Dampak Negatif Penggunaan Pestisida
Sumber : agroindonesia.co.id
Oleh : Dinda Damarisa Anggadewi (@S03-Dinda)
Abstrak
Di Indonesia, pestisida sering digunakan untuk
membasmi hama tanaman. Hama tanaman mengancam stabilitas produksi pertanian
karena menyebabkan penurunan produktivitas tanaman sehingga dapat terjadi gagal
panen pada serangan yang masif. Serangan Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT) terjadi di semua tahap pengelolaan agribisnis sayuran
dimulai dari sebelum masa tanam, di pertanaman, sampai penyimpanan dan
pengangkutan produk yang menyebabkan kerugian secara ekonomis karena menurunkan
kualitas, kuantitas, dan harga hasil panen. Penggunaan pestisida kimiawi
menjadi pilihan dengan memperhatikan kondisi ekonomi di lapangan. Namun, dampak
dari penggunaan pestisida kimia sintetis perlu diperhatikan. Tujuan penulisan
artikel ini adalah dapat menambah pengetahuan mengenai dampak negatif
penggunaan pestisida.
Abstract
In
Indonesia, pesticides are often used to eradicate plant pests. Crop pests
threaten the stability of agricultural production as they cause a decline in
crop productivity, which can lead to crop failure during large-scale attacks.
Plant Pest Organism (OPT) attacks occur at all levels of vegetable agribusiness
management, from before planting time, during planting, to storage and
transportation of products resulting in economic losses due to lower quality,
quantity and harvest prices. The use of chemical pesticides is an option with
respect to the economic situation on the farm. However, the effects of the use
of synthetic chemical pesticides should be noted. The purpose of writing this
article is to increase knowledge about the negative effects of pesticide.
Kata kunci : pestisida,
dampak, agrokimia
Pendahuluan
Salah
satu industri agrokimia adalah pestisida. Pestisida/pembasmi hama berdasarkan asal katanya berasal dari
bahasa inggris yaitu pest berarti hama dan cida berarti
pembunuh. Yang dimaksud dengan hama bagi petani sangat luas yaitu :
tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi
(jamur), bakteria dan virus,nematoda (cacing yang merusak akar), siput, tikus,
burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. Jadi, pestisida adalah senyawa
kimia yang disusun untuk mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang
tanaman.
Berdasarkan
sasarannya, pestisida dibagi menjadi :
· Insektisida
(serangga)
· Fungisida
(fungi/jamur)
· Rodensida
(hewan pengerat)
· Herbisida
(gulma)
· Akarisida
(tungau)
· Bakterisida
(bakteri)
· Larvasida
(larva)
Permasalahan
Dengan
menggunakan pestisida, produksi pertanian meningkat dan kesejahteraan petani
juga semakin baik, tetapi penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang
diberikan dapat memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan
manusia.
Pembahasan
Pestisida
masih diperlukan dalam kegiatan pertanian. Pestisida dengan cepat menurunkan
populasi hama hingga meluasnya serangan dapat dicegah, dan kehilangan hasil
panen dapat dikurangi. Penggunaan pestisida yang tidak bijak dan tidak sesuai
dapat menimbulkan dampak negatif sebagai berikut :
1. Pencemaran
air dan tanah di lingkungan sekitar
Jenis-jenis
pestisida yang persisten (DDT, Aldrin, Dieldrin) tidak mengalami degradasi
dalam tanah, tapi malah akan berakumulasi. Dalam air, pestisida dapat
mengakibatkan biology magnification, pada pestisida yang persisten dapat
mencapai komponen terakhir, yaitu manusia melalui rantai makanan. Pestisida
dengan formulasi granula, mengalami proses dalam tanah dan air sehingga ada
kemungkinan untuk dapat mencemari tanah dan air.
2. Pencemaran
udara
Pestisida
yang disemprotkan segera bercampur dengan udara dan langsung terkena sinar
matahari. Pestisida dapat mengalami fotodekomposisi di udara. Pestisida
mengalami perkolasi atau ikut terbang menurut aliran angin. Makin halus butiran
larutan makin besar kemungkinan ikut perkolasi dan makin jauh ikut diterbangkan
arus angin.
3. Timbulnya
spesies hama yang resisten
Spesies
hama yang akan diberantas dapat menjadi toleran terhadap pestisida, sehingga
populasinya menjadi tidak terkendali. Ini berarti bahwa jumlah individu yang
mati sedikit sekali atau tidak ada yang mati, meskipun telah disemprot dengan
pestisida dosis normal atau dosis lebih tinggi sekalipun. Populasi dari spesies
hama dapat pulih kembali dengan cepat dari pengaruh racun pestisida serta bisa
menimbulkan tingkat resistensi pestisida tertentu pada populasi baru yang lebih
tinggi, hal ini biasanya disebabkan oleh pestisida golongan organoklorin.
4. Timbulnya
spesies hama baru atau ledakan hama sekunder
Penggunaan
pestisida yang ditujukan untuk memberantas jenis hama tertentu, bahkan dapat
menyebabkan munculnya jenis hama yang lain. Ledakan hama sekunder tersebut
dapat terjadi beberapa saat setelah penggunaan pestisida, atau pada akhir musim
tanam atau malah pada musim tanam berikutnya. Ledakan hama sekunder dapat lebih
merusak daripada hama sasaran sebelumnya.
5. Resurgensi
Bila
suatu jenis hama setelah memperoleh perlakuan pestisida berkembang menjadi
lebih banyak dibanding dengan yang tanpa perlakuan pestisida, maka fenomena itu
disebut resurgensi. Faktor penyebab terjadinya resurgesi antara lain :
a) Butir
semprotan pestisida tidak sampai pada tempat hama berkumpul dan makan.
b) Kurangnya
pengaruh residu pestisida untuk membunuh nimfa hama yang menetas sehingga
resisten terhadap pestisida.
c) Predator
alami mati terbunuh pestisida.
d) Pengaruh
fisiologis insektisida kepada kesuburan hama. Hama bertelur lebih banyak dengan
angka kematian hama yang menurun.
e) Pengaruh
fisiologis pestisida kepada tanaman sedemikian rupa sehingga hama dapat hidup
lebih subur.
6. Merusak
keseimbangan ekosistem
Penggunaan
pestisida seperti insektisida, fungisida dan herbisida untuk membasmi hama
tanaman, hewan, dan gulma (tanaman benalu) yang bisa mengganggu produksi
tanaman sering menimbulkan komplikasi lingkungan. Penekanan populasi insekta
hama tanaman dengan menggunakan insektisida, juga akan mempengaruhi predator
dan parasitnya, termasuk serangga lainnya yang memangsa spesies hama dapat ikut
terbunuh. Misalnya, burung dan vertebrata lain pemakan spesies yang terkena
insektisida akan terancam kehidupannya. Sehingga dengan demikian bersamaan
dengan menurunnya jumlah individu spesies hama, menurun pula parasitnya.
7. Dampak
terhadap kesehatan masyarakat
Penggunaan
pestisida dalam kegiatan pertanian dapat mengakibatkan dampak negatif pada
kesehatan manusia, misalnya :
(a) Terdapat
residu pestisida pada produk pertanian.
(b) Bioakumulasi
dan biomagnifikasi melalui rantai makanan. Manusia sebagai makhluk hidup yang
letaknya paling ujung dari rantai makanan dapat memperoleh efek biomagnifikasi
yang p aling besar. Dampak ini ditimbulkan oleh pestisida golongan
organoklorin.
(c) Keracunan
pestisida, yang sering terjadi pada pekerja dengan pestisida.
Dampak
negatif pestisida terhadap kesehatan manusia, baik secara langsung maupun tak
langsung yang dihubungkan dengan sifat dasar bahan kimianya :
a. Organoklorin
(OK)
Merupakan
racun kontak dan racun perut. Merugikan lingkungan dan kesehatan masyarakat
karena sifat persistensinya sangat lama di lingkungan, baik di tanah maupun
jaringan tanaman dan dalam tubuh hewan. Persistensi organoklorin menimbulkan
dampak negatif seperti biomagnifikasi dan masalah keracunan kronik yang
membahayakan. Herbisida senyawa 2,3,7,8-TCDD merupakan senyawa toksik untuk
ternak termasuk manusia, masuk lewat kontak kulit atau saluran pencernakan,
menginduksi enzim oksidase, karsinogen kuat, teratogenik serta menekan reaksi
imun. Toksisitas golongan organoklorin ini yaitu sebagai anastesi, narkotik dan
racun sistemik. Cara kerja spesifiknya adalah sebagai depressant system saraf
pusat (narkosis), kerusakan jaringan liver dan kerusakan jaringan ginjal.
b. Organofosfat
(OP)
Merupakan
racun kontak, racun perut maupun fumigan. Toksisitas karena paparan senyawa ini
meliputi system syaraf melalui inhibisi enzim kolinesterase.
c. Karbamat
Seperti
halnya golongan organofosfat, toksisitasnya dengan penghambatan aktivitas enzim
kolinesterase pada sistem syaraf.
Kesimpulan
Dalam
pertanian, pestisida mampu mengendalikan hama dan jasad pengganggu lainnya.
Penggunaan pestisida bertujuan untuk menaikkan kualitas serta kuantitas hasil
panen. Tetapi, penggunaan pestisida yang tidak bijak dan tidak sesuai malah
akan membawa dampak negatif bagi lingkungan maupun kesehatan manusia. Pestisida
harus digunakan dengan benar agar tidak memberikan dampak negatif seperti
pencemaran air dan tanah di lingkungan pertanian, pencemaran udara, timbulnya
spresies hama yang resisten, timbulnya ledakan hama sekunder, reurgensi, merusak
keseimbangan ekosistem, dan berdampak buruk bagi manusia baik yang berada di
lingkungan sekitar pertanian maupun konsumen.
Daftar Pustaka
Adriyani, R. (n.d.). Usaha
Pengendalian Pencemaran Lingkungan Akibat Penggunaan Pestisida Pertanian.
Irfan Afandi, S. (2019, December
13). Retrieved from cybex.pertanian:
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/88186/Pengertian-Pestisida-Jenis-Cara-Kerja-Dan-Dampak-Pengunaan-Pestisida/
Sulistiyono, L. (2004). Dilema
Penggunaan Pestisida Dalam Sistem Pertanian Tanaman Hortikultura Di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.