.

Sabtu, 18 Februari 2017



CO2 superkritis

Pemanasan global dikarenakan efek rumah kaca.Efek rumah kaca terjadi sebagai karena gas rumah kaca terjebak di atmosfer sehingga membentuk suatu lapisan yang mencegah refleksi panas keluar bumi. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan temperatur di permukaan bumi. Carbon dioksida (CO2), salah satu gas rumah kaca yang paling dominan menyebabkan terjadinya pemanasan global dengan pertumbuhan emisi mencapai lebih dari 28 Gton/tahun.
Bagi kebanyakan orang, CO2 menjadi momok akibat efek rumah kaca yang ditimbulkannya. Namun, dibalik dampak negatif yang ditimbulkan, CO2 dapat memberikan manfaat bagi perkembangan teknologi. Dari karakteristik yang dimiliki CO2, yaitu memiliki titik kritis yang relatif rendah (Tc = 31.1oC, Pc = 73.8 bar). Rendahnya titik kritis CO2 memberikan banyak keuntungan dalam proses pemanfaatanya.



Parameter dan keuntungan pada proses ekstarksi CO2 superkritis

Dilihat dari titik kritis yang dimiliki, CO2 dapat mencapai kondisi superkritis pada temperatur dan tekanan yang relatif rendah sehingga secara operasional hanya memerlukan biaya yang relatif sedikit.

Memiliki kerapatan seperti cairan sekaligus memiliki kemampuan difusi seperti gas dan juga memiliki nilai tegangan permukaaan nol. Dari keunikan inilah superkritis CO2 dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pelarut dalam berbagai proses. Dengan kerapatan seperti cairan, superkritis CO2 dapat digunakan sebagai pengganti pelarut organik.

Kemampuan difusi/penetrasi seperti gas, superkritis CO2 dapat dikeluarkan/diuapkan dari material tanpa menyisakan residu. Dengan rendahnya tegangan permukaan, superkritis CO2 dapat melakukan kontak dengan sempurna tehadap material-material lain. Selain itu, keuntungan secara ekonomis dari pemanfaatan CO2 adalah harganya yang relatif murah (kurang dari $0.5/kg).

Aplikasi CO2 superkritis

Pada industri makanan
Superkritis CO2 juga dapat digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa yang tidak diperlukan oleh tubuh manusia. Superkritis CO2 dapat memisahkan cafein dari kopi tanpa mengurangi kekhasan dari aroma kopi sendiri. Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alam yang mengandung senyawa-senyawa aktif yang bermanfaat untuk kehidupan manusia. Superkritis CO2 dapat digunakan sebagai pelarut alternatif ”green solvent” nuntuk mengekstrak/mengambil senyawa – senyawa aktif yang dapat digunakan untuk kehidupan manusia.

Pada bidang-bidang biomedis
Proses – proses pembuatan, modifikasi dari polymer – polymer sudah mulai bergeser dari penggunaan pelarut organik ke penggunaan superkritis CO2. Pemanfaatan pada bidang ini didasarkan pada sifat superkritis CO2 yang memiliki karakteristik gas. Dalam biomedis, diperlukan material berpori yang dapat menjadi media tumbuh dari sel dalam tubuh manusia. Dengan kemampuan difusi/penetrasi seperti gas, superkritis CO2 dapat dengan mudah masuk ke dalam bahan polimer sehingga terbentuk pori-pori. Dengan karakteristik seperti gas tersebut, superkritis CO2 dapat dengan mudah keluar dari material biomedis sehingga produk – produk biomedis tidak mengandung sisa pelarut seperti yang seringkali terjadi pada penggunaan pelarut organik.

Pada bidang biopolymer
Mulai dikembangkan penelitian proses-proses pembuatan atau modifikasi menggunakan superkritis karbon dioksida. Perkembangan terkini, Biomaterial Research Center Korea Institute of Science and technology telah mengoptimalisasi pemanfaatan superkritis CO2 dipadu dengan sedikit pelarut organik untuk proses modifikasi biopolimer polilaktida. Sistem yang dikembangkan dikenal sebagai superkritis CO2-pelarut (Supercritical CO2-solvent system). Produk modifikasi biopolimer tersebut dikenal sebagai stereokomplek polilaktida yang memiliki titik leleh lebih tinggi 50oC dibanding polilaktida biasa. Stereokomplek polilaktida terbentuk karena adanya interaksi antara poli D-laktida dengan poli L-laktida.

Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.