dan rekayasa/teknik kimia yang menganjurkan desain produk dan proses yang meminimasi penggunaan dan penciptaan senyawa-senyawa berbahaya. Sebagai sebuah filsafat kimia, kimia hijau berlaku pada kimia organik, kimia anorganik, biokimia, kimia analitik, dan bahkan kimia fisis. US-EPA menjelaskan 12 Prinsip utama Kimia Hijau (EPA, 2015).
Kata kunci: kimia hijau, kimia lingkungan, limbah
PENDAHULUAN
Kimia hijau (Green Chemistry) adalah desain produk dan proses kimia yang berupaya mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat berbahaya (EPA, 2015 dalam Hidayat, 2018). Kimia hijau merupakan konsep dan pemikiran mengenai kimia untuk menyelamatkan lingkungan dari pencemaran.
PEMBAHASAN
Kimia hijau merupakan pendekatan yang sangat efektif dengan solusi ilmiah inovatif untuk situasi dunia nyata untuk pencegahan polusi atau pencemaran pada lingkungan. Konsep kimia hijau mulai dikenal global pada awal tahun 1990 setelah Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional untuk mencegah atau mengurangi polusi.
12 Prinsip dalam Kimia Hijau menurut United States Environmental Protection Agency (US-EPA), meliputi:
- Pencegahan Limbah. Berbagai teknologi pengolahan limbah telah diterapkan seperti sanitary landfill, incinerator dan land treatment. Namun itu sangat mahal, maka lebih baik mencegah daripada menanggulangi dan mengelola limbah.
- Memaksimalkan Ekonomi Atom. Metode sintesis harus didesain untuk memaksimalkan penggabungan semua bahan yang digunakan dalam proses untuk menjadi produk akhir.
- Perancangan Sintesis Aman. Metode sintesis didesain untuk menggunakan dan menghasilkan zat dengan toksisitas rendah atau tidak berbahaya bagi kesehatan manusia dengan meminimalkan paparan atau bahaya penggunaan bahan kimia tersebut.
- Perancangan Bahan dan Produk Kimia yang Aman. Membuat perancangan yang dapat mengurangi toksitas dengan melibatkan bidang toksikologi, sehingga dapat memprediksi terbentuknya molekul beracun dan cara mengeleminirnya.
- Pelarut Hijau. Pelarut sangat diperlukan untuk sebagian besar reaksi karena pelarut merupakan media untuk pencampuran, transfer panas, dan pengontrol reaktivitas pereaksi. Penggunaan zat zat tambahan (pelarut, agen pemisah dan sebagainya) dibuat sedapat mungkin tidak berbahaya bila digunakan.
- Perancangan Efisiensi Energi. Energi untuk proses kimia harus aman dan dampak lingkungan dengan ekonomisnya diminimalkan.
- Penggunaan Bahan Baku Terbarukan. Bahan mentah atau bahan baku harus bersifat terbarukan bukan bahan habis pakai yang akan terus menipis dan mahal secara ekonomis.
- Mengurangi Tahapan Derivatif. Derivatisasi yang tidak diperlu (gugus pelindung, proteksi/deproteksi, dan modifikasi sementara) pada proses fisika ataupun kimia harus diminimalkan atau sebisa mungkin dihindari karena pada setiap tahapan derivatisasi memerlukan tambahan reagen yang nantinya memperbanyak limbah.
- Katalis. Katalis berperan pada peningkatan selektifitas, mampu mengurangi penggunaan reagen, dan mampu meminimalkan penggunaan energi dalam suatu reaksi.
- Rancangan Degradasi. Bahan kimia harus didesain dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sehingga bahan kimia harus mudah terdegradasi dan tidak terakumulasi di lingkungan (sintesis biodegradable plastik, bioderadable polimer, serta bahan kimia lainya).
- Analisis Seketika Untuk Pencegahan Polusi. Metode analisis yang dilakukan secara real-time dapat mengurangi pembentukan produk samping yang tidak diinginkan.Ruang lingkup ini berfokus pada pengembangan metode dan teknologi analisis yang dapat mengurangi penggunaan bahan kimia yang berbahaya dalam prosesnya.
- Minimalisir Potensi Kecelakaan. Bahan kimia yang digunakan dalam reaksi kimia harus dipilih sedemikian rupa sehingga potensi kecelakaan yang dapat mengakibatkan masuknya bahan kimia ke lingkungan, ledakan dan api dapat dihindari.
KESIMPULAN DAN SARAN
Mengacu pada paparan mengenai prinsip kimia hijau, maka produk kimia yang ideal adalah dapat terurai mikroorganisme, mampu beradaptasi dengan siklus 3R (reuse, recycle, reduce), serta produk dan proses produksinya tidak menimbulkan bahaya. Penerapan aplikasi kimia hijau sangat dibutuhkan dalam kehidupan di dunia untuk mengantisipasi peningkatan pencemaran yang mungkin akan terjadi beberapa tahun ke depan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Atep Afia dan Kholil, Muhammad. 2018. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Wahana Resolusi, Yogyakarta.
@Q10-Agustina
BalasHapusapa saja energi terbarukan untuk mengurangi masalah krisis energi di masa depan?
penulisan sudah cukup baik
artikel bermanfaat terimakasih