Termodinamika
Oleh : @Kel-P08
Hana Muyesca (@P10-HANA); Gayatri Wahyu
(@P13-GAYATRI)
Semua
makhluk hidup melakukan pekerjaan. Tumbuh-tumbuhan melakukan pekerjaan ketika
mengangkat air dari akar ke cabang-cabang. Hewan melakukan pekerjaan ketika berenang,
merayap dan terbang. Kerja juga terjadi ketika kita memopa darah melalui
pembuluh darah dalam tubuh dan pada pemompaan ion-ion melewati dinding sel.
Semua kerja ini diperoleh dari pengeluaran energi kimia yang disimpan dalam
makanan yang dikonsumsi oleh makhluk hidup.
Kata Kunci :
Termodinamika,
kalor, energi.
I.
Pendahuluan
Termodinamika berasal
dari dua kata yaitu thermal (yang berkenaan dengan panas) dan dinamika (yang
berkenaan dengan pergerakan). Termodinamika adalah kajian mengenai hubungan panas,
kerja, dan energi dan secara khusus perubahan panas menjadi kerja. Hukum
termodinamika pertama dan kedua dirumuskan pada abad ke-19 oleh para ilmuwan
mengenai peningkatan efisiensi mesin uap. Bagaimana pun hukum ini merupakan
dasar seperti hukum fisika lainnya. Mereka membatasi efisiensi amuba dan ikan
paus seperti mereka membatasi efisiensi mobil atau tenaga nuklir tumbuhan.
II.
Permasalahan
Bagaimanakah proses
yang terjadi di dalam hukum termodinamika?
Apakah kalor jenis
mempengaruhi hukum termodinamika?
III.
Pembahasan
3.1 Hukum Termodinamika
1.
Hukum I
Termodinamika
Hukum I termodinamika menjelaskan tentang energi yang ada
dalam suatu system dalam termodinamika. Hukum I termodinamika mengenalkan hukum
kekekalan energi. Hukum kekekalan energi yaitu energi yang tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan, hanya dapat berubah energi dari bentuk satu ke
bentuk lainnya. Oleh karena itu, hukum I termodinamika sering disebut hukum
kekekalan energi. Ini berhubungan dengan beberapa proses termodinamika, yaitu
proses isotermik, isokhorik, isobarik, dan adiabatik. Dari energi yang ada pada proses tersebut, dapat pula
dihitung beberapa kapasitas panas kalornya, entalphi, dan kalor yang dihasilkan
dari proses tersebut. Hukum ini berbunyi: “Energi
tidak bisa dibuat atau dimusnahkan namun bisa dirubah dari satu bentuk ke
bentuk lainnya.”. Sesuai dengan hukum ini, energi yang diberikan oleh kalor
harus sama dengan kerja eksternal yang dilakukan ditambah dengan perolehan
energi dalam karena kenaikan temperatur. Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu akan bertambah.
Sistem yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem yang
mengalami perubahan suhu akan mengalami perubahan energi dalam.
2.
Hukum II Termodinamika
Hukum
kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total
entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat
seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya. Apabila sebuah
benda dilemparkan ke atas, maka secara spontan pula benda tersebut akan jatuh
kembali kebawah dan akhirnya diam. Setelah benda itu diam, maka energi
mekaniknya adalah nol. Jika energi total semesta tidak berubah, maka energi
termal dapat meningkat. Peningkatan energi termal menunjukan peningkatan yang
kecil pada temperatur benda dan tanah.
3.
Hukum III Termodinamika
Hukum
ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, maka semua
proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini
juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada
temperatur nol absolut bernilai nol.
3.2 Siklus Termodinamika
1. Siklus Reversible
Menurut Wiendartun (2019) Sebuah proses dimana perubahan
dalam arah sebaliknya, akan membalik proses seutuhnya, dikenal dengan proses reversible.
Sebagai contoh, jika selama proses termodinamika dari keadaan 1 ke 2, kerja
yang dilakukan oleh gas adalah W1-2, dan kalor yang diserap adalah Q1-2, kita
akan membawa sistem kembali dari keadaan 2 ke 1, proses disebut reversible.
Pada proses reversible seharusnya tidak ada kerugian panas karena gesekan,
radiasi atau konduksi, dsb. Siklus akan reversible jika semua proses yang
membentuk siklus adalah reversible. Maka pada siklus reversible, kondisi awal
dicapai kembali pada akhir siklus.
2. Siklus Irreversible
Sebagaimana telah disebut di atas bahwa jika perubahan dalam
arah sebaliknya, akan membalik proses seutuhnya disebut sebagai proses
reversible. Tetapi jika perubahan tidak membalik proses, maka disebut
irreversible. Pada proses irreversible, terjadi kerugian panas karena gesekan,
radiasi atau konduksi. Dalam keadaan di lapangan, sebagian besar adalah proses
irreversible. Penyebab utama irreversible adalah gesekan mekanik dan fluida,
ekspansi tak tertahan, perpindahan panas dengan perbedaan temperatur tertentu.
Lebih jauh, gesekan akan merubah kerja mekanik menjadi panas. Panas ini tidak
bisa dirubah kembali dalam jumlah yang sama ke dalam kerja mekanik. Sehingga
jika ada gesekan di dalam proses maka proses adalah irreversible. Sebuah siklus
adalah irreversible jika ada proses irreversible pada proses-proses siklus
tersebut. Maka pada siklus irreversible kondisi awal tidak didapati pada akhir
siklus.
3.2 Kalor Jenis
Menurut Halliday (1985), perbandingan banyaknya tenaga kalor
(∆Q) yang dibekalkan kepada sebuah benda untuk menaikan temperaturnya sebanyak
∆T dinamakan kapasitas kalor (c) dari benda tersebut yakni :
c = Kapasitas Kalor =
Kalor jenis adalah jumlah energi yang dipindahkan dari suatu
benda atau tubuh ke benda lain akibat dari suatu perbedaan suhu diantara benda
atau tubuh tersebut. Kalor dinyatakan dalam satuan energi joule (J) menurut
satuan SI. Kalor umumnya dinyatakan dalam satuan kalori (kkal), yaitu satu
kalori adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 gram air
sebanyak 1 derajat celcius pada suhu kamar (293oK).
IV.
Kesimpulan dan Saran
1. Hukum Termodinamika dilakukan dalam empat
proses, yaitu isotermal, isokhorik, isobarik, dan proses adiabatik.
2. Penerapan hukum I Termodinamika pada manusia
adalah pada saat manusia makan untuk memenuhi kebutuhan energi guna mendukung
segala aktifitas yang dilakukan.
V.
Daftar Pustaka
Wiendartun. 2019. Siklus Termodinamika.
Dalam http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195708071982112-WIENDARTUN/ThermoMklh-1.pdf
Fadlilah, Muhammad. 2019. Hukum I Termodinamika.
Dalam https://www.academia.edu/8470106/Makalah_Hukum_1_Termodinamika
Hois, Hendrik. 2011. Pengertian Kalor
Jenis. Dalam https://www.academia.edu/11661297/LAPORAN_PRAKTIKUM_FISIKA_DASAR_KALOR_JENIS
Prayoga,
Setiawan. 2010. Pengertian Termodinamika. Dalam https://www.academia.edu/10929767/makalah_tentang_termodinamika
Hamid, Abu. 2007. Hukum
II dan III Termodinamika. Dalam http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Diktat%20Termodinamika.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.