Faktor yang Mempengaruhi
Kekuatan Asam dan Basa : Ukuran Senyawa
Abstrak
Kekuatan Asam dan Basa
Kekuatan asam dan basa ditentukan oleh derajat ionisasi
(α)-nya, banyak sedikitnya ion H+ dan OH− yang dilepaskan.
Asam dan basa dalam air akan mengalami reaksi peruraian menjadi ion yang
merupakan reaksi kesetimbangan. Oleh karena itu, kekuatan asam dan basa
dapat dinyatakan oleh tetapan kesetimbangannya yaitu, tetapan ionisasi asam (Ka)
dan tetapan ionisasi basa (Kb).
Sebagai contoh, dalam air HCl hampir terurai sempurna
menjadi ion H+ dan ion Cl−, sedangkan HF hanya terurai sebagian menjadi
ion H+ dan ion F−. Oleh karenanya, HCl disebut sebagai asam kuat dan HF
disebut sebagai asam lemah. Demikian juga, dalam air NaOH hampir terurai
sempurna menjadi ion Na+ dan ion OH−, sedangkan NH3 hanya terurai
sebagian menjadi ion NH4+ dan ion OH−. NaOH disebut sebagai basa kuat dan
NH3 disebut sebagai basa lemah.
kata kunci : asam, basa, senyawa.
Pendahuluan
Kekuatan asam dipengaruhi oleh banyaknya ion - ion H yang
dihasilkan oleh senyawa asam dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya
ion H+ yang dihasilkan, larutan asam dibedakan menjadi dua macam
yaitu asam kuat dan asam lemah.
Kekuatan basa dipengaruhi oleh banyaknya ion-ion OH– yang dihasilkan oleh senyawa basa dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion OH- yang dihasilkan, larutan basa juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu basa kuat dan basa lemah.
Rumusan masalah
Pembahasan
Asam dan Basa Kimia: Sifat, Reaksi, dan Peran Penting
Dalam dunia kimia, konsep asam dan basa merupakan dua pilar
penting yang membantu kita memahami sifat dan interaksi zat-zat kimia dalam
berbagai situasi. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi arti penting asam
dan basa, serta bagaimana konsep ini mempengaruhi dunia kimia dan bidang
lainnya.
Definisi Asam dan Basa:
Asam adalah zat kimia yang cenderung melepaskan ion
hidrogen (H+) saat dilarutkan dalam air. Sifat khas asam termasuk rasa asam,
kemampuan untuk merusak logam, dan memisahkan warna biru dari kertas lakmus
menjadi merah. Beberapa contoh asam meliputi asam klorida (HCl) dalam lambung
kita, serta asam sitrat dalam berbagai buah.
Basa, di sisi lain, adalah zat yang cenderung menghasilkan
ion hidroksida (OH-) dalam larutan air. Basa sering kali memiliki rasa pahit,
merasa licin saat disentuh, dan dapat mengubah warna kertas lakmus dari merah
menjadi biru. Contoh basa termasuk natrium hidroksida (NaOH) dan amonia (NH3).
Skala pH: Mengukur Keasaman dan Kebasaan:
Untuk mengukur seberapa asam atau basa suatu larutan, kita
menggunakan skala pH. Skala ini berkisar dari 0 hingga 14, di mana 7 adalah titik
netral. Angka pH kurang dari 7 menunjukkan sifat asam, semakin rendah angka pH,
semakin kuat sifat asamnya. Sebaliknya, angka pH lebih dari 7 menunjukkan sifat
basa, semakin tinggi angka pH, semakin kuat sifat basanya. Nilai pH di 7
menunjukkan netral.
Reaksi Asam-Basa:
Reaksi antara asam dan basa dikenal sebagai reaksi
asam-basa. Salah satu jenis reaksi asam-basa adalah reaksi netralisasi, di mana
asam dan basa bereaksi membentuk air dan garam. Reaksi ini sangat penting dalam
berbagai konteks, mulai dari industri makanan (misalnya dalam pembuatan
berbagai produk) hingga dalam sistem tubuh manusia yang melibatkan regulasi pH
darah.
Peran Penting dalam Berbagai Bidang:
Konsep asam dan basa memiliki dampak yang signifikan dalam
berbagai bidang:
Industri Kimia: Dalam pembuatan produk kimia, reaksi
asam-basa sering digunakan untuk menghasilkan bahan-bahan yang diperlukan.
Industri Makanan: Pengaturan keasaman dalam makanan
dapat memengaruhi rasa, tekstur, dan daya simpan produk makanan.
Kesehatan: Sistem keasaman dan kebasaan (pH) dalam
tubuh sangat penting untuk menjaga fungsi normal organ dan enzim.
Lingkungan: Pencemaran lingkungan dan perubahan pH
dalam ekosistem air dapat mengganggu keseimbangan ekosistem perairan.
Asam dan basa bukan hanya konsep dasar dalam kimia, tetapi juga memengaruhi berbagai aspek kehidupan kita. Pemahaman tentang sifat-sifat, reaksi, dan pengaruhnya membantu kita mengelola industri, makanan, kesehatan, dan lingkungan dengan lebih baik. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pemahaman tentang asam dan basa terus berkembang dan memberi sumbangan penting bagi kemajuan manusia.
PRINSIP ASAM BASA
1. ASAM BASA ARRHENIUS
Kata asam yang berasal dari bahasa
latin accidus berarti asam yang asal mulanya digunakan untuk cuka, dan
selanjutnya digunakan untuk zat-zat lain yang mempunyai rasa asam. Istilah
alkali digunakan untuk zat yang dalam air bersifat seperti sabun dan rasanya
pahit, selanjutnya istilah ini digunakan lebih umum untuk zat-zat yang
mempunyai sifat seperti itu. Alkali/basa digunakan untuk zat yang memberikan
larutan seperti sabun, membirukan lakmus kertas merah, dan dapat bereaksi
dengan asam memberikan garam. Asam dikarakterisasi oleh rasa asam, bersifat
korosi, dan memerahkan kertas lakmus biru. Sifat-sifat ini hilang bila
direaksikan dengan alkali.
Karena pentingnya asam-asam dan
basa-basa ini, dilakukan cara-cara pengelompokan yang lebih umum. Salah satu
konsep yang masih digunakan adalah yang diusulkan oleh svante Arrhenius yang
mendefinisikan: “suatu asam adalah suatu zat yang mengandung hidrogen dan bila
dilarutkan dalam air terdissosiasi melepaskan ion hidrogen (H+ )“. Basa menurut
Arrhenius adalah senyawa yang bila dilarutkan dalam air menghasilkan ion
hidroksida OH- . Sifat-sifat larutan asam dalam air disebabkan oleh ion H+ dan
sifat larutan basa oleh ion OH- . Natrium hidroksida jelas suatu basa. Ammonia
(NH3) walaupun tidak 47 mengandung hidroksida dalam rumusnya, namun bila
dilarutkan dalam air menghasilkan hidroksida. Kelarutan HCl (gas) dalam air
tinggi, karena dalam air menghasilkan ion-ion H+ terhidrat dan ion Cl- .
HCl(g) + H2O Æ H+
(aq) + Cl- (aq)
NaOH merupakan suatu senyawa
ionik yang bila dilarutkan dalam air terdisosiasi menjadi Na+ dan OH- . H2O
NaOH(s) Æ Na+ (aq) + OH- (aq)
Bila asam dan basa Arrhenius bereaksi dalam
reaksi netralisasi menghasilkan garam dan air. Beberapa asam Arrhenius adalah
HCl, HNO3, dan HCN, sedangkan basanya adalah NaOH, KOH, dan Ba(OH)2.
HCl (aq) + NaOH (aq) Æ NaCl (aq) + H2O (ℓ)
2 HNO3 (aq) + Fe(OH)2 (s) Æ Fe(NO3)2 (aq) + 2
H2O (ℓ)
Konsep Arrhenius terbatas pada
larutan air karena didasarkan pada ion-ion H+ dan OH- yang berasal dari air.
Konsep asam basa yang lebih umum perlu dikembangkan untuk dapat digunakan
dengan pelarut lain.
AUTOIONISASI AIR DAN pH
Autoionisasi Air Air merupakan suatu pelarut
yang unik. Salah satu sifatnya yang spesial adalah kemampuannya berperan baik
sebagai suatu asam atau basa. Air berfungsi sebagai suatu basa dalam reaksinya
dengan asam seperti HCl dan CH3COOH, dan berfungsi sebagai asam dalam reaksinya
dengan basa, seperti NH3. Air merupakan elektrolit yang sangat lemah dan karena
itu merupakan penghantar listrik yang buruk serta mengalami ionisasi sedikit.
Ion-ion terhidrasi dalam air akibat atraksi
antara ion dan molekul air yang polar. Karena itu ion-ion dalam larutan air
dituliskan sebagai Na+ (aq) dan Cl- (aq) kecuali ion hidrogen, H+ , yang sering
dituliskan sebagai H3O+ (aq) yang menggambarkan ion hidrogen terhidrat dalam
larutan air dan disebut ion hidronium.
Pada kenyataannya dua molekul air dapat
berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan ion hidronium dan ion hidroksida
melalui transfer proton dari satu molekul air 48 ke molekul air lainnya. Reaksi
autoionisasi air menghasilkan konsentrasi ion-ion H3O+ dan OH- yang sangat
rendah walaupun dalam air murni. Autoionisasi air ini menjadi landasan konsep
sifat asam basa dalam air.
2 H2O (aq) + H2O (aq) ' H3O+ (aq) + OH- (aq)
2. KONSEP ASAM BASA BRONSTED – LOWRY
Konsep baru tentang sifat asam dan basa
disarankan oleh J.N Bronsted dan T. Lowry pada 1923. Asam Bronsted – Lowry
didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat memberikan/donor proton dan basa
Bronsted - Lowry adalah suatu zat yang dapat menerima/aseptor proton. Basa
konjugasi dari suatu asam adalah spesi yang ada bila satu proton diambil dari
suatu asam. Asam dapat berupa molekul-molekul netral, seperti asam nitrat,
maupun sebagai kation atau anion :
HNO3 (aq) + H2O (ℓ) Æ NO3 - (aq) + H3O+ (aq)
Asam basa konjugasi
NH4 + (aq) + H2O (l) Æ NH3 (aq) + H3O+ (aq)
Asam basa konjugasi
H2PO4 - (aq) + H2O (l) Æ HPO4 2-
(aq) + H3O+ (aq)
Asam basa konjugasi
Sebaliknya, asam konjugasi
dihasilkan dari penambahan proton pada suatu basa Bronsted - Lowry. Basa dapat
berupa molekul-molekul netral, seperti amonia, maupun sebagai kation atau anion
:
NH3 (aq) + H2O (ℓ) Æ NH4 + (aq) +
OH- (aq)
Basa asam konjugasi
51 CO3 2- (aq) + H2O (ℓ) Æ HCO3 -
(aq) + OH- (aq)
Basa asam konjugasi
PO4 3- (aq) + H2O (ℓ) Æ HPO4 2-
(aq) + OH- (aq)
Basa asam konjugasi
Asam dan basa Bronsted - Lowry merupakan
konsep pasangan asam-basa, yang didefinisikan sebagai suatu asam dengan basa
konjugasinya atau suatu basa dengan asam konjugasinya. Setiap asam Bronsted -
Lowry mempunyai basa konjugasi dan setiap basa Bronsted - Lowry mempunyai asam
konjugasi. Misalnya ion klorida (Cl- ) adalah basa konjugasi yang dibentuk dari
asam HCl, dan H2O adalah basa konjugasi dari asam H3O+ . Reaksi asam – basa
Bronsted – Lowry berlangsung melalui pembentukan basa dan asam konjugasinya.
asam1 + basa2 ' basa1 + asam2
Asam-asam seperti HF, HCl, dan
CH3COOH (asam asetat) semua dapat memberikan satu proton dan disebut asam
monoprotik. Asam-asam lain yang dapat memberikan dua atau lebih proton disebut
asam-asam poliprotik, misalnya H2SO4 dan H3PO4. Seperti halnya asam-asam yang
dapat memberikan lebih dari satu proton, basa-basa poliprotik dapat menerima
lebih dari satu proton. Anion dari asam-asam poliprotik adalah basa-basa
poliprotik misalnya SO4 2- , PO4 3- , CO3 2- , dan C2O4 2-. Contoh sifat ini
digambarkan oleh ion karbonat :
CO3 2- (aq) + H2O >> HCO3 - (aq) + OH-
(aq)
HCO3 - (aq) + H2O >> H2CO3
(aq) + OH- (aq)
Kekuatan Relatif Asam dan Basa
Kekuatan asam ditentukan oleh sejauh mana
molekul-molekulnya mengalami ionisasi. Misalnya kita mempunyai 2 larutan air
yang mengandung asam Bronsted – Lowry HA dan HB dengan konsentrasi dan
temperatur yang sama:
HA (aq) + H2O(ℓ) ' H3O+ (aq) + A-
(aq)
HB (aq) + H2O(ℓ) ' H3O+ (aq) + B- (aq)
Misalkan HA lebih mudah mentransfer proton ke
air (yang berperan sebagai basa Bronsted – Lowry) dari pada HB, jadi ionisasi
HA lebih besar dari HB. Pada kesetimbangan, larutan yang mengandung HA
mempunyai konsentrasi ion H3O+ yang lebih tinggi dan pH yang lebih rendah
daripada larutan yang mengandung HB. Jadi HA asam yang lebih kuat daripada HB.
Dalam air beberapa asam merupakan donor proton yang lebih baik daripada yang
lainnya, dan beberapa basa merupakan aseptor proton yang lebih baik dari yang
lainnya. Sebagai contoh, larutan HCl encer terdiri dari sejumlah besar ion-ion
H3O+ (aq) dan Cl- (aq) ; asam ini hampir 100% mengion, sehingga dikelompokkan
sebagai asam Bronsted – Lowry kuat. :
HCl (aq) + H2O(ℓ) → H3O+ (aq) +
Cl- (aq)
Ini berarti 0,1 M larutan HCl sebenarnya
terdiri dari 0,1 M H3O+ dan 0,1 M Cl- . Sebaliknya, hanya sejumlah kecil asam
asetat mengion, karena itu dikelompokkan sebagai asam Bronsted – Lowry lemah.
CH3COOH (aq) + H2O(ℓ) ' H3O+ (aq) + CH3COO-
(aq)
Larutan 0,1 M CH3COOH dalam air hanya
menghasilkan 0,001 M H3O+ (aq) dan 0,001 M CH3COO- . Sekitar 99% asam asetat
tidak mengion.
Sebagian besar asam mengion dalam
jumlah yang sangat terbatas. Asam-asam ini dikelompokkan sebagai asam lemah.
Pada kesetimbangan, larutan asam-asam lemah dalam air mengandung campuran dari
molekul-molekul yang tidak mengion, ion H3O+ , dan basa konjugasi. Contoh asam
lemah adalah HF, CH3COOH dan ion ammonium (NH4 + ). Dalam kelompok ini, kekuatan
asam bervariasi bergantung pada perbedaan ionisasinya. Terbatasnya ionisasi
asam lemah, berhubungan dengan nilai tetapan kesetimbangan ionisasinya.
Hal-hal yang berlaku untuk asam, berlaku pula
untuk basa. Hidroksida dari logamlogam alkali dan alkali tanah seperti NaOH,
KOH dan Ba(OH)2 merupakan basa kuat. Zat-zat tersebut merupakan elektrolit kuat
yang terionisasi sempurna dalam air:
NaOH (aq) → Na+ (aq) + OH- (aq)
KOH (aq) → K+ (aq) + OH- (aq)
Ba (OH)2 → Ba2+ (aq) + 2 OH- (aq)
Sebaliknya, amonia adalah basa lemah,
ionisasinya dalam air hanya sedikit, sehingga pada kesetimbangan terdapat
campuran NH3 yang tidak mengion, ion-ion NH4 + , dan OH- . Hal yang sama juga
ditunjukkan oleh ion karbonat.
NH3 (aq) + H2O (ℓ) ' NH4 + (aq) + OH- (aq)
CO3 2- (aq) + H2O (ℓ) ' HCO3 - (aq) + OH- (aq)
Dalam model Bronsted – Lowry, suatu asam
mendonorkan proton dan menghasilkan basa konjugasi. Model ini menunjukkan bahwa
makin kuat suatu asam, basa konjugasinya makin lemah.
Asam HCl, misalnya, suatu asam kuat karena
mempunyai kecenderungan kuat untuk mendonasikan satu proton ke air menghasilkan
basa konjugasi Cl- . Dalam reaksi ini air berperan sebagai basa dan menerima
proton dari HCl untuk menghasilkan H3O+ , asam konjugasi dari air. Reaksi
hampir seluruhnya berlangsung ke kanan dan dalam larutan pada kesetimbangan
tidak terdapat molekul-molekul HCl.
Pasangan
konjugasi
HCl
(aq) + H2O
(ℓ) = H3O+ (aq)
+ Cl- (aq)
Asam
yang lebih kuat dari H3O+ Basa yang lebih kuat daripada Cl Asam
yang lebih lemah daripada HCl Basa yang lebih lemah dari H2O
Pasangan
konjugasi
Dari kedua asam, HCl dan H3O+ ,
HCl mempunyai kemampuan yang lebih baik untuk mendonasikan proton. Dari kedua
basa, H2O dan Cl- , air merupakan basa yang lebih kuat untuk menerima proton
dan karena itu kesetimbangan berada jauh ke kanan.
Asam asetat, asam lemah yang terionisasi
sangat sedikit di dalam air. Jadi larutan asam asetat dalam air mempunyai 2
asam (CH3COOH dan H3O+ ) dan ion hidronium merupakan asam yang lebih kuat. Dari
kedua basa (H2O dan ion asetat, CH3COO- ), ion asetat yang lebih kuat. Dalam
kesetimbangan, larutan mengandung sebagian besar asam asetat dengan hanya
sedikit konsentrasi ion asetat dan ion hidronium. Hal ini menggambarkan bahwa
kesetimbangan lebih mengarah kepada pembentukan asam dan basa lemah.
Pasangan konjugasi
CH3COOH (aq) + H2O
(ℓ) ' H3O+ (aq) + CH3COO-
(aq)
Asam yang lebih Basa
yang lebih Asam yang lebih Basa yang lebih lemah dari H3O+ lemah dari CH3COO- kuat
dari CH3COOH kuat dari H2O
Pasangan konjugasi
Kedua contoh tersebut
menggambarkan tingkatan relatif dari reaksi asam-basa, suatu prinsip yang
penting dalam teori asam-basa. Semua reaksi transfer proton berlangsung dari
pasangan asam-basa yang lebih kuat ke pasangan asam-basa yang lebih lemah.
Penekanan konsep Bronsted – Lowry
pada perpindahan proton, dengan demikian konsep ini juga dapat digunakan untuk
reaksi yang tidak berlangsung dalam larutan air. Pada reaksi antara HCl dan NH3
dalam fase gas misalnya, terjadi transfer proton dari asam HCl ke basa NH3.
HCl
(g) + NH3 (g) >> NH4 + Cl-
Untuk membandingkan hubungan
antara definisi asam – basa menurut Arrhenius dan Bronsted – Lowry, dapat
digunakan kesetimbangan larutan ammonia dalam air :
NH3
(aq) + H2O (l) ↔ NH4 + (aq) + OH- (aq)
Amonia selain merupakan basa
Arrhenius karena menghasilkan ion OH- dalam air, juga merupakan basa Bronsted –
Lowry karena menerima proton dari air (H2O). Molekul H2O berperan sebagai asam
Bronsted – Lowry karena memberikan proton ke molekul NH3. Asam dan basa selalu
bekerjasama untuk perpindahan proton, dengan kata lain suatu zat berfungsi
sebagai asam jika ada zat lain yang berperan sebagai basa. Untuk menjadi asam
Bronsted – Lowry, suatu molekul atau ion harus mempunyai ion hidrogen yang
dapat dileaskan sebagai ion H+ . Untuk menjadi basa Bronsted – Lowry, suatu
molekul atau ion harus mempunyai pasangan elektron bebas yang dapat digunakan
untuk mengikat ion NH4 +
Alat Pengajaran :
Asam Kuat
Asam kuat yaitu senyawa asam yang dalam larutannya
terion seluruhnya menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam kuat merupakan
reaksi berkesudahan. Secara umum, ionisasi asam kuat dirumuskan sebagai
berikut: HA(aq) → H+ (aq) + A-(aq)
[H+] = a.[HA] atau [H+] = a.M
Dimana: a = valensi asam; M = konsentrasi asam.
Asam Lemah
Asam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya hanya
sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam lemah merupakan
reaksi kesetimbangan. Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dapat
dirumuskan sebagai berikut.
HA(aq) ⇔ H+(aq) + A-(aq)
Makin kuat asam maka reaksi kesetimbangan asam makin condong ke kanan, akibatnya Ka bertambah besar. Oleh karena itu, harga Ka merupakan ukuran kekuatan asam, makin besar Ka makin kuat asam. Berdasarkan persamaan di atas, karena pada asam lemah [H+] = [A-], maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:
Dimana: Ka = tetapan ionisasi asam.
Konsentrasi ion H asam lemah juga dapat dihitung jika
derajat ionisasinya (α) diketahui:
[H+] = [HA] × α
Basa Kuat
Basa kuat yaitu senyawa basa yang dalam larutannya
terion seluruhnya menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa kuat merupakan
reaksi berkesudahan. Secara umum, ionisasi basa kuat dirumuskan sebagai
berikut:
B(OH) (aq) → B+ (aq) + OH–(aq)
[OH–] = a.[B(OH)] atau [OH-] = a.M
Dimana: a = valensi basa; M = konsentrasi basa.
Basa Lemah
Basa lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya hanya
sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa lemah juga
merupakan reaksi kesetimbangan. Secara umum, ionisasi basa lemah valensi satu
dapat dirumuskan sebagai berikut.
B(OH) (aq) → B+ (aq) + OH–(aq)
Makin kuat basa maka reaksi kesetimbangan basa makin condong
ke kanan, akibatnya Kb bertambah besar. Oleh karena itu, harga Kb merupakan
ukuran kekuatan basa, makin besar Kb makin kuat basa.
Berdasarkan persamaan di atas, karena pada basa lemah [B+] =
[OH–], maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:
Dimana: Kb = tetapan ionisasi basa.
Konsentrasi ion H asam lemah juga dapat dihitung jika
derajat ionisasinya (α) diketahui:
[OH-] = [B(OH)] × α
Contoh Soal
Tentukan konsentrasi ion H+ dalam
masing-masing larutan berikut:
H2SO4 0,02 M
CH3COOH 0,05 M jika derajat
ionisasinya (α) = 1%
H2SO3 0,001 M jika Ka = 1 x
10-5
Penyelesaian:
H2SO4 adalah asam kuat.
Reaksinya: H2SO4 (aq) ⇔ 2H+(aq) + SO4-(aq), dengan jumlah
valensi H+ = 2, konsentrasi = 0,02 M, maka:
[H+] = a.M
[H+] = 2 × 0,02
[H+] = 0,04 M
Jadi konsentrasi ion H+ dalam
larutan H2SO4 adalah 0,04 M
CH3COOH adalah asam lemah dengan
derajat ionisasinya (α) = 1%, dengan konsentrasi 0,05 M. Reaksinya: CH3COOH
(aq) ⇔
H+(aq) + CH3COO-(aq), maka:
[H+] = [HA] × α
[H+] = 0,05 × 1%
[H+] = 0,05 × 0,01
[H+] = 0,0005 M atau 5 × 10-4 M
Jadi konsentrasi H+ dalam
larutan CH3COOH = 0,005 M atau 5x10-4 M
H2SO3 adalah asam lemah
dengan Ka = 1 x 10-5 dan konsentrasi = 0,001 M. Reaksinya: H2SO3 (aq)
⇔ 2H+(aq)
+ SO32- (aq), maka:
[H+] = √(Ka × [HA])
[H+] = √(1 ×10-5 × 0,001)
[H+] = √(10-5 × 10-3)
[H+] = 10-4 M
Jadi konsentrasi H+ dalam
larutan H2SO3 adalah 10-4 M atau 0,0001 M
DAFTAR PUSTAKA
Harjadi. 1999. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta:
PT.Gramedia.
Hervey, David. 1956. Modern Analytical Chemistry. United
State Of Amerika: Internasional Edution.
Ibnu, Trianto Badar Al- Tabany. 2014. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontektual. Jakarta: Prenamedia Group.
Ibrahim, Sanusi, Marham Sitorus. 2013. Teknik Laboratorium
Kimia Orgnik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.