.

Minggu, 15 September 2019

Tambang Batu Bara dan Lingkungan Hidup


 Tambang Batu Bara & Lingkungan Hidup
Oleh : Firsta Fauzyah
(@P23-FIRSTA) 

Tambang batu bara terutama tambang terbuka  memerlukan lahan yang luas untuk diganggu sementara. Hal tersebut menimbulkan permasalahan lingkungan hidup, termasuk erosi tanah, polusi debu, suara dan air, serta dampak terhadap keanekaragaman hayati setempat. Tindakan-tindakan dilakukan dalam operasi tambang modern untuk menekan dampak-dampak tersebut. Perencanaan dan pengelolaan lingkungan yang baik akan menekan dampak pertambangan terhadap lingkungan hidup dan membantu melestarikan keanekaragaman hayati.

Dampak negatif yang disebabkan tambang batu bara, antara lain :
1.      
  • Gangguan  Lahan

Dalam praktek yang terbaik, kajian-kajian lingkungan hidup sekitarnya dilaksanakan beberapa tahun sebelum suatu tambang batu bara dibuka untuk menentukan kondisi yang ada dan untuk mengidentifikasikan kepekaan dan masalah masalah yang mungkin akan timbul. Kajian-kajian tersebut mempelajari dampak pertambangan terhadap air permukaan dan air tanah, tanah dan tata guna lahan setempat, tumbuhan alam serta populasi fauna (lihat kajian kasus koala pada halaman 30). Simulasi komputer dapat dilakukan untuk melihat dampak-dampak terhadap lingkungan hidup setempat. Temuan-temuan tersebut kemudian dikaji sebagai bagian dari proses yang mengarah kepada pemberian izin pertambangan oleh pihak yang berwenang.
2.      
  • Amblesan Tambang

Masalah yang terkait dengan tambang batu bara bawah tanah adalah amblesan, dimana permukaan tanah ambles sebagai akibat dari ditambangnya batu bara di bawahnya. Setiap kegiatan tata guna lahan yang dapat menghadapkan harta benda pribadi atau harta milik sendiri atau bentang alam yang bernilai pada suatu risiko jelas merupakan suatu masalah. Suatu pemahaman menyeluruh dari pola penghidupan di suatu daerah memungkinkan untuk mengukur pengaruh dari tambang bawah tanah terhadap permukaan tanah. Hal ini memastikan pengambilan sumber daya batu bara sebanyakbanyaknya secara aman sementara melindungi penggunaan lahan lainnya.
3.      
  • Pencemaran Air

Acid mine drainage (AMD – drainage tambang asam) adalah air yang mengandung logam yang terbentuk dari reaksi kimia antara air dan batuan yang mengandung mineral belerang. Limpasan yang terbentuk biasanya mengandung asam dan seringkali berasal dari daerah dimana bijih – atau kegiatan tambang batubara telah membuka batuan yang mengandung pirit, mineral yang mengandung belerang. Meskipun demikian, drainase yang mengandung logam juga bisa terjadi di daerah yang mengandung mineral yang belum ditambang.
4.   
  •    Polusi Debu & Suara

Selama operasi pertambangan, dampak polusi udara dan suara terhadap para pekerja dan masyarakat setempat dapat ditekan dengan teknik-teknik perencanaan tambang modern dan peralatan khusus. Selama operasi pertambangan debu dapat ditimbulkan oleh truk-truk yang berjalan diatas jalan yang tidak diaspal, operasi pemecahan batu bara, operasi pengeboran dan peniupan angin di daerah yang terganggu oleh pertambangan. Debu bisa dikendalikan dengan menyiramkan air ke jalanan, tumpukan batu bara atau ban berjalan. Tindakan-tindakan lain juga bisa dilakukan termasuk memasang sistem pengumpulan debu pada mata bor dan membeli lahan tambahan di sekitar tambang untuk dijadikan zona penyangga antara tambang dan daerah sekitarnya. Pepohonan yang ditanam di zona penyangga tersebut juga bisa menekan dampak pandangan dari operasi penambangan terhadap masyarakat setempat. Kebisingan bisa dikendalikan dengan melakukan pemilihan peralatan dan penyekatan secara hati-hati serta keterpaparan suara di sekitar mesin. Dalam praktek yang terbaik, setiap tapak harus terpasang peralatan pemantauan kebisingan dan getaran sehingga tingkat kebisingan dapat diukur untuk memastikan bahwa tambang berada dalam batas yang telah ditentukan.

Tindakan Yang Dilakukan Guna Menurunkan Tambang Kekurangan Batu Bara
1.      
 1. Mengurangi Emisi Partikel-partikel Halus
·    
  •  Pembersihan  Batu Bara


Kandungan abu batu bara dapat dikurangi sampai lebih dari 50%, membantu mengurangi limbah dari pembakaran batu bara. Ini terutama berguna di negara-negara dimana batu bara diangkut dalam jarak yang jauh sebelum digunakan karena tindakan ini menghemat pengangkutan dengan membuang sebagian besar material yang tidak terbakar. Pembersihan batu bara juga akan meningkatkan efisiensi pembangkit listrik tenaga uap yang mengarah ke pengurangan karbon dioksida.
  • ·         Alat Curah Elektrostatik dan Filter Kain

Alat curah elektrostatik dan filter kain dapat menghilangkan 99,5% emisi partikel-partikel halus dan sangat banyak digunakan di negara-negara berkembang dan negara-negara maju. Pada alat curah elektrostatik, gas pembakaran yang bermuatan partikel halus melewati pelat kondensor, dimana suatu medan listrik memberikan muatan pada partikel-partikel tersebut. Medan listrik tersebut menarik partikel-partikel ke arah pelat kondensor tempat partikel-partikel tersebut berakumulasi dan dapat dibuang. Filter kain, juga disebut ‘rumah kantong’ merupakan suatu pendekatan alternatif dan mengumpulkan partikel-partikel dari gas pembakaran pada kain dengan tenunan yang rapat terutama dengan pengayakan.
  • .       Mencegah Hujan Asam

Hujan asam disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk drainase asam dari area hutan yang telah dibuka dan emisi dari pembakaran bahan bakar fosil dalam pengangkutan dan pembangkit listrik. Oksida belerang (SOx) dan nitrogen (NOx) diemisikan pada berbagai tingkat selama pembakaran bahan bakar fosil. Gas -gas tersebut memberikan reaksi kimia terhadap uap air dan zat-zat lainnya di atmosfir dan membentuk asam yang kemudian mengendap pada saat hujan. Tindakan-tindakan telah diambil untuk mengurangi emisi SOx dan NOx secara signifikan dari pembangkit listrik tenaga uap. Pendekatanpendekatan tertentu juga memiliki manfaat mengurangi emisi-emisi lainnya seperti merkuri.
  • 3.       Mengurangi Emisi Karbon Dioksida

Batu bara adalah salah satu sumber emisi gas rumah kaca yang ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan manusia dan industri memiliki komitmen untuk menekan emisinya. Gas rumah kaca yang terkait dengan batu bara termasuk metana, karbondioksida (CO2) dan oksida zat nitro (N2O). Gas metana keluar dari tambang batu bara dalam (lihat bagian sebelumnya). CO2 dan N2O lepas pada saat batu bara digunakan untuk membangkitkan listrik atau proses industri seperti produksi baja dan pabrik semen.
Kelebihan BatuBara
Batu bara dapat memberikan listrik yang nyaman dan murah sementara energi pengganti dapat digunakan Pengaruh Rumah Kaca Diagram pemberian Intergovernmental Panel on Climate Change Sumber Daya Batu Bara: Tinjauna Lengkap Mengenai Batu Bara 37 pada saat beban puncak. Penghematan dan efisiensi energi pengganti dari bio massa juga dapat ditingkatkan dengan membangkitkan listrik dengan menggunakan batu bara. Sementara teknologi batu bara bersih meningkatkan kinerja lingkungan pembangkit listrik tenaga uap, perannya sebagai sumber energi yang terjangkau dan tersedia memberikan manfaat lingkungan hidup yang lebih banyak.

Daftar Pustaka                                                                                         
Deon Arinaldo dan  Julius Christian Adiatma.  2019.  Dinamika  Batu  Barat  Indonesia: Menuju Transisi Energi yang Adil.  Jakarta.

Harijiko,  Agung.  2014.  KARAKTERISTIK BATUBARA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSES PENCAIRAN. Yogyakarta

Lesmana, Verdian.  2019.  Bahan Bakar Padat Batubara.

Putra,  Ariskal.  2015.  Jurnal BatuBara.

Boris, don.  2019.  GEOLOGI BATUBARA  GENESA BATUBARA.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.