DIFUSI PADA ZAT CAIR
RIZKY APRILIA SUDRAJAT (@Z16-RIZKY)
Abstrak
Difusi adalah pengangkutan netto bahan dalam fase tunggal
tanpa proses mekanik atau melakukan konveksi. Difusi terjadi salah satunya
adalah karena gradien konsentrasi. Gradien konsentrasi ini menunjukkan adanya
perbedaan tekanan antara dua sisi zat cair yang berbeda. Zat cair yang memiliki
konsentrasi lebih tinggi akan bergerak menuju zat cair yang konsentrasinya
lebih rendah. Gerak pelarutan ini memiliki model gerak tertentu dan memiliki
nilai koefisien difusi yang berbeda untuk tiap-tiap zat. Suhu memiliki peranan
penting dalam laju setiap proses termasuk peristiwa difusi, sehingga perlu
adanya penelitian untuk melihat peranan suhu dalam proses difusi. Tujuannya
adalah untuk mengetahui persamaan kecepatan difusi, mengetahui nilai koefisien
difusi zat, dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh suhu terhadap koefisien
difusi suatu zat. Penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen. Sampel
yang digunakan adalah jenis madu alami yang memiliki warna alami dan bersifat
larut dalam aquades. Madu yang digunakan adalah madu hutan, madu australia dan
madu randu. Analisa data dilakukan dengan menggunakan ralat asal standar
deviasi dan ralat grafik. Dari penelitian didapatkan hasil bahwa persamaan
kecepatan pelarutan menunjukkan kecepatan semakin lama semakin lambat. Dengan
nilai koefisien difusi pada suhu 4 oC, 27 oC dan 50 oC berturut-turut untuk
madu hutan adalah 0,3454 mm2 /dt, 0,5379 mm2 /dt, 1,2379 mm2 /dt, untuk madu
australia 0,2266 mm2 /dt, 0,4180 mm2 /dt, 1,7764 mm2 /dt, dan untuk madu randu
0,5595 mm2 /dt, 0,71 mm2 /dt, 2,7161 mm2 /dt. Dari nilai koefisien difusi yang
diperoleh untuk tiap-tiap suhu terlihat bahwa koefisien difusi terus meningkat
seiring kenaikan suhu.
Kata Kunci : Suhu, Koefisien Difusi, Zat Cair
Pendahuluan
Difusi adalah peristiwa perpindahan partikel dari lingkungan
dengan konsentrasi tinggi menuju lingkungan dengan konsentrasi rendah. Proses
difusi menjadi proses penting dalam sistem tubuh manusia seperti pada difusi
oksigen dan karbondioksida dalam sistem pernapasan, difusi pada sistem saraf,
difusi pada molekul, dan difusi pada zat dalam berbagai sistem tubuh manusia.
Difusi sering disebut juga dengan proses pembauran. Proses
mengalirnya zat pelarut ini berlangsung hingga seluruh partikel tersebar secara
luas dan merata sehingga mencapai titik keseimbangan, yaitu saat perpindahan
molekul tetap terjadi walau tidak ada perbedaan konsentrasi.
Rumusan Masalah
1. apa itu difusi?
2. apa itu difusi pada zat cair dan penjelasan mengenai keterkaitannya!
Tujuan
1. untuk mengetahui tentang difusi dan penjelasan keterkaitannya
2. untuk mengetahui tentang keterkaitan difusi pada zat cair dan penjelasan detailnya.
PEMBAHASAN
Pengertian Difusi
Dilansir Britannica Encyclopedia, difusi adalah proses
yang dihasilkan dari gerakan molekul dimana alirannya berpindah dari daerah
berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah. Menurut definisi
tersebut, perbedaan konsentrasi dalam dua larutan dikenal juga dengan sebutan
gradien konsentrasi. Meski tidak ada perbedaan konsentrasi, perpindahan molekul
tetap dapat terjadi untuk mencapai kesetimbangan.
Proses difusi juga berlaku dalam tubuh manusia. Berdasarkan
penjelasan di Modul Biologi Kelas XI yang disusun oleh Saifullah
(2020), difusi adalah proses perpindahan partikel suatu zat dari larutan
berkonsentrasi tinggi ke larutan dengan konsentrasi rendah untuk mencapai
keseimbangan.
Contoh difusi dalam tubuh manusia adalah ketika kita menarik
napas, alveolus mengembang dan oksigen masuk ke paru-paru. Lalu, ketika
mengembuskan napas, alveolus mengempis dan karbondioksida keluar dari tubuh.
Nah, proses ini terjadi disebabkan molekul bergerak dari konsentrasi tinggi ke
rendah.
Secara umum, difusi adalah salah satu peristiwa perpindahan
massa yang prosesnya sering juga dilakukan dalam industri-industri. Proses
difusi minimal melibatkan dua zat, salah satu zat berkonsentrasi lebih tinggi
daripada zat lainnya atau dapat dikatakan dalam kondisi belum setimbang,
Keadaan ini dapat menjadi driving force dari proses difusi.
Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar
luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan
molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang
sederhana adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara. Lambat laun
cairan menjadi manis. Contoh lain adalah pemberian gula pada cairan teh tawar.
Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi
jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari
solid atau fluida.
Pada percobaan ini, yang diteliti ialah proses difusi gas
cair dan proses difusi cair-cair. Pada percobaan ini digunakan cairan aseton
dengan variasi temperatur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap proses difusi.
Untuk difusi gas cair digunakan cairan yang mudah menguap, sehingga proses
difusi mudah untuk dilihat. Pada difusi cair-cair digunakan larutan yang mudah
terurai ion-ionnya di dalam air ,sehingga proses difusi mudah untuk diamati.
Pada percobaan ini dilakukan variasi konsentrasi untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap proses difusi. Variasi ini dilakukan agar
diperoleh suatu perbandingan dari kedua variasi tersebut serta pengaruhnya
terhadap koefisien difusi.
Contoh difusi dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya:
- Ikan air tawar yang diletakkan di dalam air laut menyebabkan
volume tubuh ikan akan menyusut karena air laut bersifat hypertonic terhadap
sel tubuh mahluk hidup. Mengkonsumsi air laut menyebabkan tubuh akan mengalami
dehidrasi.
- Parfum yang disemprotkan akan menyebar ke seluruh ruangan
karena berdifusi dengan udara.
- Gula yang dimasukkan ke dalam minuman panas di dalam gelas
akan menyebar ke seluruh volume air gelas walaupun tanpa diaduk karena
berdifusi di dalam zat cair.
Proses Difusi
Proses difusi dapat terjadi di zat padat, zat cair, atau zat
gas. Dalam hal ini, prosesnya tidak memerlukan energi karena itulah proses
difusi disebut juga sebagai sistem transpor pasif. Proses difusi adalah kondisi
dimana terjadinya pergerakan partikel zat dengan gerakan acak yang berdifusi
dari bagian berkonsentrasi tinggi menuju ke bagian yang lebih rendah melalui
membran sel. Sebuah partikel dapat melewati membran tersebut jika ukuran
partikel sangat kecil dan dapat larut dalam air maupun lemak.
Proses difusi merupakan proses transport pasif. Di dalam
proses difusi partikel zat akan bergerak dari daerah berkonsentrasi tinggi
menuju daerah dengan konsentrasi yang lebih rendah, sehingga akan menghasilkan
konsentrasi yang sama di dalam zat tersebut.
Proses difusi terjadi akibat adanya pergerakan suatu
partikel zat dari daerah yang berkonsentrasi lebih tinggi menuju daerah yang
berkonsentrasi lebih rendah melewati suatu membran sel. Syarat agar partikel
dapat melalui membran ketika berdifusi ialah ukuran partikel tersebut sangat
kecil dan partikel tersebut dapat larut di dalam air dan di dalam lemak.
Permeabilitas membran dalam proses difusi dibedakan menjadi:
1. Impermeabel (Tidak Permeabel)
Membran yang tidak dapat dilalui oleh partikel zat yang
terlarut dan air. Contoh: membran di dalam karet.
2. Permeabel
Membran yang dapat dilalui partikel zat-zat terlarut dan
air. Contoh: membran sel di dalam kentang.
3. Semipermeabel
Membran yang tidak dapat dilalui oleh partikel zat terlarut
dan hanya dilalui oleh air. Contoh: membran sel di dalam sitoplasma.
Difusi dan Biologi
Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan
mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan, sel melakukan berbagai jenis
aktivitas, dan salah satunya adalah difusi. Ada dua jenis difusi yang
dilakukan, yaitu difusi biasa dan difusi khusus.
Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau
molekul yang hydrophobic (tidak berpolar atau berkutub). Molekul
dapat langsung berdifusi ke dalam membran plasma yang terbuat dari phospholipids.
Difusi seperti ini tidak memerlukan energi atau ATP (Adenosine Tri-Phosphate).
Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi
atau molekul yang hydrophilic atau berpolar dan ion. Difusi seperti
ini memerlukan protein khusus yang memberikan jalur kepada partikel-partikel
tersebut ataupun membantu dalam perpindahan partikel. Hal ini dilakukan karena
partikel-partikel tersebut tidak dapat melewati membran plasma dengan mudah.
Protein-protein yang turut campur dalam difusi khusus ini biasanya berfungsi
untuk partikel spesifik.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Difusi
Kecepatan difusi suatu partikel atau molekul suatu zat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut ini merupakan sejumlah faktor yang
mempengaruhi proses difusi adalah sebagai berikut:
1. Ukuran Molekul yang Meresap
Jika molekul berukuran besar, proses difusi akan lebih
lambat untuk melewati membran daripada molekul yang ukurannya lebih kecil.
2. Suhu
Gerakan molekul akan lebih cepat ketika terjadi kenaikan
suhu. Hal ini tentunya berdampak pada laju difusi yang juga semakin cepat.
Ketika suhu semakin tinggi, partikel akan mendapat energi yang lebih besar
untuk bergerak, sehingga kecepatan difusinya semakin besar.
3. Konsentrasi Zat
Laju difusi juga didasarkan kepada besar gradien konsentrasi
yang ada pada dua zat.
4. Wujud Materi
Proses difusi pada zat padat biasanya akan lebih lambat
dibandingkan dengan zat cair dan zat gas. Contohnya proses difusi O2 pada
hewan bersel satu. Difusi dapat terjadi karena konsentrasi O2 di udara
lebih tinggi daripada konsentrasi O2 di dalam sel.
5. Ketebalan Membran
Semakin tipis membran sel menyebabkan kecepatan difusi
semakin besar.
6. Luas Suatu Area
Semakin besar luas area menyebabkan kecepatan difusi semakin
besar.
7. Jarak
Semakin dekat jarak antara dua konsentrasi menyebabkan
kecepatan difusi semakin besar.
Jenis-Jenis Difusi
Difusi memiliki dua macam jenis, yaitu difusi sederhana dan
difusi terbantu. Dikutip dari Modul Biologi yang disusun oleh
Saefullah (2020), berikut penjelasannya.
1. Difusi Sederhana
Pada jenis ini, difusi adalah perpindahan zat padat, cair,
atau gas baik itu melewati atau tidak melewati membran dari bagian
berkonsentrasi tinggi (hipertonis) ke bagian berkonsentrasi rendah (hipotonis).
Akibat perpindahan ini, konsentrasi zat menjadi sama (isotonis). Sel ingin
mengambil nutrisi, atau terjadi pada molekul/partikel hydropobhic (tidak
berpolar). Partikel akan langsung berdifusi tanpa memerlukan energi, dan bisa melewati
membran langsung.
2. Difusi Terbantu
Proses ini terjadi di sel yang ingin mengambil nutrisi,
terjadi di partikel yang punya polar/ion (hydrophilic). Jenis difusi ini
memerlukan bantuan protein yang spesifik berupa saluran protein dan protein
transpor agar partikel bisa melewati membran. Contohnya pada bakteri Escherichia
coli yang akan menurun metabolismenya jika dipindahkan ke dalam medium
laktosa karena tidak dapat melalui membran sel.
Namun, dengan bantuan enzim permease, laktosa dapat melewati
membran sel. Enzim permease adalah protein membran sel yang membuka jalan untuk
ion dan molekul polar tidak bermuatan untuk dapat melewati dua lapisan lipid
hidrofobik dari membran sel.
Macam-Macam Difusi
Proses difusi yang kita ketahui terbagi ke dalam tiga jenis,
yaitu difusi pada material cair, difusi pada material padat, dan difusi pada
material gas. Berikut penjelasannya.
1. Difusi Cair
Dikatakan difusi cair jika terjadi perpindahan molekul cairan
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Contohnya yaitu ketika kita
merendam kedelai dalam air saat pembuatan tempe. Selama perendaman akan terjadi
difusi air dari lingkungan luar (yang kadar airnya tinggi) ke dalam kedelai
(yang kadar airnya rendah).
Alat-alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebuah
neraca ohause yang digunakan untuk menimbang pewarna sintetis (teres hijau).
Sebuah sendok plastik yang digunakan untuk mengambil teres hijau dari dalam
kemasan kedalam kertas sebagai alas untuk menimbang teres hijau. Sebuah gelas
beker denagan ukuran 25 ml yang digunakan sebagai wadah air kran dan sebagai
wadah larutan teres. Sebuah gelas ukur berukuran 50 ml yang digunakan untuk
mengukur volume air kran. Rangkaian alat pemanas yang terdiri dari sebuah
bunsen sebagai sumber api,sebuah kaki tiga sebagai penyangga, dan sebuah kasa
sebagai alas gelas beker saat dipanaskan. Sebuah termometer yang digunakan
untuk mengukur suhu air kran yang dipanaskan.
Sebuah stopwatch untuk menghitung lamanya waktu yang
dibutuhkan dalam proses difusi hingga terbentuk larutan yang homogen. Sebuah
corong kaca yang digunakan untuk menyaring larutan teres hijau pada gelas
beker. Sebuah Pipet tetes yang digunkan untuk mengambil larutan teres dari
gelas beker 1 memasukkan 5 ml larutan teres pada wadah lainnya. Bahan-bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah air kran 50 ml yang digunakan sebagai
zat pelarut dalam proses difusi. 5 ml larutan teres hijau 30% (dibuat dari 20
ml air kran dan 6 gram teres hijau yang tercampur sampai homogen). Korek api
untuk menyalakan api pada bunsen. Sebuah kertas saring yang digunakan untuk
membantu penyaringan pada larutan teres berwarna hijau agar terpisah
endapannya.
2. Difusi Padat
Dikatakan difusi padat jika terjadi perpindahan molekul
padatan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Contohnya adalah ketika
kita melakukan perendaman buah dengan larutan gula dalam pembuatan manisan
buah. Selama perendaman selain terjadi difusi air dari lingkungan luar ke dalam
buah juga terjadi difusi molekul gula (molekul padatan) ke dalam buah dan ini
berarti difusi padatan juga terjadi dalam pembuatan manisan buah ini. Selama
ini batasan antara kapan terjadinya difusi air dengan difusi padatan masih
belum jelas karena prosesnya sering terjadi bersamaan dan susah untuk
dibedakan.
Alat- alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebuah
neraca ohause yang digunakan untuk menimbang pewarna sintetis (teres hijau).
Sebuah sendok plastik yang digunakan untuk mrngambil teres hijau dari dalam kemasan
kedalam kertas sebagai alas untuk menimbang teres hijau. Sebuah gelas beker
denagan ukuran 25 ml yang digunakan sebagai wadah air kran dan sebagai wadah
larutan teres. Sebuah gelas ukur berukuran 50 ml yang digunakan untuk mengukur
volume air kran. Rangakaian alat pemanas yang terdiri dari sebuah bunsen
sebagai sumber api,sebuah kaki tiga sebagai penyangga, dan sebuah kasa sebagai
alas gelas beker saat dipanaskan. Sebuah termometer yang digunakan untuk
mengukur suhu air kran yang dipanaskan.
Sebuah stopwatch untuk menghitung lamanya waktu yang
dibutuhkan dalam proses difusi hingga terbentuk larutan yang homogen. Sebuah
corong kaca yang digunakan untuk menyaring larutan teres hijau pada gelas
beker. Sebuah Pipet tetes yang digunkan untuk mengambil larutan teres
dari gelas beker 1 memasukkan 5ml larutan teres pada wadah lainnya. Bahan-bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah air kran 20 ml yang digunakan sebagai
zat pelarut dalam proses difusi. Pewarna sintetis (teres hijau) sebanyak 6 gram
digunakan sebagai zat terlarut dalam proses difusi. Korek api untuk menyalakan
api pada bunsen. Sebuah kertas saring yang digunakan untuk membantu penyaringan
pada larutan teres berwarna hijau agar terpisah endapannya.
3. Difusi Gas
Dikatakan difusi gas jika terjadi perpindahan molekul gas
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Contohnya yaitu difusi O2 pada
pengemas plastik. Ketika kita menggunakan pengemas plastik untuk membungkus
suatu bahan, maka selama penyimpanan akan terjadi difusi oksigen dan uap air
dari lingkungan luar ke dalam plastik pengemas.
Jumlah oksigen dan uap air yang dapat masuk ke dalam plastik
pengemas bervariasi tergantung permeabilitas dari plastik pengemas tersebut.
Semakin banyak jumlah oksigen dan uap air yang dapat masuk ke dalam plastik
pengemas berarti kualitas plastik pengemasnya semakin buruk. Disini, difusi
oksigen merupakan difusi gas dan difusi uap air merupakan difusi cair.
Makin besar perbedan konsentrasi anatara dua daerah, maka
makin tajam pula gradasi konsentrasinya sehingga makin lambat pula kecepatan
difusinya. Apabila partikel suatu zat dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh
gaya tarik, maka dalam jangka waktu tertentu partikel-partikel itu akan
tersebar merata dalam ruang yang ada.
Sampai distribusi merata seperti itu terjadi, akan terdapat
lebih banyak partikel yang bergerak dari daerah tempat partikel itu lebih pekat
ke daerah yang partikelnya kurang pekat, lalu terjadi yang sebaliknya, dan
secara menyeluruh gerakan partikel ke arah tertentu disebut difusi. Makin besar
perbedaan konsentrasi antara dua daerah, yaitu makin tajam gradasi
konsentrasinya, makin besar kecepatan difusinya (Diana, 2013).
Laju difusi dapat dinaikkan dengan cara pengadukan sehingga
kondisi kesetimbangan dapat lebih cepat tercapai Peristiwa lain yang juga
termasuk sebagai peristiwa difusi adalah tinta biru yangditeteskan dalam air
bening. Tinta akan berdifusi perlahan-lahan ke seluruh bagian air hingga
diperoleh kondisi kesetimbangan (tidak adanya gradien konsentrasi). Untuk
menaikkan laju difusi dapat dilakukan pengadukan, sehingga kondisi
kesetimbangan dapat lebih cepat dicapai. Difusi tidak terbatas hanya pada
perpindahan lapisan stagnant (diam) zat padat atau zat cair saja.
Pada fluida yang mengandung banyak komponen yang akan
berdifusi dalam keadaan diam berlaku hukum Frick untuk campuran antara hukum A
dan B, yaitu:
Keterangan:
J*AZ = flux molar komponen A pada
arah sumbu z untuk arah molekular (kgmolA/s.m2)
DAB = difusi molekular molekul A melalui B (m2/s)
z = jarak difusi (m)
c = konsentrasi A dan B
(kgmol/m3)
xA = fraksi mol dari A dari campuran
A dan B
Jika c adalah konstan, karena cA = cxA maka :
cdxA = d(cxA) = dcA (2)
Jika persamaan (1) disubstitusi ke persamaan (2)
menghasilkan persamaan difusi untuk konsentrasi yang konstan:
Persamaan (3) umumnya digunakan dalam berbagai aplikasi
proses difusi molekular. Apabila nilai c bervariasi, maka yang digunakan dalam
persamaan (3) adalah nilai rata-ratanya. Untuk aliran massa yang turbulen
dengan konsentrasi yang konstan berlaku persamaan:
dengan εM difusivitas massa turbulen dengan satuan m2/s.
Contoh Soal!
1.Contoh Difusi dalam kehidupan sehari-hari?
2.Difusi zat padat dalam zat cair. jelaskan dengan kata
sederhana!
Jawaban
1. Menyeduh teh celup, menyemprotkan parfum atau parfum ruangan, melarutkan gula dalam air, pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam darah, asap yang menyebar.
2.Larutan
Jika suatu padatan dibiarkan bersentuhan dengan pelarut
berlebih yang melarutkannya, sebagian dari padatan tersebut akan larut. Kita
tahu bahwa proses ini disebut pelarutan partikel padat menjadi cairan, yang
terjadi karena difusi partikel padat ke dalam cairan.
Difusi juga didefinisikan sebagai pergerakan partikel
dari area dengan konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah dalam
volume fluida tertentu (baik cair atau gas) menuruni gradien konsentrasi.
Oleh karena itu, difusi zat padat dalam cairan berarti pergerakan molekul padat
ke dalam media cair sepanjang gradien konsentrasi.DAFTAR PUSTAKA
Ahamed, A. P. Vermette., 2008, Culture-based Strategies to
Enhance Cellulase Enzyme Production from Trichoderma reesei RUT-C30 in
Bioreactor Culture Conditions, Biochemical Engineering Journal, 40, 399, dan
407.
Brown, D.F.J.,
Edwards, D.I., Hawkey, P.M., Morrison, D., Ridgway, G.L., Towner, K.J. &
Wren, M.W.D., 2005, Guidelines for the laboratory diagnosis and susceptibility
testing of methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), J Antimicrob
Chemother, 56, 1000- 1018.
Childree, L., 2011,
Antibiotics Made More Effective By Glucose,
http://www.helium.com/items/2156162-sugar-in-antibiotics, diakses tanggal 22
Desember 2012.
Chirife, J.,
Herszage, L., Joseph, A., & Kohn, E. S., 1983, In Vitro Study of Bacterial
Growth Inhibition in Concentrated Sugar Solutions: Microbiological Basis for
the Use of Sugar in Treating Infected Wounds, Journal Antimicrobial Agent and
Chemotherapy, 766-773.
Christopher, K. &
Bruno, E., 2003, Identification of Bacterial Species, Association for Biology
Laboratory Education (ABLE), 103-130.