.

Sabtu, 14 September 2019

Biodiesel sebagai Energi Alternatif Terbarukan

Oleh @N12-ALFINA, Alfina Septiyadevi


Abstrak
Biodiesel secara umum adalah bahan bakar mesin diesel yang terbuat dari bahan terbarukan atau secara khusus merupakan bahan bakar mesin diesel yang terdiri atas ester alkil dari asam-asam lemak. Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati. Biodiesel tersusun dari berbagai macam ester asam lemak yang dapat diproduksi dari minyak tumbuhan. (Wibisono, 2007; Sathivel, 2005).

Kata Kunci : Biodiesel, minyak kelapa sawit, energi terbarukan (renewable).

Pendahuluan
Penggunaan BBM yang terus menerus dan cenderung meningkat akibat pertumbuhan penduduk dan industri, sementara cadangan minyak yang semakin menipis dan tidak dapat diperbaharui, sangat potensial menimbulkan krisis energi pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, untuk mengatasi persoalan tersebut dan mengurangi ketergantungan pada BBM perlu diadakan diversifikasi energi dengan cara mencari energi alternatif yang terbarukan (renewable). Salah satunya adalah energi alternatif yang berasal dari minyak tanaman atau tumbuhan (Posman, 2003).
Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk menghasilkan biodiesel mengingat bahan bakar nabati ini dapat memanfaatkan kondisi geografis dan sumber bahan baku minyak nabati dari berbagai tanaman yang tersedia di Indonesia. Dari sudut pandang lingkungan, penggunaan bahan bakar biodiesel memiliki beberapa keuntungan yaitu dapat mereduksi emisi karbonmonoksida dan karbondioksida, nontoxic dan biodegradable.
1.      Proses Pembuatan Biodiesel
Biodiesel dibuat melalui suatu proses kimia yang disebut transesterifikasi (transesterification) dimana reaksi antara senyawa ester (CPO/minyak kelapa sawit) dengan senyawa alkohol (methanol). Proses ini menghasilkan dua produk yaitu metil esters (biodiesel) dan gliserin yang merupakan produk samping (pada umumnya digunakan untuk pembuatan sabun dan lain produk). Sedangkan sebagai bahan baku penunjang yaitu alkohol. Pada ini pembuatan biodiesel dibutuhkan katalis untuk proses esterifikasi, katalis dibutuhkan karena alkohol larut dalam minyak.

      2.  Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transesterifikasi
a.      Jenis alkohol
Alkohol yang digunakan adalah alkohol yang memiliki jumlah atom C yang lebih sedikit.  Jumlah atom C yang lebih sedikit memberikan kecepatan reaktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah atom C yang lebih banyak.
b.      Pengaruh katalis
Katalis digunakan untuk membantu mempercepat proses reaksi. Katalis yang sering digunakan dalam proses pembuatan biodiesel adalah katalis asam maupun basa.
c.       Pengaruh Suhu
Kenaikan suhu akan diikuti dengan kenaikan kecepatan reaksi pembentukan biodiesel semakin tinggi suhunya sehingga semakin besar konversi yang dihasilkan.

Kesimpulan
Proses transesterifikasi merupakan proses utama pembuatan biodiesel karena disini merupakan kunci terbentuk methyl oleat yang disebut sebagai biodiesel. Pada tahapan proses harus ditentukan pereaksi dan katalis yang akan digunakan, untuk bahan baku maka sebaiknya pereaksi yang digunakan methanol dengan katalis NaOH atau KOH. Peluang dan potensi pemanfaatan minyak sawit sebagai bahan baku pembuatan biodiesel akan mendorong perkembangan industri sawit nasional dan dapat meningkatkan usaha perkebunan kelapa sawit terutama dalam mengangkat keterpurukan perekonomian secara nasional,khususnya masyarakat petani kelapa sawit.

Daftar Pustaka :
IW Suirta - Jurnal Kimia (Journal of Chemistry), 2009 - ojs.unud.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.