.

Sabtu, 31 Oktober 2020

Dampak Negatif Penggunaan Pestisida

 

Dampak Negatif Penggunaan Pestisida

Sumber : agroindonesia.co.id

 

Oleh : Dinda Damarisa Anggadewi (@S03-Dinda)

 

Abstrak

Di Indonesia, pestisida sering digunakan untuk membasmi hama tanaman. Hama tanaman mengancam stabilitas produksi pertanian karena menyebabkan penurunan produktivitas tanaman sehingga dapat terjadi gagal panen pada serangan yang masif. Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) terjadi di semua tahap pengelolaan agribisnis sayuran dimulai dari sebelum masa tanam, di pertanaman, sampai penyimpanan dan pengangkutan produk yang menyebabkan kerugian secara ekonomis karena menurunkan kualitas, kuantitas, dan harga hasil panen. Penggunaan pestisida kimiawi menjadi pilihan dengan memperhatikan kondisi ekonomi di lapangan. Namun, dampak dari penggunaan pestisida kimia sintetis perlu diperhatikan. Tujuan penulisan artikel ini adalah dapat menambah pengetahuan mengenai dampak negatif penggunaan pestisida.

Abstract

In Indonesia, pesticides are often used to eradicate plant pests. Crop pests threaten the stability of agricultural production as they cause a decline in crop productivity, which can lead to crop failure during large-scale attacks. Plant Pest Organism (OPT) attacks occur at all levels of vegetable agribusiness management, from before planting time, during planting, to storage and transportation of products resulting in economic losses due to lower quality, quantity and harvest prices. The use of chemical pesticides is an option with respect to the economic situation on the farm. However, the effects of the use of synthetic chemical pesticides should be noted. The purpose of writing this article is to increase knowledge about the negative effects of pesticide.

Kata kunci : pestisida, dampak, agrokimia

Pendahuluan

Salah satu industri agrokimia adalah pestisida. Pestisida/pembasmi hama berdasarkan asal katanya berasal dari bahasa inggris yaitu pest berarti hama dan cida berarti pembunuh. Yang dimaksud dengan hama bagi petani sangat luas yaitu : tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus,nematoda (cacing yang merusak akar), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. Jadi, pestisida adalah senyawa kimia yang disusun untuk mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman.

Berdasarkan sasarannya, pestisida dibagi menjadi :

·       Insektisida (serangga)

·       Fungisida (fungi/jamur)

·       Rodensida (hewan pengerat)

·       Herbisida (gulma)

·       Akarisida (tungau)

·       Bakterisida (bakteri)

·       Larvasida (larva)

Permasalahan

Dengan menggunakan pestisida, produksi pertanian meningkat dan kesejahteraan petani juga semakin baik, tetapi penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan dapat memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

 

Pembahasan



Pestisida masih diperlukan dalam kegiatan pertanian. Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama hingga meluasnya serangan dapat dicegah, dan kehilangan hasil panen dapat dikurangi. Penggunaan pestisida yang tidak bijak dan tidak sesuai dapat menimbulkan dampak negatif sebagai berikut :

1.     Pencemaran air dan tanah di lingkungan sekitar

Jenis-jenis pestisida yang persisten (DDT, Aldrin, Dieldrin) tidak mengalami degradasi dalam tanah, tapi malah akan berakumulasi. Dalam air, pestisida dapat mengakibatkan biology magnification, pada pestisida yang persisten dapat mencapai komponen terakhir, yaitu manusia melalui rantai makanan. Pestisida dengan formulasi granula, mengalami proses dalam tanah dan air sehingga ada kemungkinan untuk dapat mencemari tanah dan air.

2.     Pencemaran udara

Pestisida yang disemprotkan segera bercampur dengan udara dan langsung terkena sinar matahari. Pestisida dapat mengalami fotodekomposisi di udara. Pestisida mengalami perkolasi atau ikut terbang menurut aliran angin. Makin halus butiran larutan makin besar kemungkinan ikut perkolasi dan makin jauh ikut diterbangkan arus angin.

 

3.     Timbulnya spesies hama yang resisten

Spesies hama yang akan diberantas dapat menjadi toleran terhadap pestisida, sehingga populasinya menjadi tidak terkendali. Ini berarti bahwa jumlah individu yang mati sedikit sekali atau tidak ada yang mati, meskipun telah disemprot dengan pestisida dosis normal atau dosis lebih tinggi sekalipun. Populasi dari spesies hama dapat pulih kembali dengan cepat dari pengaruh racun pestisida serta bisa menimbulkan tingkat resistensi pestisida tertentu pada populasi baru yang lebih tinggi, hal ini biasanya disebabkan oleh pestisida golongan organoklorin.

4.     Timbulnya spesies hama baru atau ledakan hama sekunder

Penggunaan pestisida yang ditujukan untuk memberantas jenis hama tertentu, bahkan dapat menyebabkan munculnya jenis hama yang lain. Ledakan hama sekunder tersebut dapat terjadi beberapa saat setelah penggunaan pestisida, atau pada akhir musim tanam atau malah pada musim tanam berikutnya. Ledakan hama sekunder dapat lebih merusak daripada hama sasaran sebelumnya.

5.     Resurgensi

Bila suatu jenis hama setelah memperoleh perlakuan pestisida berkembang menjadi lebih banyak dibanding dengan yang tanpa perlakuan pestisida, maka fenomena itu disebut resurgensi. Faktor penyebab terjadinya resurgesi antara lain :

a)     Butir semprotan pestisida tidak sampai pada tempat hama berkumpul dan makan.

b)    Kurangnya pengaruh residu pestisida untuk membunuh nimfa hama yang menetas sehingga resisten terhadap pestisida.

c)     Predator alami mati terbunuh pestisida.

d)    Pengaruh fisiologis insektisida kepada kesuburan hama. Hama bertelur lebih banyak dengan angka kematian hama yang menurun.

e)     Pengaruh fisiologis pestisida kepada tanaman sedemikian rupa sehingga hama dapat hidup lebih subur.

 

6.     Merusak keseimbangan ekosistem

Penggunaan pestisida seperti insektisida, fungisida dan herbisida untuk membasmi hama tanaman, hewan, dan gulma (tanaman benalu) yang bisa mengganggu produksi tanaman sering menimbulkan komplikasi lingkungan. Penekanan populasi insekta hama tanaman dengan menggunakan insektisida, juga akan mempengaruhi predator dan parasitnya, termasuk serangga lainnya yang memangsa spesies hama dapat ikut terbunuh. Misalnya, burung dan vertebrata lain pemakan spesies yang terkena insektisida akan terancam kehidupannya. Sehingga dengan demikian bersamaan dengan menurunnya jumlah individu spesies hama, menurun pula parasitnya.

7.     Dampak terhadap kesehatan masyarakat

Penggunaan pestisida dalam kegiatan pertanian dapat mengakibatkan dampak negatif pada kesehatan manusia, misalnya :

(a)   Terdapat residu pestisida pada produk pertanian.

(b)  Bioakumulasi dan biomagnifikasi melalui rantai makanan. Manusia sebagai makhluk hidup yang letaknya paling ujung dari rantai makanan dapat memperoleh efek biomagnifikasi yang p aling besar. Dampak ini ditimbulkan oleh pestisida golongan organoklorin.

(c)   Keracunan pestisida, yang sering terjadi pada pekerja dengan pestisida.

Dampak negatif pestisida terhadap kesehatan manusia, baik secara langsung maupun tak langsung yang dihubungkan dengan sifat dasar bahan kimianya :

a.     Organoklorin (OK)

Merupakan racun kontak dan racun perut. Merugikan lingkungan dan kesehatan masyarakat karena sifat persistensinya sangat lama di lingkungan, baik di tanah maupun jaringan tanaman dan dalam tubuh hewan. Persistensi organoklorin menimbulkan dampak negatif seperti biomagnifikasi dan masalah keracunan kronik yang membahayakan. Herbisida senyawa 2,3,7,8-TCDD merupakan senyawa toksik untuk ternak termasuk manusia, masuk lewat kontak kulit atau saluran pencernakan, menginduksi enzim oksidase, karsinogen kuat, teratogenik serta menekan reaksi imun. Toksisitas golongan organoklorin ini yaitu sebagai anastesi, narkotik dan racun sistemik. Cara kerja spesifiknya adalah sebagai depressant system saraf pusat (narkosis), kerusakan jaringan liver dan kerusakan jaringan ginjal.

b.     Organofosfat (OP)

Merupakan racun kontak, racun perut maupun fumigan. Toksisitas karena paparan senyawa ini meliputi system syaraf melalui inhibisi enzim kolinesterase.

c.     Karbamat

Seperti halnya golongan organofosfat, toksisitasnya dengan penghambatan aktivitas enzim kolinesterase pada sistem syaraf.

 

Kesimpulan

            Dalam pertanian, pestisida mampu mengendalikan hama dan jasad pengganggu lainnya. Penggunaan pestisida bertujuan untuk menaikkan kualitas serta kuantitas hasil panen. Tetapi, penggunaan pestisida yang tidak bijak dan tidak sesuai malah akan membawa dampak negatif bagi lingkungan maupun kesehatan manusia. Pestisida harus digunakan dengan benar agar tidak memberikan dampak negatif seperti pencemaran air dan tanah di lingkungan pertanian, pencemaran udara, timbulnya spresies hama yang resisten, timbulnya ledakan hama sekunder, reurgensi, merusak keseimbangan ekosistem, dan berdampak buruk bagi manusia baik yang berada di lingkungan sekitar pertanian maupun konsumen.

 

Daftar Pustaka

Adriyani, R. (n.d.). Usaha Pengendalian Pencemaran Lingkungan Akibat Penggunaan Pestisida Pertanian.

Irfan Afandi, S. (2019, December 13). Retrieved from cybex.pertanian: http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/88186/Pengertian-Pestisida-Jenis-Cara-Kerja-Dan-Dampak-Pengunaan-Pestisida/

Sulistiyono, L. (2004). Dilema Penggunaan Pestisida Dalam Sistem Pertanian Tanaman Hortikultura Di Indonesia.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.