.

Kamis, 27 Februari 2020

E-Toll Card Teknologi Hijau Masa Kini

https://assets.jalantikus.com/assets/cache/0/0/tips/2018/12/22/cara-beli-kartu-e-toll-banner-3ce29.jpg

ABSTRAK
ISU lingkungan yang semula sekadar wacana pada 1950-an, justru di awal milenium ini muncul menjadi isu global. Seketika semua pihak kembali mengintrospeksi apa yang telah dilakukan terhadap lingkungan hidup yang notabene menjadi tempat kehidupan makhluk dan tempat memperoleh semua kebutuhan akan sumber daya.           
Ada beberapa hal yang patut menjadi renungan dan pemikiran semua pihak. Hutan hujan tropis yang sudah jauh dari bentuk aslinya karena ulah manusia. Peningkatan lapisan gas CO2 di atmosfer dan penipisan lapisan ozon, sehingga menyebabkan pemanasan bumi. (Prakoso, 2009)
Pemanasan global mengancam kerusakan terumbu karang di kawasan segitiga terumbu karang (coral triangle ) di enam negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Kepulauan Salomon, Papua Nugini, Timor Leste, dan Philipina. Kerusakan segitiga terumbu karang ini dikhawatirkan merusak kehidupan masyarakat lokal yang berada di sekitarnya. Indonesia sebagai negara yang memiliki kawasan terumbu karang terluas di dunia, yakni 51.000 km persegi atau 20% dari luas terumbu karang dunia, namun sekitar 50% dalam kondisi rusak parah. (Prakoso, 2009)
Permasalahan lingkungan juga menghantui kawasan perkotaan. Pencemaran udara di kota-kota besar mengancam kesehatan warga. Gejala gangguan kesehatan pada balita karena terkena dampak timah hitam dari bahan bakar bensin terus diwaspadai. Kota pun mengalami krisis air bersih di beberapa titik (Prakoso, 2009).
Dengan bertambah modernnya jaman, kebutuhan akan kertas di Indonesia semakin meningkat. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan ilmu dan teknologi (IPTEK). Pertumbuhan industri pulp dan kertas di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2003 konsumsi kertas mencapai 5,31 juta ton, tahun 2004 kebutuhan konsumsi kertas mencapai 5,40 juta ton. Sedangkan pada tahun 2005 konsumsi kertas mencapai 5,61 juta ton dan untuk tahun 2009 mencapai 6,45 juta. Namun terkait dengan kebutuhan kayu yang semakin menipis akibat digunakan sebagai bahan baku pulp dan kertas, maka sebagaimana dinyatakan oleh Manurung dan Sukaria (2008)[1] bahwa Departemen Kehutanan telah menetapkan batas waktu penggunaan bahan baku dari hutan alam untuk industri pulp pada tahun 2009. Kertas merupakan sarana untuk menyampaikan informasi serta sebagai alat berkomunikasi yang digunakan oleh masyarakat. Dari segi kegunaanya, kertas sulit dipisahkan dengan kehidupan manusia. (Usman, A., Kurniawan, I., & Tarmawan, I. (2015).

Kata Kunci : E-Toll, Teknologi Hijau, Kertas

PENDAHULUAN
Green Technology (Teknologi Hijau), diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan praktis / teknologi yang dapat digunakan untuk melaksanakan pembangunan yang dapat mewujudkan tatanan infrastuktur untuk memenuhi kebutuhan manusia secara berkelanjutan (sustainable development), tanpa merusak atau mengganggu sumber daya alam. Secara singkat, teknologi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini dan tidak mengganggu ketersediaan kebutuhan generasi mendatang. (Ginting, N. T. (2008).

Saat ini teknologi hijau diharapkan akan menjadi penyelesaian berbagai aspek sosial, ekonomi, dan alam sekitar. Oleh karena itu, teknologi hijau (green technology) merujuk pada aplikasi produk, peralatan serta sistem untuk memelihara alam sekitar. Ruang lingkup dari green technology ini adalah teknologi sumber alam hijau, bangunan hijau, nanoteknologi hijau, dan alamtologi. Konsep penerapan teknologi hijau diterapkan dalam kehidupan manusia untuk keberlangsungan. Keberlangsungan adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara terus menerus di masa depan tanpa merusak atau menghabiskan sumber daya alam. Penghematan sumber daya alam salah satunya dengan inovasi (Vachon & Klassen, 2006). Inovasi adalah upaya untuk mengembangkan alternatif teknologi yang ramah lingkungan guna memenuhi kebutuhan manusia tanpa merusak lingkungan. (Sriwardiningsih, E. (2014).

Enam tindakan manusia yang dikenal sebagai “Tragedy of Commons” sebagai penyebab utama perubahan iklim global menurut Gany (2008) ,yaitu:a. Meningkatnya kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfir. b. Perobahan terhadap siklus bio-kimia global dari nitrogen dan elemen-elemen lainnya.     c. pembentukan dan pelepasan komponen organik secara terus menerus seperti chlorofluorocarbon    d. Perubahan besar-besaran dalam tataguna lahan dan vegetasi tutupan permukaan. e. Perburuan dan perambahan sejumlah besar sumber daya alam dan kehidupan predator dan konsumen. f. Invasi keanekaragaman hayati oleh species asing. (Nefilinda, N. (2017).

PEMBAHASAN

Salah satu produk teknologi inovasi pembayaran baru yang dikenal saat ini adalah e-toll sebagai alat transaksi pengganti tiket kertas yang biasanya didapatkan pengguna jalan tol. Penggunaan e-toll merupakan suatu inovasi dari teknologi sistem pembayaran yang menghemat sumber daya alam kayu, mengurangi sampah kertas yang hanya sekali pakai selama ini, dan mengurangi kemacetan. Teknologi hjau (green technology) merujuk kepada pembangunan dan aplikasi produk, peralatan serta sistem untuk memelihara alam sekitar, dan meminimalkan peran negatif aktivititas manusia. Sriwardiningsih, E. (2014).

Ruang lingkup teknologi hijau adalah sebagai berikut. Tenaga sumber alam; merupakan isu penting dalam teknologi hijau dan ini termasuk pembangunan bahan bakar alternatif atau sumber tenaga yang boleh diperbarui. Bangunan hijau; bidang ini merangkum semua tahap pembangunan, dari pemilihan bahan bangunan hingga pemilihan lokasi bangunan. Nanoteknologi hijau; bidang ini melibatkan manipulasi bahan pada skala nanometer atau satu per milyar meter. Nanoteknologi hijau adalah aplikasi teknologi hijau dalam bidang nanoteknologi. Alamtologi; suatu teknologi yang jelas mengikut fitrah alam dan hanya mengembangkannya sesuai dengan susunan yang lebih teratur. (Sriwardiningsih, E. (2014).

Jika diamati dari ruang lingkup teknologi hijau, e-toll dalam hal ini masuk dalam bangunan hijau karena mengikuti tahap pembangunan hijau dari pemilihan bahan kertas menjadi kartu daur ulang. E-toll card adalah kartu prabayar contactless smartcard yang diterbitkan oleh Bank Mandiri bekerja sama dengan operator tol. (Sriwardiningsih, E. (2014).

KESIMPULAN

Aplikasi penerapan Teknologi Hijau masih terus dikembangkan dalam berbagai Aspek. Salah satunya adalah Karcis Toll diganti menggunakan Kartu E-toll. Hal ini dilakukan untuk mengurangi penggunaan kertas yang berdampak pada penebangan pohon secara ilegal yang dapat berakibat pada bumi, salah satunya adalah pemanasan global.

DAFTAR PUSTAKA

Asriningpuri, H., Kurniawati, F., & Pambudi, G. (2015). Teknologi Hijau Warisan Nenek Moyang di Tanah Parahyangan. Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan, 7(1), 51-65.

Ginting, N. T. (2008). Mitigasi dan Adaptasi Dampak Perubahan Iklim Melalui Penerapan Teknologi Hijau. Jurnal Permukiman, 3(2), 129-136.

Mahreni, A., & Nuri, W. (2019). Bahan Kimia Hijau.

Nefilinda, N. (2017). Teknologi Hijau: Solusi Untuk Pelestarian Sumber Air. Jurnal Spasial, 1(2).

Sriwardiningsih, E. (2014). Nilai guna (kepuasan) green technology e-Toll sebagai salah satu alternatif layanan pada konsumen pengguna tol dalam kota Jakarta. Binus Business Review, 5(1), 323-332.

Usman, A., Kurniawan, I., & Tarmawan, I. (2015). Perancangan Kampanye Mengurangi Konsumsi Kertas Di Kota Bandung (studi Kasus Brosur). eProceedings of Art & Design, 2(3).




1 komentar:

  1. @Q03_ika

    Dampak pada lingkungan dalam penggunaan E-Toll card ?

    Terimakasih

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.