INDUSTRI PETROKIMIA
ABSTRAK
Industri petrokimia
merupakan industri yang memproduksi bahan-bahan kimia yang berasal dari minyak
bumi dan gas alam. Salah satu industri manufaktur strategis yang memiliki peran
penting
dalam struktur
industri nasional adalah industri petrokimia. Struktur industri Petrokimia yang
kuat akan memberikan landasan kokoh bagi tumbuh dan berkembangnya industri tersebut.
Kuatnya struktur industri petrokimia terutama di sisi hulu dan antara tidak
hanya akan berdampak positif sebagai penghasil bahan baku yang dapat memberikan
konstribusi terhadap pendapatan devisa negara, namun akan memperkuat dasar dan
mendukung kecepatan pertumbuhan industri turunan atau hilirnya.
PENDAHULUAN
Minyak Bumi merupakan campuran hidrokarbon yang terbentuk berjuta-juta tahun
dari dekomposisi bertahap hewan dan tumbuhan. Biasanya minyak bumi berada di
bawah permukaan tanah. Minyak kasar dibawa ke permukaan tanah melaui pengeboran
dari dalam tanah dan pemompaan untuk pemanfaatannya. Minyak kasar harus
dikilang melalui distilassi atau penyulingan bertingkat untuk memperoleh jenis
bahan bakar tertentu. Bahan bakar yang diperoleh dari penyulingan, antara lain
bensin, kerosin, minyak tanah, dan parafin. Bagaimana proses terjadinya minyak
bumi dan gas alam? Bagaimana cara membedakan kualitas bensin? Bagaimana
penggunaan residu minyak bumi? Apa dampak pembakaran bahan bakar terhadap
lingkungan? Untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut, pahamilah makalah
berikut ini.
Perumusan Masalah
Dalam penyusunannya, makalah ini dibatasi dengan pertanyaan :
Dalam penyusunannya, makalah ini dibatasi dengan pertanyaan :
1. Bagaimana cara menghasilkan Produk Petrokimina?
2. Komponen apa saja yang dibutuhkan dalam memproduksi Petrokimia?
3. Apa saja produk turunan dari Petrokimia?
PEMBAHASAN
Petrokimia adalah bahan-bahan atau produk-produk yang dihasilkan
dari minyak dan gas bumi. Indusrtri petrokimia adalah industri yang
berkembang berdasarkan suatu pola yang mengkaitkan suatu produk-produk industri
minyak bumi yang tersedia, dengan kebutuhan masarakat akan bahan kimia atau
bahan konsumsi dalam kehidupan sehari-hari.Di Indonesia, perusahaan petrokimia
lokal terbesar adalah Pertamina. Industri petrokimia Pertamina yang berbahan
baku minyak dan gas bumi antara lain Kilang Metanol di Pulau Bunyu Kalimantan
Timur, Kilang Purified Terephthalic Acid (PTA) dan Kilang Polypropylene (Polytam)
di Plaju, Sumatra Selatan, Kilang Paraxylene dan Benzene di Cilacap, Jawa
Tengah. Industri petrokimia dibagi menjadi dua bagian besar yaitu :
a. Industri petrokimia hulu
mengolah produk dasar
(produk primer) menjadi produk setengah jadi (produk antara). Contoh :
Methanol, Etilena, Propilena, Butadina, Benzena, Toluena, Xylena, Fuel
Coproducts, Pyrolisis Gasolina, Pirolisis Fuel Oil.
b. industri petrokimia hilir
mengolah produk setengah
jadi menjadi produk yang siap pakai. Contohnya seperti plastik, pelarut
(seperti solvent), zat peledak, karet sintetis, nilon dll.
Untuk memperoleh produk
petrokimia dilakukan dengan 3 tahapan, yaitu:
1. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia
2. mengubah bahan dasar menjadi produk setengah jadi
3. mengubah produk setengah jadi menjadi produk akhir
Bahan Dasar Petrokimia
dan Produk Turunannya
Bahan baku terbagi kedalam dua jenis, yaitu bahan baku yang berasal dari kilang
minyak dan bahan baku yang berasal dari lapangan gas bumi. Bahan baku yang
berasal dari kiliang minyak diantaranya adalah :
o Fuel
gas
o Gas
propane dan butane
o Mogas
o Nafta
o Kerosin/
minyak tanah
o Gas
oil
o Fuel
Oil
o Short
residue/ waxy residue
Bahan baku yang berasal
dari lapangan gas bumi diantara adalah:
o Metana
(CH4
o Etana
(C2H6)
o Propana
(C3H8)
o Butana
(n-C4H10)
o Kondensat
(C5H12 – C11H24)
Bahan baku yang berasal dari kilang minyak diperoleh dari Kilang Minyak
Cilacap, Balongan, Dumai, Musi, Balikpapan dan lain sebagainya. Sedangkan bahan
baku yang berasal dari lapangan gas bumi diperoleh dari Lapangan Gas Arun,
Lapangan Gas Badak/ Bontang, dan Lapangan gas Natuna.
Tapi secara umum, ada
tiga bahan dasar yang digunakan dalam industri petrokimia yaitu:
Oelofin
Oelofin adalah bahan dasar petrokimia yang paling utama. Produksi oelofin
diseluruh dunia mencapai milayaran kg pertahun. Olefin yang paling banyak
diproduksi adalah:
1. Etilena
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar etilena adalah:
a. Polietilena, merupakan plastic yang
banyak dioproduksi yang banyak digunakan sebagai kantong plastik dan plastik
pembungkus (sampul). Dalam industri plastik polietilena digunakan sebagai
bahan dasar, tapi ditambahankan bahan tambahan lainnya seperti bahan pengisi, plasticer,
dan pewarna.
b. PVC atau polivinilklorida :
plastik yang digunakan untuk pembuatan pipa paralon dan pelapis lantai
c. Etanol (alkohol) : digunakan
senagai bahan bakar atau bahan setengah jadi untuk pembuatan produk lain,
misalnya pembuatan asam asetat
d. Etilena glikol : digunakan
sebagai bahan antibeku dalam radiator mobil didaerah beriklim dingin
2. Propilena
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar propilena adalah:
a. Polipropilena, digunakan sebagai tali
dan karung plastik. Bahan ini lebih kuat dari polietilena.
b. Gliserol, digunakan sebagai
bahan kosmerik (pelembab), industri makanan, dan bahan untuk membuat peledak
(nitrogliserin)
c. Isopropyl alcohol, digunakan
sebagai bahan-bahan produk petrokimia yang lain misalnya membuat aseton
3. Butadiena
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar butadiene adalah karet
sintetis dan nilon.
Aromatik
Bahan aromatik memiliki rantai rangkap selang seling dalam ikatan senyawanya.
Pada industri petrokimia bahan aromatik terpenting adalah:
1. Benzena
Adalah senyawa
kimia organik yang berupa cairan
tak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang manis.
Benzena ditemukan pada tahun 1825 oleh seorang
ilmuwan Inggris, Michael Faraday, yang mengisolasikannya dari gas
minyak dan menamakannya bikarburet dari hidrogen.
Beberapa produk
petrokimia yang menggunakan bahan dasar benzena adalah:
a.stirena : untuk
membuat karet sintetis
b. kumena : untuk
membuat fenol
c. sikloheksana
: untuk membuat nilon
2. Toulena
Toluena, dikenal juga
sebagai metilbenzena ataupun fenilmetana, adalah cairan bening
tak berwarna yang tak larut dalam air dengan aroma sepertipengencer cat dan
berbau harum seperti benzena. Toluena adalah hidrokarbon aromatik
yang digunakan secara luas dalam stok umpan industri dan juga
sebagai pelarut. Seperti pelarut-pelarut lainnya, toluena juga digunakan
sebagai obat inhalan karena sifatnya yang memabukkan.
3. Xilena
Produk petrokimia yang
menggunakan bahan dasar xilena adalah asam tereftalat untuk bahan dasar
pembuatan serat.
Manfaat Petrokimia
1. Aspal
Salah satu produk
petrokimia misalnya aspal. Kita semua pasti mengenal dan merasakan manfaatnya.
Apa jadinya jika jalan tidak dilapis aspal? dimusim hujan becek, dimusim
kemarau berdebu. Kegunaan lain aspal digunakan untuk pelapis tanggul, pelapis
tahan air, sebagai bahan isolasi, pelapis anti korosi pada logam dan juga
sebagai bahan campuran pada pembuatan briket batubara.
2. Lilin
Hampir disetiap rumah
tangga mengenal adanya lilin, yang digunakan sebagai cadangan bila lampu dari
PLN padam. Lilin jenis ini oleh pertamina diproduksi dengan nama Hard Semi
White Wax dan Fully Refined White Wax. Tapi selain untuk penerangan, kedua jenis
lilin tersebut juga dapat digunakan sebagai kertas lilin pembungkus, bahan baku
semir serta pengkilap lantai dan mebel.
3. Polytam PP (Polipropilena Pertamina)
Kantong plastik, karung
plastik, film, produk cetakan (moulding) dan tali rafia adalah produk yang
sangat memasyarakat. Produk tersebut dibuat dengan menggunakan bahan polytam
PP. Pertamina kini memasarkan dua macam polytam PP, yaitu Fill Grade -F600 dan
Yarn Grade -F401.
4. Methanol
Methanol dapat digunakan
sebagai lem untuk industri polywood (formaldehyde/adhesive) bahan baku untuk
pembuatan dimetil-tereptalate, methylamines, methycloride, methylmetha orylate,
bahan bakar kendaraan bermotor sebagai methytertiary buthylether, bahan bakar
pesawat, bahan bakar jenis methyl fuel, bahan pelarut jenis nitro cellulose,
dyes, resin, insektisida, dehidrator gas alam, dan sebagai bahan baku untuk
industri protein sintesis dengan fermentasi berkesinambungan.
Dampak Negatif Industri
Petrokimia
Dalam usahanya meningkatkan kualitas hidup manusia berupaya untuk mengolah dan
memanfaatkan kekayaan alam yang ada demi tercapainya kualitas hidup yang
diinginkan. Namun, pada kenyataannya timbul dampak negatif dari industri
tersebut. Dampak terhadap lingkungan dapat mengurangi daya dukung alam yang
berarti mengurangi kemampuan alam untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.
Sedangkan bagi manusia dapat menurunkan kualitas hidup manusia itu sendiri.
Dampak lain yaitu dampak yang berhubungan
dengan masalah sosial masyarakat (dampakpsikososioekonomi).
PENUTUP
Kesimpulan
Industri petrokimia secara umum dapat didefinisikan sebagai ”industri yang
berbahan baku utama produk migas (naphta, kondensat yang merupakan produk
samping eksploitasi gas bumi, gas alam), batubara, gas metana batubara, serta
biomassa yang mengandung senyawa-senyawa olefin, aromatik, n-parrafin, gas
sintesa, asetilena dan menghasilkan beragam senyawa organik yang dapat
diturunkan dari bahan-bahan baku utama tersebut, untuk menghasilkan
produk-produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi daripada bahan bakunya.”
Kondisi ketersediaan bahan baku dari produk migas
yang makin terbatas dan mahal mengakibatkan mulai munculnya pencarian-pencarian
bahan baku pengganti, diantaranya gas etana, batubara, gas dari coal
bed methane, dan limbah refinery (coke).
DAFTAR PUSTAKA
Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). (2010). Pengembangan Investasi
Industri Petrokimia berbasis C1 dan turunannya. Jakarta - BKPM
|
Charles
W.L. Hill dan Gareth R. Jones. (2008). Strategic Management: An Integrated
Approach, 9th Edition. Texas: South-Western Cengage Learning.
|
Direktorat
Perencanaan Industri Manufaktur. (2011). Pengembangan Investasi Industri
Petrokimia Terintegrasi – Olefin. Jakarta
|
Kamar
Dagang dan Industri Indonesia (2010). Kebutuhan Teknologi dan Potensi
Kerjasama Riset dengan Industri. Jakarta
|
Media data (2010). Progress Industri Petrokimia di
Indonesia. Jakarta – PT Media Data Riset
|
Nugroho,
B.P. (2011). Panduan Pengembangan Klaster Industri. Pusat Pengkajian
Kebijakan Inovasi Teknologi : BPPT.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.