LOGAM BERAT PENYEBAB POLUSI INDUSTRI DAN PENYAKIT
Secara pandangan awam logam berat merupakan jenis logam yang berada ditingkatan paling atas sebagai unsur yang paling mengkontaminasi lingkungan alam (Abi, 2017). Logam berat masih
termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam-logam lain. Perbedaannya terletak dari
pengaruh yang dihasilkan
bila logam berat
ini berikatan dan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup. Sebagai contoh, bila unsur logam besi (Fe) masuk kedalam
tubuh, meski dalam jumlah agak berlebihan, biasanya tidaklah menimbulkan
pengaruh yang buruk terhadap tubuh. Karena unsur besi (Fe) dibutuhkan
dalam darah untuk mengikat
oksigen.
Sedangkan unsur logam berat baik itu logam berat beracun yang dipentingkan seperti tembaga (Cu), bila masuk kedalam
tubuh dalam jumlah berlebihan akan
menimbulkan pengaruh-pengaruh buruk terhadap fungsi fisiologi tubuh. Jika yang masuk kedalam tubuh organisme hidup
adalah unsur logam berat
beracun seperti
hidragyrum (Hg) atau disebut juga
air raksa, maka dapat dipastikan
bahwa organisme
tersebut akan langsung keracunan (Palar, 2004).
Contoh kategori logam berat yang pertama adalah
logam esensial Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan
lain sebagainya dimana menurut Wikipedia (2017) itu adalah beberapa unsur yang dianggap memiliki sedikit
manfaat dalam jumlah kecil untuk kesehatan manusia. Kekurangan logam-logam
esensial ini dapat meningkatkan kerentanan terhadap keracunan logam berat.
Sedangkan jenis
kedua adalah logam berat beracun, dimana keberadaannya dalam tubuh masih
belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg,
Cd, Pb, Cr dan lain-lain. Logam berat ini dapat menimbulkan efek kesehatan
bagi manusia tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat
dalam tubuh. Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja
enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus. Lebih jauh lagi, logam
berat ini akan bertindak sebagai penyebab alergi, mutagen, teratogen atau
karsinogen bagi manusia. Jalur masuknya adalah melalui kulit, pernapasan
dan pencernaan. Logam berat jika sudah
terserap ke dalam tubuh maka tidak dapat dihancurkan tetapi akan tetap
tinggal di dalamnya hingga nantinya dibuang melalui proses ekskresi, Nordberg., et. al (1986).
Sumber pencemaran logam
berat adalah masuknya material pencemar seperti partikel kimia, limbah industri, limbah pertanian dan
perumahan, industri bahan kimia,
pertambangan
(emas), yang masuk ke dalam
perairan, yang bisa merusak lingkungan khususnya perairan. Limbah kimia yang bersifat toxic
(racun) yang
masuk ke perairan laut akan
menimbulkan efek
yang sangat berbahaya. Kelompok limbah kimia ini terbagi dua,pertama kelompok
racun yang sifatnya cenderung masuk terus menerus seperti pestisida, furan, dioksin dan fenol. Terdapat pula logam
berat, suatu unsur kimia
metalik yang
memiliki kepadatan yang relatif tinggi dan bersifat racun atau beracun pada konsentrasi rendah.
Aspek-Aspek pengukuran tingkat pencemaran itu sendiri adalah nilai pH, keasaman dan alkalinitas,
,suhu, oksigen terlarut, warna dan Kekeruhan, padatan, nitrat,
serta fosfor.
Logam berat, seperti merkuri (Hg), timbal
(Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), kromium (Cr), seng (Zn), nikel (Ni),dan seng
(Zn) merupakan salah satu bentuk materi anorganik yang sering menimbulkan
berbagai permasalahan yang cukup serius khususnya pada perairan. Penyebab
terjadinya pencemaran logam berat pada perairan biasanya berasal dari masukan
air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan pertambangan. Penyebab
utama logam berat menjadi bahan pencemar berbahaya adalah karena sifatnya yang
tidak dapat dihancurkan (nondegradable) oleh organisme hidup yang ada di
lingkungan. Akibatnya, logam-logam tersebut terakumulasi ke lingkungan,
terutama mengendap di dasar perairan membentuk senyawa kompleks bersama bahan
organik dan anorganik secara adsorbsi dan kombinasi.
Langkah Penyelesaian:
a) Langkah
pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk mencegah
dampak lingkungan yang lebih berat. Di lingkungan yang terdekat, misalnya
dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, menggunakan kembali (reuse)
dan daur ulang (recycle).
b) Di
bidang industri misalnya dengan mengurangi jumlah air yang dipakai, mengurangi
jumlah limbah, dan mengurangi keberadaan zat kimia PBT (Persistent,
Bioaccumulative, and Toxic), dan berangsur-angsur menggantinya dengan Green
Chemistry.
c)
Tindakan pencegahan dapat pula dilakukan dengan mengganti alat-alat rumah
tangga, atau bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan yang lebih ramah
lingkungan. Pencegahan dapat pula dilakukan dengan kegiatan konservasi,
penggunaan energi alternatif, penggunaan alat transportasi alternatif, dan
pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
d)
Langkah pengendalian sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan
sehat. Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring
lingkungan dan penggunaan teknologi untuk mengatasi masalah lingkungan. Untuk
permasalahan global seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, dan
pemanasan global diperlukan kerjasama semua pihak antara satu negara dengan
negara lain.
DAFTAR PUSTAKA
Palar, Drs Heryando. 2004.
Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.
Soemirat, Juli . 2003. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Dwi Citra, Kurnia. 2012. Makalah Pencemaran Akibat Logam dan Limbah
Berbahaya. http://sayakurniadwicitra.blogspot.co.id/2012/12/makalah-pencemaran-logam-dan-limbah.html Diakses tanggal 9 September 2017.
Referenferensi Penyakit. 2012. Bahaya Logam Berat Bagi Kesehatan. http://mypotik.blogspot.co.id/2012/01/bahaya-logam-berat-bagi-kesehatan.html Diakses tanggal 9 September 2017.
Wikipedia. 2017. Logam Berat Beracun. https://id.wikipedia.org/wiki/Logam_berat_beracun Diakses tanggal 9 September 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.