.

Jumat, 24 Agustus 2018

Kimia Hijau dan Pembangunan Kesehatan di Perkotaan


Abstrak

Kimia hijau adalah suatu pendekatan terhadap perancangan, proses pembuatan, dan pemanfaatan produk-produk kimia sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan bahaya dampak buruk zat kimia terhadap lingkungan termasuk manusia. Tujuan utama pendekatan kimia hijau adalah untuk menciptakan zat-zat kimia yang lebih baik dan aman dan secara bersamaan dapat memilih cara-cara yang paling aman dan efisien untuk mensintesa zat-zat tersebut dan mengurangi sampah kimia yang dihasilkan.

Kata Kunci: Kimia Hijau, Kelestarian Lingkungan, Manfaat

Isi:

Green chemistry atau “kimia hijau” merupakan bidang kimia yang berfokus pada pencegahan polusi. Pada awal 1990-an, green chemistry mulai dikenal secara global setelah Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional untuk mencegah atau mengurangi polusi. Green chemistry merupakan pendekatan untuk mengatasi masalah lingkungan baik itu dari segi bahan kimia yang dihasilkan, proses ataupun tahapan reaksi yang digunakan. Konsep ini menegaskan tentang suatu metode yang didasarkan pada pengurangan penggunaan dan pembuatan bahan kimia berbahaya baik itu dari sisi perancangan maupun proses. Bahaya bahan kimia yang dimaksudkan dalam konsep green chemistry ini meliputi berbagai ancaman terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, termasuk toksisitas, bahaya fisik, perubahan iklim global, dan penipisan sumber daya alam. Anwar (2015)

Santosa dalam Hidayat (2008) menjelaskan, bahwa mengapa ilmu kimia yang diperkaya dengan konsep-konsep yang penerapannya mendukung pelaksanaan pembanguunan lestari diistilahkan dengan kimia hijau? Ternyata hijau merupakan warna kehidupan alam, warna klorofil, selain itu lahan yang subur dikenal sebagai lahan hijau. Dengan sendirinya Kimia Hijau merupakan ilmu kimia yang baik,subur dan dapat meningkatkan kesejahteraan umat manusia secara berkesinambungan, namun selalu serasi dan peduli dengan lingkungan. Dalam hal ini Kimia Hijau juga dikenal sebagai Kimia Lestari (Sustainable Chemistry).

Manfaat kimia hijau adalah mengusahakan proses-proses kimia yang lebih ekonomis karena  biaya produksi dan regulasi yang lebih rendah, effisien dalam penggunaan energi, pengurangan limbah produksi, pengurangan kecelakaan, produk yang lebih aman, tempat kerja dan komunitas yang lebih sehat, perlindungan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

Adapun 12 prinsip Green Chemistry antara lain:

1. Mencegah Limbah Kimia
Lebih baik mencegah pembentukan limbah buangan sedikit mungkin daripada melakukan proses pembersihan dari produk2 buangan.

2. Memaksimalkan Atom Ekonomi
Mendesain sintesa agar produk akhir mengandung proporsi maksimum dari materi awal yang digunakan. Kalau ada atom yang terbuang, sebaiknya hanya sedikit.

3. Desain Sintesis Kimia yang Tidak Berbahaya
Mendesain sintesa untuk digunakan dan menghasilkan zat kimia yang tidak atau hanya sedikit menjadi racun bagi manusia dan lingkungannya atau mengurangi bahaya bahan kimia.

4. Desain Produk Kimia yang Aman
Produk kimia seharusnya didesain untuk mempengaruhi fungsi yang diinginkan dengan meminimalkan toksisitas (sifat beracun) mereka.

5. Gunakan Pelarut yang Aman
Semaksimal mungkin diupayakan untuk tidak menggunaan zat tambahan (misalnya, pelarut, agen pemisah, dll). Penggunakan pelarut biasanya mengarah ke produksi limbah. Oleh karena itu penurunan volume pelarut atau bahkan penghapusan total pelarut akan lebih baik. Dalam kasus di mana pelarut diperlukan, hendaknya perlu diperhatikan penggunaan pelarut yang cukup aman.

6. Meningkatkan Efisiensi Energi
Penggunaan energi yang minimal. Proses synthesis diusahakan tidak pada kondisi extreme (ambient temperature & pressure).

7. Gunakan Bahan Baku Terbarukan
Bila memungkinkan, transformasi kimia harus dirancang untuk memanfaatkan bahan baku yang terbarukan. Contoh bahan baku terbarukan termasuk produk pertanian atau limbah dari proses lainnya. Contoh bahan baku depleting termasuk bahan baku yang ditambang atau dihasilkan dari bahan bakar fosil (minyak bumi, gas alam atau batubara).

8. Hindari Penggunaan Kimia Derivatif
Derivatisasi yang tidak perlu (penggunaan kelompok „blocking“, proteksi / deproteksi, modifikasi sementara proses fisika / proses kimia) harus dikurangi atau dihindari jika mungkin, karena langkah-langkah seperti ini membutuhkan reagen tambahan dan dapat menghasilkan limbah. Transformasi Sintetik yang lebih selektif akan menghilangkan atau mengurangi kebutuhan untuk proteksi gugus fungsi. Selain itu, urutan sintetis alternatif dapat menghilangkan kebutuhan untuk mengubah gugus fungsi dengan ada gugus fungis lain yang lebih sensitif.

9. Gunakan Katalis
Jika proses katalitis, pilihlah katalisator yang effisien/efektive, mudah digunakan kembali (reconditioning) dan sesuai dengan porsi stoichiometri-nya.

10. Desain Produk yang Terdegradasi
Mendesain produk kimiawi yang terurai ke dalam zat yang tidak berbahaya setelah digunakan supaya tidak terakumulasi dalam lingkungan.

11. Analisis Real-Time untuk Mencegah Polusi
Melakukan pemantauan dan pengontrolan waktu sesunggunya selama sintesis berlangsung untuk meminimalkan atau menghilangkan pembentukan limbah.

12. Minimalkan Potensi Kecelakaan
Mendesain zat kimia dan bentuknya untuk meminimalkan potensi terjadinya kecelakaan kimiawi termasuk ledakan, kebakaran, dan pelepasan ke dalam lingkungan

Daftar Pustaka

Mustafa, Dina. 2016. Kimia Hijau dan Pembangunan Kesehatan
yang Berkelanjutan di Perkotaan dalam http://repository.ut.ac.id/7091/1/UTFMIPA2016-07-dina.pdf (Di unduh pada tanggal 24 Agustus 2018)

Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta: Pantona Media

Anwar. Muslih. 2015. Kimia Hijau / Green Chemistry dalam http://bptba.lipi.go.id/bptba3.1/?lang=id&u=blog-single&p=343 (Di unduh pada tanggal 24 Agustus 2018)

Wulanda. Puput Istika. 2017. 12 Prinsip-Prinsip Green Chemistry dalam https://civitas.uns.ac.id/puputistika/2017/03/14/12-prinsip-prinsip-green-chemistry/ (Di unduh pada tanggal 24 Agustus 2018)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.