.

Minggu, 10 September 2017

Dampak Polutan Logam Berat



@D23-Abi
Oleh: M. Abi Haykal















LOGAM BERAT PENYEBAB POLUSI INDUSTRI DAN PENYAKIT
Secara pandangan awam logam berat merupakan jenis logam yang berada ditingkatan paling  atas sebagai unsur yang paling mengkontaminasi lingkungan alam (Abi, 2017).  Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam-logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup. Sebagai contoh, bila unsur logam besi (Fe) masuk kedalam tubuh, meski dalam jumlah agak berlebihan, biasanya tidaklah menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap tubuh. Karena unsur besi (Fe) dibutuhkan dalam darah untuk mengikat oksigen. Sedangkan unsur logam berat baik itu logam berat beracun yang dipentingkan seperti tembaga (Cu), bila masuk kedalam tubuh dalam jumlah berlebihan akan menimbulkan pengaruh-pengaruh buruk terhadap fungsi fisiologi tubuh. Jika yang masuk kedalam tubuh organisme hidup adalah unsur logam berat beracun seperti hidragyrum (Hg) atau disebut juga air raksa, maka dapat dipastikan bahwa organisme tersebut akan langsung keracunan (Palar, 2004).
Contoh kategori logam berat yang pertama  adalah logam esensial Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya dimana menurut Wikipedia (2017) itu adalah beberapa unsur yang dianggap memiliki sedikit manfaat dalam jumlah kecil untuk kesehatan manusia. Kekurangan logam-logam esensial ini dapat meningkatkan kerentanan terhadap keracunan logam berat. Sedangkan jenis kedua adalah logam berat beracun, dimana keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain. Logam berat ini dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh. Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus. Lebih jauh lagi, logam berat ini akan bertindak sebagai penyebab alergi, mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia. Jalur masuknya adalah melalui kulit, pernapasan dan pencernaan. Logam berat jika sudah terserap ke dalam tubuh maka tidak dapat dihancurkan tetapi akan tetap tinggal di dalamnya hingga nantinya dibuang melalui proses ekskresi, Nordberg., et. al (1986).
Sumber pencemaran logam berat adalah masuknya material pencemar seperti partikel kimia, limbah industri, limbah pertanian dan perumahan, industri bahan kimia, pertambangan (emas), yang masuk ke dalam perairan, yang bisa merusak lingkungan khususnya perairan. Limbah kimia yang bersifat toxic (racun) yang masuk ke perairan laut akan menimbulkan efek yang sangat berbahaya. Kelompok limbah kimia ini terbagi dua,pertama kelompok racun yang sifatnya cenderung masuk terus menerus seperti pestisida, furan, dioksin dan fenol. Terdapat pula logam berat, suatu unsur kimia metalik yang memiliki kepadatan yang relatif tinggi dan bersifat racun atau beracun pada konsentrasi rendah.
Aspek-Aspek pengukuran tingkat pencemaran itu sendiri adalah nilai pH, keasaman dan alkalinitas, ,suhu, oksigen terlarut, warna dan Kekeruhan, padatan, nitrat, serta fosfor.
Logam berat, seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), kromium (Cr), seng (Zn), nikel (Ni),dan seng (Zn) merupakan salah satu bentuk materi anorganik yang sering menimbulkan berbagai permasalahan yang cukup serius khususnya pada perairan. Penyebab terjadinya pencemaran logam berat pada perairan biasanya berasal dari masukan air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan pertambangan. Penyebab utama logam berat menjadi bahan pencemar berbahaya adalah karena sifatnya yang tidak dapat dihancurkan (nondegradable) oleh organisme hidup yang ada di lingkungan. Akibatnya, logam-logam tersebut terakumulasi ke lingkungan, terutama mengendap di dasar perairan membentuk senyawa kompleks bersama bahan organik dan anorganik secara adsorbsi dan kombinasi.
Langkah Penyelesaian:
a)  Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih berat. Di lingkungan yang terdekat, misalnya dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, menggunakan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle).
b)  Di bidang industri misalnya dengan mengurangi jumlah air yang dipakai, mengurangi jumlah limbah, dan mengurangi keberadaan zat kimia PBT (Persistent, Bioaccumulative, and Toxic), dan berangsur-angsur menggantinya dengan Green Chemistry.
c)  Tindakan pencegahan dapat pula dilakukan dengan mengganti alat-alat rumah tangga, atau bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Pencegahan dapat pula dilakukan dengan kegiatan konservasi, penggunaan energi alternatif, penggunaan alat transportasi alternatif, dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
d)  Langkah pengendalian sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat. Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring lingkungan dan penggunaan teknologi untuk mengatasi masalah lingkungan. Untuk permasalahan global seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, dan pemanasan global diperlukan kerjasama semua pihak antara satu negara dengan negara lain.



DAFTAR PUSTAKA


Palar, Drs Heryando. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.

Soemirat, Juli . 2003. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Dwi Citra, Kurnia. 2012. Makalah Pencemaran Akibat Logam dan Limbah Berbahaya. http://sayakurniadwicitra.blogspot.co.id/2012/12/makalah-pencemaran-logam-dan-limbah.html Diakses tanggal 9 September 2017.

Referenferensi Penyakit. 2012. Bahaya Logam Berat Bagi Kesehatan. http://mypotik.blogspot.co.id/2012/01/bahaya-logam-berat-bagi-kesehatan.html Diakses tanggal 9 September 2017.

Wikipedia. 2017. Logam Berat Beracun. https://id.wikipedia.org/wiki/Logam_berat_beracun Diakses tanggal 9 September 2017.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.