.

Sabtu, 10 Februari 2018

APA SIH KIMIA HIJAU (GREEN CHEMISTRY)








Oleh : Putri Mayang Sari (@F31-Putri, @proyekD07)

Abstrak


Tututan sebagian besar manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih sejahtera makin memacu pengembangan teknologi dan industri yang lebih mumpuni. Namun di sisi lainnya ternyata beragam kegiatan teknologi dan industri menyisakan material buangan, yang sebagian di antaranya membahayakan kelangsungan kehidupan umat manusia. Dalam hal ini kimia hijau merupakan paradigma yang relatif baru dengan fokus pada upaya mengoptimalkan kegiatan perancangan proses, produk dan pasca produk yang bisa memperkecil bahkan menihilkan pemakian dan pembentukan bahan kimia beracun dan berbahaya. Tidak dapat dipungkiri bebrbagai kegiatan industri hampir selalu menyisakan bahan buangan, jika dilepas begitu saja dilingkungan  maka akan menimbulkan dampak menurunkan tingkat kesejahteraan umat manusia, mulai dari gangguan kesehatan, kerusakan organ tubuh, bahkan kematian. Di sisi lainnya ekosistem dapat mengalami ketidakseimbangan bahkan kehancuran jika terus-menerus mengadopsi bahan kimia beracun dan berbahaya.

Kata kunci : Kimia hijau.

Isi Pembahasan


Menurut EPA (2015), Kimia Hijau ( Green Chemistry) adalah desain produk dan proses kimia yang berupaya mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat berbahaya.


Green chemistry merupakan pendekatan yang sangat efektif  dengan solusi ilmiah inovatif untuk situasi dunia nyata untuk pencegahan polusi atau pencemaran pada lingkungan. Konsep kimia hijau mulai dikenal global pada awal tahun 1990 setelah Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional untuk mencegah atau mengurangi polusi.
 
Kimia hijau berupaya semaksimal mungkin mengurangi dampak negatif dari berbagai proses kimia terhadap kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan. Menurut Santosa (2008), pengurangan dampak negatif dapat dilakukan melalui penggunaan bahan dasar yang terbarukan, penggunaan proses dan bahan kimia (reaktan, pelarut, katalis) yang ramah lingkungan penghematan penggunaan energi dan bahan dasar, peningkatan efisiensi untuk meminimalkan pembentukan produk samping dan limbah, serta menghasilkan produk yang aman.
Kimia hijau merupakan paradigma yang relatif baru dengan fokus pada upaya mengoptimalkan kegiatan perancangan proses, produk dan pasca produk yang bisa memperkecil bahkan menihilkan pemakian dan pembentukan bahan kimia beracun dan berbahaya. Tidak dapat dipungkiri bebrbagai kegiatan industri hampir selalu menyisakan bahan buangan, jika dilepas begitu saja dilingkungan  maka akan menimbulkan dampak menurunkan tingkat kesejahteraan umat manusia, mulai dari gangguan kesehatan, kerusakan organ tubuh, bahkan kematian. Di sisi lainnya ekosistem dapat mengalami ketidakseimbangan bahkan kehancuran jika terus-menerus mengadopsi bahan kimia beracun dan berbahaya.
Kimia hijau merupakan suatu pendekatan yang bertujuan untuk menghilangkan penggunaan dan pembentukan zat berbahaya dengan merancang proses manufaktur yng lebih baik untuk produk kimia. Secara khusus, tujuan kimia hijau ialah untuk menghasilkan produk dengan tingkat toksisitas serendah mungkin dan kalau bisa nol (zero) dengan memperhatikan secara saksama setiap proses selama kegiatan produksi berlangsung.

Prinsip utama kimia hijau

  • Pencegahan limbah : lebih baik untuk mencegah sedini mugkin terjadinya limbah dari pada menanggulangi dan mengelola limbah yang sudah terlanjur terbentuk.

  • Memaksimalkan ekonomi atom : perangcangan sintesis sedemikian rupa sehingga produk akhir mengandung proporsi maksimum dari bahan awal.

  • Perancangan sintesis dengan bahan kimia yang tidak berbahaya : dalam praktek metode sintesis seharusnya didesain untuk menggunakan dan menghasilkan zata yang paling sedikit atau sama sekali tidak menimbulkan toksisitas pada manusia dan lingkungan.

  • Perangcangan bahan dan produk kimia yang aman : produk kimia seharusnya dirancang sesuai fungsi yang diinginkan, dan meminimalkan terjadinya toksisitas bagi manusia dan lingkungan.

  • Pelarut dan senyawa pembantu yang ramah lingkungan (pelarut hijau) : meskipun termasuk sebagai zat yang tidak berkontribusi langsung terhadap stuktur produk, tetapi diperlukan untuk terjadinya reaksi kimia dalam proses produk.

  • Perancangan untuk efisiensi energi : penggunaan energi dalam proses kimia perlu senantiasa memperhatikan dampak lingkungan dan nilai ekonominya, dalam hal ini jumlahnya harus diminimalisir.

  • Penggunaan bahan baku (bahan dasar atau bahan mentah) terbarukan : apabila secara teknis dan ekonomi memungkinkan, maka sebaiknya menggunakan bahan baku yang terbarukan.
  • Mengurangi tahapan reaksi atau derivatif : derivatisasi yang tidak dikehendaki harus diminimalkan atau dihindari, karena langkah-langkah tersebut akan membutuhkan tambahan reagen dan dapat menghasilkan limbah.

  • Katalisis : reagen katalisis seharusnya lebih unggul untuk reagen stoikiometri.

  • Rangcangan untuk degradasi (peruraian) : produk kimia seharusnya dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat terurai menjadi produk yang tidak berbahaya.
  • Analisia seketika (real time) untuk pencegahanpolusi : metodologi analitik perlu dikembangkan lebih lanjut untuk memungkinkan kontrol proses dan monotoring seketika, hal itu untuk mengantisipasi terbentuknya zat berbahaya.

  • Meminalisir potensi kecelakaan : rancangan kimia dan bentuk fisik (padat, cair dan gas) harus sedemikian rupa, sehingg potensi kecelakaan seperti ledakan, kebakaran dan kontaminasi terhadap lingkungan menjadi sangat minimal.


Dalam hal ini FSE (2015) mengungkapkan, bahwa prinsip ke 12 ini lebih berfokus pada keselamatan pekerja dan masyarakat di sekitar lokasi atau kawasan industri. Lebih aman dan lebih baik menggunakan bahan kimia yang tidak menimbulkan ledakan, percikan api dan terbakar di udara dalam melakukan proses produksi.


Tidak semua yang di atas itu dapat dilakukan secara bersamaan, akan tetapi ada beberapa hal yang dapat kita lakukan agar tujuan dari kimia hijau ini tercapai yaitu : mengurangi limbah, material bahan-bahan toksis, bahaya, resiko, energi, biaya.

Daftar Pustaka






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.