*MIND MAPPING
4.2.3. Polusi Udara
1). Aplikasi Boiler Fluidized Bed Combustor Temperatur
pembakaran pada boiler tipe Fluidized Bed Combustor (FBC) relatif lebih rendah
dibandingkan dengan boiler Pulverized Coal Combustion (PBC) yaitu sebesar 1500o
C, yang memberikan kemungkinan terjadinya reduksi NOx. Diperkirakan sekitar 12%
dari nitrogen yang terdapat dalam batubara akan dihasilkan dalam gas buang .5)
Dalam aliran gas buang, nitrogen akan terdapat sebagai ammonia. Ammonia yang
terbawa bersama gas buang dapat dijadikan bahan bakar bersama campuran gas yang
lainnya.
2). Aplikasi Proses Untuk Hasil Samping Elemen sulfur yang
diperoleh dari gas buang melalui proses Stretford diperoleh sebagai hasil
samping yang dapat dijual kepaa pengguna sulfur di industri. Selain itu juga
diperoleh kira-kira 2 ton seng oksida limbah absorbant dari pabrik hidrogen. 5)
Sludge yang diperoleh dari proses Stretford diteruskan ke unit pembuangan
khusus yang telah disediakan. Sulfur recovery unit menggunakan sistem Claus
yang konvensional untuk mengkonversikan perolehan H2S menjadi elemen sulfur,
sebagai produk samping, terutama pada proses yang memakai pirit (FeS2) sebagai
katalisnya. Pada kasus limonite (FeOOH) sebagai katalis , elemen sulfur
diresirkulasi ke dalam unit persiapan slurry batubara untuk dipakai sebagai
promotor bagi katalis.
3). Pembuangan Hidrokarbon Melalui Insinerator Proses
pencairan merupakan sistem tertutup dimana seluruh gas hidrokarbon dan uap air
terkumpul. Dengan demikian aliran gas dari proses yang mengandung hidrokarbon,
di dalam insinerator akan menghasilkan polutan, dari senyawa CO2 dan H2O.
Contohnya buangan gas dari separator atau alat pemisah minyak batubara dan air,
dari pompa vakum pada unit de-ashing, dan dari separator untuk proses
hidrogenasi. Keseluruhan gas tersebut diarahkan dan dialirkan ke dalam
insinerator.
4). Aplikasi sistem tertutup Batubara sebagai bahan baku
proses pencairan merupakan sumber debu yang sangat potensial dalam sistem
pencairan batubara, dan ini sudah dibuktikan pada pengoperasian skala pilot. Teknik penanganan batubara seharusnya sudah mengadopsi teknik untuk mengurangi
efek debu ke lingkungan. Seperti pada lokasi batubara di Morwell (Australia),
suatu penambangan terbuka, pengangkutan dilakukan dalam truk tertutup untuk
mencegah rugi-rugi batubara karena angin, dan untuk mencegah debu. Demikian
juga penyimpanannya merupakan sistem tertutup. Pada bangunan coal bunker dimana
batubara pertama kali dipersiapkan untuk dikeringkan, aliran udara dari
pengering batubara yang membawa serta debu, akan dilalukan ke alat mekanik
penangkap debu dan wet scrubber untuk mengangkat sisa partikel debu yang amat
halus. Buangan udara melalui kipas yang dipasang pada bangunan coal bunker
diperkirakan melewatkan 0,10 g/Nm3 partikel pada laju aliran udara 6470
Nm3/jam.6)
5). Treatment Gas dari Reaksi Hidrogenasi Berbagai komponen
gas dari unit separator setelah keluar dari reaktor primer dan sekunder,
langsung dialirkan ke unit pemisahan gas asam (Proses Benfield) dimana CO2 dan
H2S dihilangkan. Aliran gas sebelum masuk ke sistem Benfield masih mengandung
hidrogen, hidrokarbon, hidrogen sulfida, ammonia, dan karbon dioksida. 1)
Melalui proses Benfield aliran gas dibawa untuk terjadinya kontak dengan
larutan pottasium karbonat. Hidrogen dan hidrokarbon akan dipisahkan dari
gas-gas lainnya kemudian dilewatkan pada unit PSA, dimana hidrogen akan
terpisah dari hidrokarbon. Hidrogen akan diresirkulasi ke dalam reaktor
hidrogenasi sedangkan hidrokarbon kemudian digunakan untuk bahan bakar. Gas
H2S, ammonia dan carbon dioksida yang terlarut dalam pottasium karbonat
dilewatkan pada menara regenerasi dimana gas-gas dilepaskan melalui pemanasan
bersama larutan Benfield, untuk diolah lebih lanjut. Gas H2S dapat dikeluarkan
melalui aplikasi proses Stretford.
4.2.2. Limbah Cair Pengolahan limbah cair dari hasil
konversi batubara merupakan salah satu aspek penting yang membutuhkan
penanganan dan kontrol yang serius. Pada kenyataannya sangat sulit untuk
menghindarkan terlarutnya mineral dari batubara dalam limbah cair meskipun
dalam jumlah yang sangat kecil, sehingga kemungkinan akan bersifat meracuni.
Apalagi dalam kasus pabrik pencairan batubara di daerah Banko, limbah cair dari
proses harus dibuang ke Sungai Enim, yang merupakansatu-satunya sumber air
terbesar bagi masyarakat disekitarnya. Sehubungan dengan sifat kimiawi dari
batubara yang sangat potensial terhadap pencemaran, untuk itu dikembangkan
model penanganan limbah cair yang terintegrasi terdiri dari unit raw water
treatment dan waste water treatment. 2) Adapun diagram alir dari proses
pengolahan limbah cair tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Pengolahan limbah
cair dengan kadar organik yang tinggi dapat menggunakan insinerator, yang
merupakan hasil riset dan pengembangan proses skala pilot.6) Sementara limbah
cair yang rendah kandungan organiknya dilakukan dengan teknologi pengolahan air
bersih. Alat pengolah limbah meliputi unit biologik aerobik dengan activated
sludge atau filtrasi biologik, penghilangan warna dengan perlakuan karbon
aktif, penyesuaian pH dan blending secara hati-hati ke dalam aliran air untuk
mencapai kualitas tertentu. Insinerator yang menerima limbah cair akan
dinyalakan dengan kelebihan naphta dari proses. Limbah cair diuapkan dengan
disemprotkan ke dinding refraktori dari insinerator, pada temperatur di atas
760o C untuk selama lebih dari 0,3 detik. Kondisi tersebut dapat menjamin
kesempurnaan proses pembakaran zat organik dalam limbah cair, sehingga
menghilangkan setiap senyawa yang potensial menghasilkan bau.6)
Insinerator akan dikontrol secara otomatis untuk hal-hal
sebagai berikut:.
- Mempertahankan temperatur ruang pembakaran pada 760o C dan menjamin bahwa tidak diperoleh limbah cair jika temperatur lebih rendah
- Mempertahankan kelebihan oksigen untuk menjamin pembakaran senyawa organik dalam limbah cair
- Membatasi laju umpan limbah cair dan mempertahankan detention time selama 0,3 detik dalam incinerator
4.2.3. Limbah Padat Berdasarkan cara pembuangan limbah padat
dibedakan sebagai berikut.2) Pembuangan dilakukan pada landfill bagi jenis
limbah padat berupa sisa katalis dari reaktor unggun tetap, abu sisa pembakaran
dari boiler, dan bagi filter cake dari unit pengolahan air, serta berbagai
jenis sampah. Sementara bagi sampah padat yang berupa sludge umumnya dibakar
dalam insinerator, baik activated sludge dari unit pengolahan limbah cair
maupun bottom sludge dari tangki pengendapan, serta sebagian sampah di sekitar
kegiatan industri. Penggunaan insinerator untuk menangani limbah padat berupa
sludge sudah dilakukan untuk proses pencairan pada skala pilot.6) Salah satu
metode penanganan abu adalah mencampurnya dengan sisa tanah dari hasil
pengerukan tambang, untuk selanjutnya dapat dipakai sebagai pupuk. Teknik
pemanfaatan limbah padat seperti itu telah diterapkan di Australia.
KESIMPULAN
Cara yang paling tepat menangani plant teknologi batubara
bersih adalah mengontrol pendayagunaan input secara efisien, meminimumkan
dampak terhadap ekosistem, dan mengontrol pembuangan polutan. Teknologi BCL
Process yang didisain untuk mengkoversikan batubara muda menjadi bahan bakar
minyak sintetis mempunyai tingkat efisiensi yang tinggi, sehingga secara
tidaklangsung dapat meminimalkan dampak pencemaran. Dari pengoperasian proses
tersebut pada skala pilot terbukti dan berdasarkan kajian awal terhadap proses
tersebut di Indonesia, diketahui pencemaran yang dihasilkan masih berada di
bawah ambang batas. Namun observasi mengenai aspek pencemaran dari pabrik
pencairan secara lebih detail masih perlu dilaksanakan.
faatan limbah padat seperti itu telah diterapkan di Australia.
- Tamura, M., et al.1997. Training Materials on Coal Liquefaction Technology. NBCL. Takasago. Japan. Sept-Nov 1997.
- -----------.1997. Report on Appplicability Study of Coal Liquefaction in Indonesia. BPPT-NEDO. Jakarta.
- Yusnitati et al. 1998. Potensi Pencemaran Plant Batubara Cair. BPPT. Jakarta. Laporan Teknis.
- Cheremissinoff, N.P. 1979. Gasohol from Energy Production. Ann Arbor Science. Ann Arbor, Mich.
- ----------.1981. Propsed Pilot Plant at Morwell. Environmental Effects Atatement and Draft Environmental Impact Statement. Kinhill Pty Ltd.Melbourne.
- ----------. 1994. Brown Coal Liquefaction Project Report. NEDO/NBCL.Tokyo.
http://www.mongabay.co.id/2014/02/24/batubara-rusak-lingkungan-sumber-beragam-penyakit-sampai-hancurkan-pangan-dan-budaya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.