Abstrak
Biodiesel
secara umum adalah bahan bakar mesin diesel yang terbuat dari bahan terbarukan
atau secara khusus merupakan bahan bakar mesin diesel yang terdiri atas ester
alkil dari asam-asam lemak. Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati. Biodiesel
tersusun dari berbagai macam ester asam lemak yang dapat diproduksi dari minyak
tumbuhan. (Wibisono, 2007; Sathivel, 2005).
Kata Kunci : Biodiesel, minyak kelapa
sawit, energi terbarukan (renewable).
Pendahuluan
Penggunaan BBM yang terus menerus dan cenderung
meningkat akibat pertumbuhan penduduk dan industri, sementara cadangan minyak
yang semakin menipis dan tidak dapat diperbaharui, sangat potensial menimbulkan
krisis energi pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, untuk mengatasi
persoalan tersebut dan mengurangi ketergantungan pada BBM perlu diadakan
diversifikasi energi dengan cara mencari energi alternatif yang terbarukan (renewable).
Salah satunya adalah energi alternatif yang berasal dari minyak tanaman atau tumbuhan
(Posman, 2003).
Indonesia mempunyai
potensi yang sangat besar untuk menghasilkan biodiesel mengingat bahan bakar
nabati ini dapat memanfaatkan kondisi geografis dan sumber bahan baku minyak
nabati dari berbagai tanaman yang tersedia di Indonesia. Dari sudut pandang
lingkungan, penggunaan bahan bakar biodiesel memiliki beberapa keuntungan yaitu
dapat mereduksi emisi karbonmonoksida dan karbondioksida, nontoxic dan
biodegradable.
1.
Proses Pembuatan Biodiesel
Biodiesel
dibuat melalui suatu proses kimia yang disebut transesterifikasi (transesterification)
dimana reaksi antara senyawa ester (CPO/minyak kelapa sawit) dengan senyawa
alkohol (methanol). Proses ini menghasilkan dua produk yaitu metil esters
(biodiesel) dan gliserin yang merupakan produk samping (pada umumnya digunakan untuk
pembuatan sabun dan lain produk). Sedangkan sebagai
bahan baku penunjang yaitu alkohol. Pada ini pembuatan biodiesel dibutuhkan
katalis untuk proses esterifikasi, katalis dibutuhkan karena alkohol larut
dalam minyak.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
transesterifikasi
a. Jenis alkohol
Alkohol yang
digunakan adalah alkohol yang memiliki jumlah atom C yang lebih sedikit. Jumlah atom C yang lebih sedikit memberikan
kecepatan reaktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah atom C yang
lebih banyak.
b. Pengaruh katalis
Katalis digunakan
untuk membantu mempercepat proses reaksi. Katalis yang sering digunakan dalam
proses pembuatan biodiesel adalah katalis asam maupun basa.
c. Pengaruh Suhu
Kenaikan suhu
akan diikuti dengan kenaikan kecepatan reaksi pembentukan biodiesel semakin
tinggi suhunya sehingga semakin besar konversi yang dihasilkan.
Kesimpulan
Proses transesterifikasi
merupakan proses utama pembuatan biodiesel karena disini merupakan kunci
terbentuk methyl oleat yang disebut sebagai biodiesel. Pada tahapan proses
harus ditentukan pereaksi dan katalis yang akan digunakan, untuk bahan baku maka
sebaiknya pereaksi yang digunakan methanol dengan katalis NaOH atau KOH. Peluang dan potensi pemanfaatan minyak sawit
sebagai bahan baku pembuatan biodiesel akan mendorong perkembangan industri
sawit nasional dan
dapat meningkatkan usaha perkebunan kelapa sawit terutama dalam mengangkat
keterpurukan perekonomian secara nasional,khususnya masyarakat petani kelapa
sawit.
Daftar
Pustaka :
https://id.123dok.com/document/eqo0ox5q-bab-ii-tinjauan-pustaka-2-1-minyak-sawit-crude-palm-oil.html
IW Suirta - Jurnal Kimia (Journal of Chemistry), 2009 -
ojs.unud.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.