OLEH : IVAN BONTOR BANADOTAMA (41618010047)
Abstrak :
Senin (30/7/2018) menurut situs yang sama, Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index) Jakarta menyentuh angka 191. Situs ini mengukur Indeks Kualitas Udara di beberapa Kedutaan Besar AS. Pantauan indeks Kualitas Udara dari situs http://aqicn.org Sedangkan menurut AQICN, Indeks Kualitas Udara menyentuh angka 160 pada pukul 15.00 WIB. Bahkan Indeks Kualitas Udara Jakarta sempat menyentuh angka 195 pada pukul 04.00 WIB. Angka ini lebih buruk dari Beijing dan New Delhi yang terkenal sebagai kota dengan tingkat polusi paling tinggi di dunia. Jika dibandingkan dengan kota-kota besar di Asia Tenggara, kualitas udara Jakarta lebih jelek dari Ho Chi Minh City Hanoi, Bangkok, Kuala Lumpur dan Singapura. Beberapa kota di Indonesia seperti Palembang, Batam, dan Jambi juga masuk ke dalam pantauan AQCN. Dibandingkan Jakarta Indeks Kualitas Udara kota tersebut masih dalam batas aman.
Biosfer
Pengertian
Biosfer secara arti kata terbentuk dari dua kata yaitu bio yang berarti hidup dan sphere yang memiliki arti lapisan. Jadi, bila digabungkan biosfer adalah lapisan dimana tempat makhluk hidup itu tumbu atau menjadi habitat bagi makhluk hidup baik manusia, flora dan fauna serta mikroorganisme lainnya. Lapisan biosfer sejajar dengan tiga lapisan atmosfer lainnya yaitu litosfer, hidrosfer dan antroposfer. Ke-empat lapisan tersebut saling berkaitan satu sama lainnya. Biosfer sendiri lebih fokus pada kajian mengenai flora (dunia tumbuhan) dan fauna (dunia binatang) baik yang ada di daratan, air laut dan air tawar.
Faktor - faktor yang mempengaruhi biosfer
Dalam praktiknya, kondisi atau pun keadaan biosfer dipengaruhi oleh beberapa macam faktor berikut :
1. Iklim
Faktor yang mempengaruhi biosfer yang pertama yaitu faktor iklim. Iklim adalah suatu kondisi suhu dan juga kelembaba udara yang terjadi di suatu wilayah atau pun daerah tertentu dalam jangka waktu yang sangat panjang / lama. Pada dasarnya tidak semua makhluk hidup bisa tinggal di semua jenis iklim. Beberapa makhluk hidup hanya bisa tinggal di iklim trofis dan iklim subtrofis. Oleh sebab itu, semakin panjang bentang iklim yang dipunyai oleh suatu lingkungan biosfer tertentu, maka semakin besar pula kemungkinan lingkungan tersebut untuk ditinggali organisme makhluk hidup.
2. Kondisi Geologi
Kondisi geologi adalah suatu kondisi lingkungan fisik alam sekitar. Kondisi geologi mencakup berbagai macam hal seperti tingkat suhu lingkungan, keberadaan air, udara, dan berbagai macam faktor lainnya. Semakin lengkap kondisi geologi suatu lingkungan biosfer, maka semakin besar pula kemungkinan tempat tersebut untuk ditinggali oleh organisme makhluk hidup.
3. Ketinggian Tempat
Keadaan biosferialah ketinggian tempat. Ketinggian tempat memegang peranan penting terhadap kehidupan organisme makhluk hidup. Tidak semua organisme makhluk hidup bisa hidup di daerah – daerah yang tinggi. Bahkan, pada ketinggian tertentu, tidak ada satu organisme makhluk hidup pun yang bisa hidup. Oleh sebab itu, untuk dapat ditinggali, lingkungan biosfer harus berada pada ketinggian yang wajar / sesuai dengan kebutuhan organisme makhluk hidup.
4. Faktor Biotik
Selain tiga faktor di atas, faktor terakhir yang turut mempengaruhi kondisi biosfer ialah faktor biotik. Faktor biotik adalah faktor – faktor makhluk hidup yang mendukung kehidupan organisme makhluk hidup lainnya. Tanaman pohon misalnya, adalah faktor biotik untuk berbagai macam organisme makhluk hidup lainnya seperti burung, tupai, bajing, manusia, bakteri, dan berbagai macam organisme makhluk hidup lainnya. Semakin banyak faktor biotik yang ada dalam ingkungan biosfer tertentu, maka semakin besar pula kemungkinan tempat tersebut untuk dijadikan sebagai habitat atau pun tempat tinggal makhluk hidup.
Atmosfer
Pengertian
Lapisan Atmosfer merupakan lapisan gas yang berada di luar bumi sejak jarak 0 sampai dengan lebih dari 800 kilo meter diatasnya. Lapisan ini juga banyak mengalami transisi di antara pembatas lapisan satu dengan lapisan lainnya. Bukan berupa batas yang kaku dan saklek, namun pembatas itu mulai pelan pelan, tipis dan lambat laun dengan ketinggian yang lebih terjadi proses kimia yang lain. Sudah banyak sekali study yang meneliti adanya lapisan atmosfer ini.
Mulai dari adanya proses ionisasi, terjadinya banyak muatan listik, adanya aurora, dan fenomena alam lainnya menggambarkan bahwa adanya kejadian alam bukan hanya di bumi. Atmosfer yang hanya kumpulan gas gas dan lapisan ini juga mampu menghasilkan fenomena yang menggiurkan. Begitu pula yang ada di luar bumi, ada lapisan yang menyelimuti. Lapisan tersebut di namakan atmosfer. Lapisan ini yang basanya di sebut dengan lapisan pelindung planet. Anda pernah mendengar kasus ‘bolongnya lapisan ozon’? nah itu juga merupakan salah satu bentuk masalah penyebab pemanasan global yang sekarang ini di khawatirkan. Adanya lubang pada lapisan ozon ini akan sangat berbahaya bagi makhluk yang tinggal di dalamnya.
Fungsi Atmosfer
Atmosfer memiliki tujuan khusus, yakni sebagai pelindung bumi sekaligus menjaga kestabilan suhu, cuaca dan kelembaban udara yang ada di dalam bumi. Atmosfer juga mampu menyeimbangkan dan menstabilkan keadaan yang di bumi dengan luar. Jadi ketika matahari yang penyinarannya berada di atas bumi, dengan bantuan atmosfer bisa membantu mengurangi cuaca panasnya matahari yang ekstrem. Selain itu atmosfer juga melindungi bumi dari benturan atau jatuhan reruntuhan benda-benda dari sistem tata surya yang bebas tanpa gravitasi di luar angkasa seperti meteor, batuan angkasa yang bebas berjalan-jalan. Akan sangat berbahaya jika lapisan ini rusak, bahkan sampai berlubang hingga hancur. Manusia dan makhluk hidup yang ada di bumi tidak akan bisa bertahan lama.
Komposisi Udara
Udara terdiri dari 3 unsur utama, yaitu udara kering, uap air, dan aerosol. Kandungan udara kering adalah 78,09% nitrogen, 20,95% oksigen, 0,93% argon, 0,04% karbon dioksida, dan gas-gas lain yang terdiri dari neon, helium, metana, kripton, hidrogen, xenon, ozon, radon. Uap air yang ada pada udara berasal dari evaporasi (penguapan) pada laut, sungai, danau, dan tempat berair lainnya. Aerosol adalah benda berukuran kecil, seperti garam, karbon, sulfat, nitrat, kalium, kalsium, serta partikel dari gunung berapi.
Dampak Pencemaran Udara
1. Dampak untuk Kesehatan
Udara yang tercemar dapat masuk ke dalam tubuh melalui system pernapasan. Zat-zat pencemar berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan zat-zat pencemar berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Jika zat-zat pencemar telah masuk ke seluruh tubuh, tubuh seperti terkena racun, tetapi secara perlahan dan menumpuk dalam tubuh. Ketika timbunan dalam tubuh telah banyak, tubuh kita akan terasa sakit. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) ini bisa diakibatkan kebakaran hutan yang meluas seperti di daerah Kalimantan dan Sumatera. Pencemaran udara ini juga menyebabkan penyakit asma dan bronchitis. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik (beracun) dan karsinogenik (penyebab kanker).
2. Dampak terhadap Tanaman
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya. Tanaman tersebut juga rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Zat yang menempel di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis. Tanaman akan kekurangan nutrisi karena limbah yang mencemari tanah telah membunuh organisme pengurai bangkai. Organisme tersebut antara lain adalah bakteri, jamur, dan cacing, hingga sisa makhluk hidup, seperti potongan kayu, tumpukan rumput yang tidak bisa diuraikan menjadi anorganik.
3. Terjadinya Hujan Asam
Derajat keasaman (pH) normal air hujan adalah 5,6 karena adanya karbondioksida (CO2) di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam diantaranya yaitu mempengaruhi kualitas air permukaan, tanaman menjadi layu dan mati, dan bersifat korosif sehingga membentuk karat pada material dan bangunan.
4. Efek Rumah Kaca
Suhu udara meningkat sangat terkait dengan makin gundulnya hutan akibat penebangan liar dan kebakaran hutan. Hal ini meningkatkan kadar karbondioksida. Selanjutnya, aktivitas manusia yang menghasilkan asap kendaraan bermotor dan asap rokok juga meningkatkan kadar CO2. Kadar CO2 di atmosfer yang semakin menumpuk akan sulit dinetrakan, pada akhirnya menyebabkan efek rumah kaca.
Daftar Pustaka :
Haryanti, Rosiana. 2018. Jakarta Darurat Polusi.
(Diposting 30 Juli 2018)
Bitar. 2018. Biosfer : Pengertian, Karakteristik, Dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhinya Secara Lengkap.
(Diposting 27 Agustus 2018)
Sari, Maya. 2015. 6 Lapisan Atmosfer : Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya.
(Diposting 30 September 2015)
Sari, Maya. 2015. Biosfer : Pengertian, Karakteristik, Faktor Penyebab dan Fungsi
(Diposting 24 November 2015)
Hidayat, Atep Afia, Muhammad Kholil. 2018. KIMIA DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN INDUSTRI. Yogyakarta. Penerbit Wahana Resolusi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.