INDUSTRI ASAM SULFAT
Anggoro Putro Wibowo (@X01-Anggoro)
Abstrak
Asam sulfat (H2SO4) merupakan salah satu bahan pendukung dalam industri kimia, seperti untuk produksi asam fosfat, pengolahan minyak bumi, obat-obatan, kertas dan pulp. Berdasarkan BPS, kebutuhan asam sulfat meningkat sekitar 17% per tahun. Itu Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mempelajari proses pembuatan asam sulfat dari hidrogen sulfida (H2S) sebagai bahan baku menggunakan proses kontak double absorber.
Kata Kunci : Asam Sulfat, Hidrogen Sulfida, Proses Kontak
Abstract
Sulfuric acid (H2SO4) is one of supporting material in the chemical industry, such as for the production of phosphoric acid, petroleum processing, pharmaceuticals, paper and pulp. According to BPS, the demand of sulfuric acid increases about 17% per year. The purpose of this final project is to study the manufacturing process of sulfuric acid from hydrogen sulfide (H2S) as the raw material using contact process of double absorber.
Keywords: Sulfuric Acid, Hydrogen Sulfide, Contact Process
Pendahuluan
Perkembangan industri kimia di Indonesia cenderung mengalami peningkatan setiap tahunya baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan akan bahan baku maupun bahan penunjang akan meningkat pula. Menurut Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa dari tahun
2011 hingga 2015 kebutuhan asam sulfat mengalami kenaikan dari 346.125,9 ton/tahun menjadi 416.790,2 ton/tahun. Asam sulfat merupakan salah satu bahan penunjang yang sangat penting dan banyak dibutuhkan industri kimia, antara lain untuk produksi asam fosfat, yang digunakan untuk pembuatan pupuk fosfat, pengolahan minyak bumi, farmasi, kertas dan pulp. Dikarenakan saat ini pabrik asam sulfat di Indonesia masih mengimport bahan baku berupa sulfur yang menelan biaya
banyak, maka dari itu diperlukan bahan pengganti belerang yaitu dengan H2S. Menurut Tri (2016) Hidrogen sulfida (H2S) merupakan suatu gas tidak berwarna, sangat beracun, mudah terbakar dan memiliki karakteristik bau telur busuk. H2S umumnya ditemukan di natural gas, produk pemurnian minyak, dan biogas. Gas ini dapat menyebabkan dampak yang buruk bagi kesehatan, terutama pada saluran pernafasan.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah asam sulfat?
2. Bagaimana memproduksi asam sulfat?
3. Apa saja bahan baku asam sulfat?
4. Bagaimana pemasarannya?
Tujuan
Agar mahasiswa/i mengenal lebihb dalam tentang bagaimana cara memproduksi serta mamasarkan asam sulfat dikalangan masyarakat.
Pembahasan
A. Sejarah Asam Sulfat
Asam sulfat pertama kali ditemukan di Iran oleh Al-Razi pada abad ke-9. Pembuatannya melalui pembakaran belerang dengan saltpeter, pertama kali dijelaskan oleh Valentinus pada abad ke-15. Asam sulfat merupakan bahan yang sangat penting dalam perdagangan pada abad ke-1700an. Pada tahun 1746, Roebuck dari Birmingham (Inggris) memperkenalkan proses kamar timbal. Produk yang dihasilkan oleh proses ini memiliki konsentrasi yang rendah (77-78% H2SO4). Proses yang menarik,
namun sekarang sudah kuno. Proses kontak pertama kali ditemukan pada tahun 1831 oleh Winkler, seorang Inggris, yang patennya mencakup aspek- aspek penting dari proses kontak yang modern , yaitu dengan melewatkan campuran sulfur dioksida dan udara melalui katalis, kemudian diikuti oleh absorpsi sulfur trioksida di dalam asam sulfat 98,5% sampai 99% (Kirk & Othmer, 1981).
Pada tahun 1889, diketahui bahwa proses kontak dapat ditingkatkan dengan menggunakan oksigen secara berlebihan di dalam campuran gas reaksi. Dalam periode 1900 sampai 1925, banyak pabrik asam sulfat yang dibangun dengan menggunakan platina sebagai katalis. Pada tahun 1930, proses kontak ini telah dapat bersaing dengan proses bilik pada segala konsentrasi asam yang dihasilkan. Sejak pertengahan tahun 1920-an, kebanyakan fasilitas yang baru dibangun dengan menggunakan proses kontak dengan katalis vanadium. Berbagai penyempurnaan telah dilakukan, baik terhadap peralatan maupun terhadap katalis (Kirk& Othmer, 1981). Proses kontak sekarang telah banyak mengalami
penyempurnaan dan dewasa ini telah menjadi suatu proses industri yang murah, kontinu dan dikendalikan secara otomatis. Semua pabrik asam sulfat yang baru menggunakan proses kontak dengan katalis vanadium. Salah satu kelemahan proses kamar timbal yang menyebabkan orang tidak memakainya lagi adalah karena proses ini hanya mampu menghasilkan asam sulfat dengan konsentrasi sampai 78% saja. Pemekatannya merupakan suatu operasi yang mahal, sehingga pada tahun 1980, hanya tinggal satu pabrik saja yang menggunakan proses kamar timbal yang masih beroperasi di Amerika Serikat (Kirk & Othmer, 1981).
B. Produksi Asam Sulfat
Kebutuhan produksi asam sulfat di Indonesia akan terus meningkat seiring dengan berkembangnya kegiatan perindustrian, perdagangan dan jasa, serta pertumbahan penduduk di Indonesia. Semakin besarnya kebutuhan masyarakat terhadap suatu produk, akan berbanding lurus terhadap semakin meningkatnya pula kebutuhan suatu industri terhadap ketersediaan bahan bakunya. Untuk itulah pendirian pendirian pabrik asam sulfat ini diharapkan mampu memudahkan industri lainnya yang
menggunakan asam sulfat sebagai bahan baku atau bahan intermediet untuk memudahkan kegiatan produksinya. Asam sulfat merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk
utama industri kimia. Asam sulfat merupakan bahan yang mempunyai kegunaan yang sangat luas dalam industri kimia. Asam sulfat adalah asam kuat yang mudah bereaksi dengan banyak senyawa organik untuk menghasilkan produk yang bermanfaat, dan akan membentuk garam sedikit larut atau endapan dengan kalsium hidroksida dengan hidroksida. Produk ini digunakan dalam industri kimia sebagai bahan intermediate untuk menghasilkan bahan kimia yang lain, antara lain sebagai bahan baku pembuatan asam fosfat, aluminium sulfat, sebagai katalis, asam klorida (Kirk & Othmer, 1967)
C. Bahan Baku Asam Sulfat
Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi asam sulfat yaitu H2S. Gas H2S merupakan gas berbahaya yang banyak dihasilkan oleh sebagian besar proses industri seperti, industri manufaktur pulp dan kertas serta dari hasil pembakaran bahan bakar fosil dan akibat aktivitas gunung berapi.
D. Pemasaran Asam Sulfat
Kebutuhan masyarakat terhadap asam sulfat dari tahun ke tahun selalu menunjukkan peningkatan. Dengan demikian, perlu adanya peningkatan kapasitas produksi asam sulfat di Indonesia yang sudah beroperasi dapat dilihat kapasitas pabrik sebesar 6900 ton/tahun. Pabrik bekerja secara kontinyu dalam 1 tahun selama 300 hari, sehingga kapasitas produksi menjadi sebesar 23 ton/hari.Berdasarkan data kebutuhan asam sulfat, kebutuhan permintaan asam sulfat yang tinggi tidak diimbangi dengan adanya produksi asam sulfat yang berimbang sehingga Indonesia masih menggunakan asam sulfat impor untuk memenuhi kebutuhan pembangunan di Indonesia. Dengan demikian, potensi pasar dalam negeri untuk produk asam sulfat masih besar. Beberapa industri yang membutuhkan asam sulfat diantaranya adalah untuk produksi asam fosfat, pembuatan gypsum, pembuatan pupuk fosfat, pengolahan minyak bumi, farmasi, kertas dan pulp.
Kesimpulan
Bahan Baku pembuatan Asam Sulfat Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan asam sulfat adalah belerang, oksigen, air dan katalis vanadium pentaoksida sebagai bahan Page 5 pembantu. Dimana belerang dan vanadium pentaoksida di impor langsung dari Singapura, sedangkan oksigen di dapat dari udara bebas.
Daftar Pustaka
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Putri, A. H., F. Y. Hawari, N. E. Mudia, dan N. H. Hasibunan. Tanpa Tahun.
Preparasi Asam Sulfat Skala Industri di Indonesia. Padang : FMIPA Universitas Negeri Padang Ulandari, R., L. Muis, dan I. G.
Prabasari. 2020. Pra Rancang Pabrik Pembuatan Asam Sulfat dari Sulfur, Oksigen, dan Air Menggunakan Proses Kontak dengan Kapasitas 160. Ton/Tahun. Jurnal Engineering. 2(1) : 32-39.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.