Wujud
Gas & Hukum-Hukum Gas
Oleh @Kel-N05, @N12-Alfina, @N17-Wida, @N18-Shabilla
Abstrak
Sebuah partikel,
atom atau molekul yang bebas akan berupa gas, tetapi bila sejumlah besar
partikel itu berdekatan dan bergabung dapat berbentuk cairan atau padatan.
Penggabungan itu bergantung pada besarnya daya tarik antara partikel tersebut.
Setiap besaran dapat diukur dengan cara dan alat tertentu. Hubungan antara
besaran-besaran itu disebut hukum gas. Hukum-hukum tersebut dapat dijelaskan
dengan teori kinetik gas ideal. Gas yang menyimpang dari hukum tersebut disebut
gas nyata.
Kata Kunci:
Hukum gas, Gas ideal, Wujud gas
I.
PENDAHULUAN
Pada saat
tertentu, zat hanya berada dalam satu wujud saja. Tetapi zat dapat berubah dari
wujud wujud satu ke wujud yang lain (padat/cair/gas). Partikel gas selalu
bergerak secara bebas ke segala arah, akibatnya gas akan mengisi ruangan yang
dapat dimasukinya. Oleh karena itu, menyimpan bejana harus dalam bejana (ruang)
tertutup rapat. Suatu sistem gas akan mempunyai suhu tertentu. Partikel itu
mempunyai volume dan jumlah partikel tertentu. Partikel itu mempunyai energy
kinetik yang menyebabkan ruangan memiliki suhu tertentu. Gerakan itu
menimbulkan tekanan terhadap dinding bejana.
II.
PEMBAHASAN
Suatu gas mempunyai besaran yang
dapat berubah nilainya. Besaran tersebut diantaranya:
a. Volume
Volume
gas sama dengan ukuran ruang yang ditempatinya, dengan kerapatan homogen. Cara
mengukur volume gas bergantung pada bentuk ruang.
b. Tekanan
gas
Karena
partikel gas selalu bergerak, maka terjadi tabrakan dengan dinding bejana
dengan kerapatan sama. Tabrakan itu dirasakan sebagai gaya persatuan luas
disebut tekanan.
c. Suhu
Partikel
cairan mempunyai energi kinetik yang dapat diperbesar dengan member kalor.
Cairan yang energy kinetiknya besar akan bersuhu lebih tinggi.
d. Jumlah
partikel
Suatu
sistem selalu mengandung sejumlah partikel yang harus dinyatakan dalam mol
(6,02 x 10²³ partikel)
Variabel gas mempunyai hubungan
satu sama lain. Hubungan itu disebut hokum gas yang dapat dinyatakan dalam
persamaan. Hukum itu hanya berlaku bila gas
bersifat ideal, yaitu bila tekanan
sekitar 1 atm atau lebih rendah.
a. Hukum
Boyle (1662)
“Pada suhu tetap,
volume yang ditempati suatu gas berbanding terbalik dengan tekanan gas
tersebut.”
Secara matematika, hukum itu dapat dinyatakan:
|
Bila tekanan diubah maka volum gas juga berubah maka rumus di atas dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan:
P1 = tekanan gas mula-mula (atm, cm
Hg, N/m2, Pa)
P2 = tekanan gas akhir (atm, cm Hg, N/m2, Pa)
V1 = volum gas mula-mula (m3, cm3)
V2 = volum gas akhir (m3, cm3)
P2 = tekanan gas akhir (atm, cm Hg, N/m2, Pa)
V1 = volum gas mula-mula (m3, cm3)
V2 = volum gas akhir (m3, cm3)
b. Hukum
Charles (1787)
“Pada tekanan tetap,
volume gas berbanding lurus dengan suhu mutlaknya.”
|
Keterangan:
V:
volume gas (m3),
T:
temperatur gas (K), dan
k:
konstanta.
c. Hukum
Gay-Lussac
“Tekanan suatu gas
dengan massa tertentu berbanding lurus dengan suhu mutlak, bila volume dijaga
tetap.”
|
Secara matematika, hukum itu dapat dinyatakan:
Keterangan:
T1 : suhu mutlak gas pada keadaan 1
(K)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
P1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
P2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
P1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
P2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
d. Hukum
Gabungan
Hukum
Boyle, Charles, dan Gay-Lussac secara matematis dapat digabung menjadi satu
hukum, yang disebut hokum gabungan. Hukum ini lebih umum dan mencakup ketiga
hukum terdahulu. Jika T₁=T₂
maka menjadi hokum Boyle. Jika P₁=P₂
akan menjadi hokum Charles dan jika V₁=V₂
akan menjadi hukum Gay-Lussac.
|
Keterangan:
T1 : suhu mutlak gas pada keadaan 1
(K)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
P1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
P2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
P1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
P2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
e. Hukum
Tekanan Parsial Dalton
Secara
matematika, hukum itu dapat dinyatakan:
P
total = Pa + Pb + Pc + … (maka)
Jika
tekanan total gas dan jumlah mol masing masing gas dalam campuran diketahui
kita bisa menghitung tekanan parsial gas tersebut dengan menggunakan rumus
berikut:
Pa
= ) x
P total
f. Hukum
Avogadro
Avogadro
mempelajari reaksi -reaksi gas. Dari pengamatannya terhadap jumlah pereaksi dan
hasil reaksi pada tekanan dan suhu yang sama didapatkanlah persamaan yang
dirumuskan dalam hukumnya yang berbunyi:
"Pada
suhu dan tekanan yang sama, gas - gas yang volumenya sama mempunyai jumlah
molekul yang sama"
Secara
matematika, hukum itu dapat dinyatakan:
Jumlah partikel = V
atau n = V
Jika
ada dua gas yang berada pada keadaan suhu dan tekanan yang sama, maka berlaku
rumus:
Keterangan:
V1 = volum gas 1
V2 = volum gas 2
V2 = volum gas 2
n1 = mol 1
n2 = mol 2
III.
KESIMPULAN
Hubungan antar
volume, tekanan, suhu, dan mol gas disebut hukum gas, diantaranya adalah hukum
Boyle, hukum Charles, hukum Gay Lussac, hukum Avogadro dan tekanan parsial
Dalton. Hukum tersebut dapat dijelaskan dengan teori kinetik gas ideal yang
bertolak dari asumsi bahwa tidak terdapat interaksi antar partikel. Hubungan
volume, tekanan, suhu, dan mol gas nyata dapat ditentukan dengan beberapa
rumus, antara lain dengan persamaan van der Waals.
Daftar Pustaka :
S, Syukuri, 1999, Kimia Dasar 2,
Bandung ITB, halaman 266 – 288.
Anonim, 2017, Wujud Zat, Online di http://tpb.ipb.ac.id/
Chandra, Agus, Fany, 2018, Zat dan
Wujudnya di http://file.upi.edu
Anonim. Hukum Boyle di https://fisikazone.com
Wahyu, Endah. Hukum Charles di https://endahwrn.wordpress.com
Anonim. Hukum-Hukum Gas Ideal di https://fisikazone.com
Vernandes, Andrian. Hukum-Hukum Gas
di https://www.avkimia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.