.

Minggu, 10 September 2017

RACUN DALAM KIMIA PANGAN

@D17-Nabila - 
Oleh : Nabila Sopyan Aisya Putri

Menurut Volk (1989), foodborne diseases yang disebabkan oleh organisme dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu infeksi makanan dan keracunan makanan. Infeksi makanan terjadi karena konsumsi makanan mengandung organisme hidup yang mampu bersporulasi di dalam usus, yang menimbulkan penyakit. Organisme penting yang menimbulkan infeksi makanan meliputi Clostridium perfringens, Vibrio parahaemolyticus, dan sejumlah Salmonella.
Sebaliknya, keracunan makanan tidak disebabkan tertelannya organisme hidup, melainkan akibat masuknya toksin atau substansi beracun yang disekresi ke dalam makanan. Organisme penghasil toksin tersebut mungkin mati setelah pembentukan toksin dalam makanan. Organisme yang menyebabkan keracunan makanan meliputi Staphylococcus aureus, Clostridium botulinum, dan Bacillus cereus.
Selama tiga dasawarsa terakhir ini bahan kimia telah banyak dibuat. Penemuan atau pembuatan bahan kimia dilakukan dalam pabrik atau laboratorium kimia. Banyak bahan kimia batu ini bersifat membayahakan sehingga perlu penanganan yang tepat agar tidak menimbulkn masalah. Bahan kimia berbahaya tidak selaluu berupa bahan kimia sintetik, karena banyak bahan kimia alami dalam dosis tertentu yang berbahaya apabila sampai masuk ke dalam tubuh.
Bahan kimia beracun atau bahan kimia toxic adalah bahan kimia yang apabila masuk kedalam tubuh pada dosis tertentu akan membahayakan kesehatan atau jiwa manusia. Bahan kimia toksik masuk kedalam tubuh secara ingesti (melalui mulut) bersama-sama dengan makanan atau minuman. Keracunan bahan kimia seringkali dijumpai pada anak-anak dbawah umur lima tahun karena anak seusia itu mempunyai kebiasaan untuk memasukan segala benda kedalam mulut.
Pengaruh bahan kimia toksik terhadap beberapa organ tubuh tidaklah selalu sama. Ada beberapa bahan kimia toksik yang hanya mempengaruhi sistemsaraf pusat, hati, jantung, atau ginjal. Sebaliknya ada bahan kimia toksik yang dapat menyerang beberapa organ tubuh secara bersamaan. Misalnya, karbon tetraklorida bersifat toksik terhadap jantung, ginjal, dan hati. (Damin Sumartjo, 2017)
Menurut Undang-Undang No.7 tahun 1996, keamanan pangan didefinisikan sebagai suatu kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
Lebih dari 90 persen terjadinya foodborne diseases pada manusia disebabkan kontaminasi mikrobiologi, yaitu meliputi penyakit tifus, disentri bakteri atau amuba, botulism dan intoksikasi bakteri lainnya, serta hepatitis A dan trichinellosis. WHO mendefinisikan foodborne diseases sebagai penyakit yang umumnya bersifat infeksi atau racun yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang dicerna.

Residu pencemaran merupakan sisa buangan hasil aktivitas manusia yang terkontaminasi dengan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang dikonsumsi manusia, seperti pestisida. Kita semua terpapar dengan pestisida pada dasarnya yang berketerusan. Makanan yang kita makan, terutama buah dan sayuran segar, mengandung residu pestisida. The National Academy of Sciences (NAS) tahun 1987 mengeluarkan laporan tentang pestisida dalam makanan. Pada dasar data dalam penelitian, resiko potensial yang diberikan oleh pestisida penyebab kanker dalam makanan kita lebih dari sejuta kasus kanker tambahan dalam masyarakat Amerika selama hidup. Karena sekitar 30 macam pestisida karsinogen terdapat dalam makanan kita, dan selama ini belum menyebutkan potensi pemaparan terhadap pestisida karsinogen dalam air minum

Pertolongan pertama
  1. Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak-banyaknya atau diberi susu yang telah dicampur dengan telur mentah.
  2. Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3 kali berturut-turut dalam setiap jamnya.
  3. Air santan kental dan air kelapa hijau yang dicampur 1 sendok makan garam dapat menjadi alternatif jika norit tidak tersedia.
  4. Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah. Lakukan dengan cara memasukkan jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala untuk memudahkan
  5. Apabila penderita dalam keadaan pingsan, bawa segera ke rumah sakit atau dokter terdekat untuk mendapatan perawatan intensif. 
Daftar Pustaka
  1. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=7Lauz8HpOVAC&oi=fnd&pg=PA1&dq=ikatan+kimia+dalam+makanan&ots=iGNvLPTU4K&sig=1knlRTesnKLBmacoYinBlKiJpCs&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false  ( Damin Sumardjo, Diakses pada 2017 )
  2. http://senyawaberacun.blogspot.co.id/ ( Apry, Diakses pada 2017 )
  3. http://forum.detik.com/bahan-bahan-kimia-berbahaya-di-dalam-makanan-t348983.html?amp ( RudisuroDikoro, Diakses pada 2017 )
  4. https://liethacutez.wordpress.com/2010/03/23/bahan-kimia-berbahaya-dan-beracun-dalam-pangan/ ( M. Yusuf, Diakses pada 2017 )
  5. Eckholm, Eric P. 1981. Masalah kesehatan. Jakarta: Penerbit Gramedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.