ABSTRAK
Kimia
dalam Konteks adalah bahan pengajaran kimia yang disusun dengan"memecahkan
cetakan." Berbeda dengan pola yang lazim,
Kimia dalam Konteks tidak mengajarkan
kimia secara terisolasi dari orang-orang dan isu-isu dunia nyata yang mereka hadapi. Demikian pula, Kimia Kontekstual tidak memperkenalkan
fakta atau konsep demi “cakupan materi” sebagai bagian
dari kurikulum. Sebaliknya,
Kimia dalam
Konteks secara hati-hati mencocokkan setiap prinsip kimia
terhadap masalah dunia nyata seperti kualitas udara, energi,
atau penggunaan air. Masing-masing diperkenalkan
atas dasar “kebutuhan-untuk-tahu”, yaitu, pada titik dalam pengajarandi
mana ada kebutuhan untuk menunjukkan prinsip. Yang paling penting, artikel
kimia ini disajikan dalam materi kimia kontekstuial secara signifikan.
Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri
dari campuran mono--alkyl ester dari rantai panjang asam lemak,
yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari
mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak
sayur atau lemak hewan.
KATA KUNCI: kimia
kontekstual, biodiesel
Indonesia
sesungguhnya memiliki potensi sumber energy dalam jumlah besar, beberapa
diantaranya bisa segera diterapkan di tanah air, seperti : bioethanol sebagai
pengganti bensin, biodiesel untuk pengganti solar, tenaga panas bumi,
mikrohidro, tenaga surya, tenaga angin, bahkan limbah sampah organikpun bisa
digunakan untuk membangkitkan listrik.
Hampir semua sumber energy tersebut sudah dicoba
diterapkan dalam skala kecil di tanah air. Saat ini, kebijakan yang dapat
dilakukan pemerintah adalah mengembangkan penggunaan energy alternatif sebagai
pengganti bahan bakar konvensional.
Dan Sukabumi sebagai kabupaten terluas di wilayah Jawa
Barat, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, mempunyai potensi untuk menjadi
lumbung bioenergi Nasional. Salah satunya adalah tersedianya lahan yang luas
untuk membudidayakan tanaman-tanaman potensial sebagai sumber bahan baku
bioenergi. Dan salah satunya adalah Penanaman tanaman Jarak Pagar sebagai
biodiesel.
BIODIESEL
sumber: perkebunan.litbang.pertanian.go.id
Sejarah Biodiesel
Biodiesel pertama kali dikenalkan di
Afrika selatan sebelum perang dunia II sebagai bahan bakar kenderaan berat.
Konsep penggunaan minyak tumbuh-tumbuhan sebagai bahan pembuatan bahan bakar
sudah dimulai pada tahun 1895 saat Dr. Rudolf Christian Karl Diesel (Jerman,
1858-1913) mengembangkan mesin kompresi pertama yang secara khusus dijalankan
dengan minyak tumbuh-tumbuhan. Mesin diesel atau biasa juga disebut Compression
Ignition Engine yang ditemukannya itu merupakan suatu mesin motor penyalaan
yang mempunyai konsep penyalaandi akibatkan oleh kompressi atau penekanan
campuran antara bahan bakar dan oxygen di dalam suatu mesin motor, pada suatu
kondisi tertentu. Konsepnya adalah bila suatu bahan bakar dicampur dengan
oxygen (dari udara) maka pada suhu dan tekanan tertentu bahan bakar tersebut
akan menyala dan menimbulkan tenaga atau panas.
Biodiesel
Sebagai Pengganti Bahan Bakar
Bahan bakar nabati bioetanol dan biodiesel merupakan dua kandidat kuat
pengganti bensin dan solar yang selama ini digunakan sebagai bahan bakar mesin
Otto dan Diesel. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan pengembangan dan
implementasi dua macam bahan bakar tersebut, bukan hanya untuk menanggulangi
krisis energi yang mendera bangsa namun juga sebagai salah satu solusi
kebangkitan ekonomi masyarakat.
Biodiesel mempunyai rantai karbon antara 12 sampai 20 serta mengandung
oksigen. Adanya oksigen pada biodiesel membedakannya dengan petroleum diesel
(solar) yang komponen utamanya hanya terdiri dari hidrokarbon. Jadi komposisi
biodiesel dan petroleum diesel sangat berbeda. Biodiesel terdiri dari metil
ester asam lemak nabati, sedangkan petroleum diesel adalah hidrokarbon.
Proses
Pengolahan
Terdapat tiga rute dasar dalam proses
alkoholisis untuk menghasilkan biodiesel, atau alkil ester (Ma, F, 1999).
Ketiga rute dasar tersebut yaitu:
1.
Transesterifikasi minyak dengan
alkohol melalui katalisis basa.
2.
Esterifikasi minyak dengan methanol
melalui katalisis asam secara langsung.
3.
Konversi dari minyak ke fatty acid,
kemudian dari fatty acid ke alkylester, melalui katalisis asam.
Pada pembuatan biodiesel dari minyak
nabati kadar asam lemak bebas harus dihilangkan terlebih dahulu. Cara
pengolahan asam lemak bebas dapat dilakukan dengan cara berikut:
·
Kadar FFA < 2% ------->
dengan penetralan,
·
Kadar FFA > 2% ------->
dengan esterifikasi asam lemak.
Ø Proses Pengolahan (Up
Stream)
o Mengontrol
jumlah air dan asam lemak bebas pada bahan baku yang baru masuk (minyak
ataulemak).
o Jika
tingkat asam lemak bebas atau air terlalu tinggi dimungkinkan terjadi masalah penyabunan
(saponifikasi) dan pemisahan gliserin.
Ø Proses Pengolahan (Main
Stream)
1.
Katalis dilarutkan dalam
alkohol/metanol dengan pengadukan
2.
Campuran alkohol dan katalis
direaksikan secara batch dengan minyak. Sistem dibuat tertutup dari atmosfer
untuk mencegah kehilangan alkohol/metanol.
3.
Fase gliserin lebih berat dari fase
biodiesel dan keduanya dipisahkan oleh gaya beratdengan hanya menarik
gliserin dari dasar tempat vessel.
4.
Setelah fase gliserin dan biodiesel
dipisahkan, kelebihan alkohol di tiap fase dipindahkan dengan proses
dengan evaporasi atau destilasi.
5.
Produk gliserin terdiri dari
katalis yang tidak digunakan dan sabun yang dinetralisasi dengan asam dan
dikirim ke tempat penyimpanan sebagai gliserin mentah.
Keunggulan
Biodiesel
·
Biodiesel tidak beracun.
·
Biodiesel adalah bahan bakar
biodegradable.
·
Biodiesel lebih aman dipakai
dibandingkan dengan diesel konvensional.
·
Biodiesel dapat dengan mudah
dicampur dengan diesel konvensional, dan dapat digunakan di sebagian besar
jenis kendaraan saat ini, bahkan dalam bentuk biodiesel B100 murni.
·
Biodiesel dapat membantu mengurangi
ketergantungan kita pada bahan bakar fosil, dan meningkatkan keamanan dan
kemandirian energi.
·
Produksi dan penggunaan biodiesel
melepaskan lebih sedikit emisi dibandingkan dengan diesel konvensional, sekitar
78% lebih sedikit dibandingkan dengan diesel konvensional.
·
Biodiesel memiliki sifat pelumas
yang sangat baik, secara signifikan lebih baik daripada bahan bakar diesel
konvensional, sehingga dapat memperpanjang masa pakai mesin.
·
Biodiesel memiliki delay pengapian
lebih pendek dibandingkan dengan diesel konvensional.
·
Biodiesel tidak memiliki kandungan
sulfur, sehingga tidak memberikan kontribusi terhadap pembentukan hujan asam.
·
Termasuk bahan bakar yang dapat
diperbaharui.
·
Tidak memerlukan modifikasi mesin
diesel yang telah ada.
Kelemahan Biodiesel
·
Biodiesel saat ini sebagian
besar diproduksi dari jagung yang dapat menyebabkan kekurangan pangan dan
meningkatnya harga pangan. Hal ini bisa memicu meningkatnya kelaparan di dunia.
·
Biodiesel 20 kali lebih
rentan terhadap kontaminasi air dibandingkan dengan diesel konvensional, hal
ini bisa menyebabkan korosi, filter rusak, pitting di piston, dll.
·
Biodiesel murni memiliki
masalah signifikan terhadap suhu rendah.
·
Biodiesel secara signifikan
lebih mahal dibanding diesel konvensional.
·
Biodiesel memiliki kandungan
energi yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan diesel konvensional, sekitar
11% lebih sedikit dibandingkan dengan bahan bakar diesel konvensional.
·
Biodiesel dapat melepaskan oksida
nitrogen yang dapat mengarah pada pembentukan kabut asap.
·
Biodiesel, meskipun
memancarkan emisi karbon yang secara signifikan lebih aman dibandingkan dengan
diesel konvensional, masih berkontribusi terhadap pemanasan global dan
perubahan iklim.
KESIMPULAN
Biodiesel adalah senyawa
alkil ester yang diproduksi melalui proses alkoholisis (transesterifikasi)
antara trigliseridan dan metanol atau etanol dengan bantuan katalis basa. Terdapat
tiga rute dasar dalam proses alkoholosis untuk menghasilkan biodiesel, atau
alkil ester yaitu: melalui katalisis asasm secara langsung. Serta keunggulan
Biodiesel tidak beracun, bahan bakar biodegradable, lebih aman dipakai
dibandingkan dengan diesel konvensional, dapat dengan mudah dicampur dengan
diesel konvensional, dapat digunakan di sebagian besar jenis kendaraan saat
ini, bahkan dalam bentuk biodiesel B100 murni.
DAFTAR PUSTAKA :
1.
Karna Wijaya; Biofuel di Indonesia : Prospek,
Perspektif dan Strategi Pengembangannya, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Gadjah Mada
2.
Tim Sekretariat MAPI-2006; Minyak Kelap Sebagai
Bahan Bakar Alternatif (Biofuel dan Biodiesel dariKelapa)
3.
Anas Bunyamin, Pemanfaatan Gliserol Hasil Samping
Produksi Biodiesel Jarak Pagar Sebagai Komponen Coal Dust Suppressant,
IPB, 2011.
4.
Odi Fauzi, Niamul Huda. Pemanfaatan Biodiesel dan
Limbah Produksi. ETC Foundation the Netherlands, 2014.
5.
https://www.kompasiana.com/winarjaki/59b43208085ea6403b2bf723/biodiesel-energi-alternatif-yang-bersahabat-dengan-lingkungan?page=all
(Diakses pada 2 Oktober pukul 16.17)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.