Industri Petrokimia
1.
Abstrak
Salah
satu industri manufaktur strategis yang memiliki peran penting dalam
struktur industri nasional adalah industri petrokimia. Struktur
industri petrokimia yang kuat akan memberikan landasan kokoh bagi
tumbuh dan berkembangnya industri lain baik yang merupakan turunan
langsung ataupun tidak langsung dari industri tersebut. Kuatnya
struktur industri petrokimia terutama di sisi hulu dan antara tidak
hanya akan berdampak positif sebagai penghasil bahan baku yang dapat
memberikan kontribusi terhadap pendapatan devisa negara, namun akan
memperkuat dasar dan mendukung percepatan pertumbuhan industri
turunan/hilirnya. Indonesia adalah salah satu dari sedikit negara
dengan keanekaragaman sumber daya alam yang melimpah sebagai bahan
baku utama industri petrokimia berupa minyak bumi, gas alam, batubara
dan biomassa. Ketersediaan bahan baku tersebut dapat mendorong
perkembangan industri petrokimia yang merupakan penopang industri
nasional dalam upaya pemenuhan kebutuhan manusia terhadap pangan,
sandang, papan dan energi.
2.
Pendahuluan
Minyak
Bumi merupakan campuran hidrokarbon yang terbentuk berjuta-juta tahun
dari dekomposisi bertahap hewan dan tumbuhan. Biasanya minyak bumi
berada di bawah permukaan tanah. Minyak kasar dibawa ke permukaan
tanah melaui pengeboran dari dalam tanah dan pemompaan untuk
pemanfaatannya. Minyak kasar harus dikilang melalui distilassi atau
penyulingan bertingkat untuk memperoleh jenis bahan bakar tertentu.
Bahan bakar yang diperoleh dari penyulingan, antara lain bensin,
kerosin, minyak tanah, dan parafin. Bagaimana proses terjadinya
minyak bumi dan gas alam? Bagaimana cara membedakan kualitas bensin?
Bagaimana penggunaan residu minyak bumi? Apa dampak pembakaran bahan
bakar terhadap lingkungan?
3.
Landasan Teori
Pertama
kali bahan kimia organik dibuat dari minyak bumi dalam sekala besar
adalah isopropyl alcohol (isopropanol) dan diproduksi oleh Standard
Oil of New Jersey pada tahun 1920. Setelah itu beberapa dekade
kemudian banyak bermunculan pabrik petrokimia seperti pembuatan
ammonia, ethyl alcohol, asam asetat, acetone, glycerine, acetylene
dan sebagainya. Pada tahun 1925, Standard Oil of New Jersey
memproduksi 75 ton per tahun isopropyl alcohol. Dewasa ini sekitar
80 % bahan-bahan organik adalah hasil dari pabrik petrokimia.
Petrokimia
adalah suatu industri yang bergerak pada pengolahan bahan kimia
dengan menggunakan bahan baku dari hasil dari proses pengolahan
minyak bumi dan gas bumi, dari pengertian tersebut jelas kita telah
mengerti mengapa kedua industri tersebut memiliki hubungan yaang
erat. Pola perkembangan industri petrokimia bergantung pada
produk-produk hasil pengolahan minyak dan gas bumi yang tersedia.
Pada dasarnya, industri petrokimia terbagi dalam tiga bagian besar,
yaitu:
-
Produk petrokimia hulu.
Bagian hulu bertindak sebagai proses pengolahan produk dasar (premier) dan akan menghasilkan produk setengah jadi (produk antara) maupun langsung dapat diolah enjadi produk jadi pada bagaian industri hilir. Contoh produk hulu yang diolah menjadi produk setengah jadi anatara lain: propilena, benzena, toluena, etilena, methanol dan sebagainya. -
Produk antara.
Produk antara merupakan hasil dari proses pengolahan petrokimia hulu dan selanjutnya akan diolaha menjadi produk siap pakai (jadi) maupun produk yang masih bisa diolah pada proses selanjutnya, contoh dari produk anatara ialah polietilena, ammonia, butena, dikloroetilen-vinil klorida dan sebagainya. -
Produk petrokimia hilir.
Bagian ini bergerak sebagai pengolah produk antara menjadi produk jadi sehingga dapat digunakan oleh masyarakat. Berbagai macam jenis produk jadi dengan fungsinya masing-masing seperti pupuk, serat pakaian, alat kosmetik, bahan pelarut, cat, lilin, karet nilon, bahan peledak dan berbagai jenis produk lain.
Jadi
dapat kita simpulkan bahwa proses petrokimia dilakukan dengan tiga
tahap pengolahan sehingga dihasilkan produk yang siap pakai yang
meliputi tahap pengolahan fraksi minyak bumi dan gas bumi
menjadi bahan baku, mengolah bahan baku menjadi produk setengah jadi
dan pada tahap akhir yaitu mengolah bahan setengah jadi menjadi
produk yang siap digunakan oleh masyarakat.
Bahan Baku Industri Petrokimia
Dalam
industri petrokimia pada dasarnya menggunakan tiga bahan baku, yaitu:
Olefin
Senyawa
ini merupakan bahan baku utama dalam industri petrokimia sehingga
diproduksi dalam jumlah besar, jenis olefin yang paling banyak
digunakan ialah:
-
Etilena, jenis ini dapat menghasilkan berbagai macam jenis produk seperi polietilena (plastik), PVC (untuk membuat pipa paralon), etilena glikol (untuk bahan anti beku pada radiator mobil).
-
Propilena, jenis ini dapat menghasilkan beberapa produk petrokimia seperti butadina (menghasilkan karet sintetis), gliserol (dapat digunakan pada pembuatan bahan pelembab dan peledak), polipropilena (digunakan untuk pembuatan tali dan karung plastik) dan isopropyl ( dapat digunakan untuk pembuatan bahan lain seperti aseton).
Aromatik
Senyawa
ini memiliki ikatan rantai rangkap dalam betuk selang-seling. Berikut
bahan aromatik yang digunakan pada industri petrokimia:
-
Benzena yang dapat menghasilkan sikloheksana (untuk membuat nilon), kumena (untuk membuat fenol) dan stirena (untuk pembuatan karet sintetis).
-
Toulena dapat digunakan sebagai bahan pembuatan produk farmasi.
-
Xilena dapat menghasilkan asam tereftalat untuk bahan dasar pada pembuatan serat.
Syn-Gas
(gas sintesis)
Bahan
ini merupakan campuran dari karbon monoksida (CO) dan hydrogen
(H2), dalam industri petrokimia bahan ini duganakan untuk
menghasilkan berbagai macam produk seperti:
-
Amonia (pestisida)
-
Urea, selain sebagai pupuk dapat juga diolah pada industi perekat dan plastik.
-
Methanol (alkohol dan spiritus)
-
Formaldehida (dapat dioalah menjadi formalin atau pengawet)
Salah
satu contoh produk petrokimia yang sering kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu detergen, produk ini merupakan hasil
pengolahan bahan-bahan turunan minyak bumi yang memiliki daya cuci
yang lebih baik. Dari penjelasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa
minyak bumi dan gas bumi memiliki manfaat yang sangat signifikan bagi
kehidupan manusia baik itu sebagai bahan bakar maupun produk lain
hasil dari industri petrokimia.
4.
Kesimpulan
Industri
petrokimia secara umum dapat didefinisikan sebagai ”industri yang
berbahan baku utama produk migas (naphta, kondensat yang merupakan
produk samping eksploitasi gas bumi, gas alam), batubara, gas metana
batubara, serta biomassa yang mengandung senyawa-senyawa olefin,
aromatik, n-parrafin, gas sintesa, asetilena dan menghasilkan beragam
senyawa organik yang dapat diturunkan dari bahan-bahan baku utama
tersebut, untuk menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai tambah
lebih tinggi daripada bahan bakunya.” Kondisi ketersediaan bahan
baku dari produk migas yang makin terbatas dan mahal mengakibatkan
mulai munculnya pencarian-pencarian bahan baku pengganti, diantaranya
gas etana, batubara, gas dari / coal bed methane/, dan limbah
refinery (coke). Indonesia mempunyai sumber yang potensial untuk
pengembangan klaster industri petrokimia yang terkait dengan
pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti sandang, papan dan pangan.
Produk-produk petrokimia merupakan produk strategis karena merupakan
bahan baku bagi industri hilirnya (industri tekstil, plastik, karet
sintetik, kosmetik, pestisida, bahan pembersih, bahan farmasi, bahan
peledak, bahan bakar, kulit imitasi).
Dalam
bidang industri, bahan atau zat yang berasal dari minyak bumi
dinamakan petrokimia. Sementara itu, industri yang berhubungan dengan
minyak bumi dinamakan industri petrokimia. Hampir semua produk
petrokimia berasal dari tiga jenis bahan dasar yaituofelin,
aromatika, dan gas sintesis. Jalur-jalur dalam pembuatan produk
petrokimia yang ekonomis dapat ditempuh dengan tiga jalur utama yaitu
jalur gas sintetik, jalur olefin, dan jalur aromatik.Umumnya produk
petrokimia berupa barang barang atau bahan-bahan yang dalam kehidupan
kita sehari-hari banyak dipakai di rumah tangga seperti:
plastik-plastik untuk produk-produk elektronik, telekomunikasi, dan
rumah tangga, peralatan plastik untuk industri mobil dan pesawat
terbang. Penggunaan dan pemanfaatan menurut sektor industriantara
lain sebagai industri pupuk dan pestisida, industri serat sintetik,
industri bahan plastik, industri bahan baku cat, industri adhesive
resin, industri detergen/pencuci, industri elastomer/ karet sintetik,
dan industri kimia khusus.
5.
Daftar Pustaka
Hidayat,
Alifia & Kholil, Muhammad. 2017. Kimia Industri dan Teknologi
Hijau.
Pangestu,
Amdwi. 2013. Industri Petrokimia.
Santoso, Irwan, 2014. PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT HASIL DEKOMISIONING
FASILITAS INSTALASI PEMURNIAN ASAM FOSFAT PETROKIMIA GRESIK.
Emam,
A Emam. 2014 . MAKALAH PETROKIMIAMINERAL
LEMPUNG SEBAGAI KATALIS DALAMINDUSTRI PENYULINGAN MINYAK “Clays
as Catalysts in Petroleum Refining Industry”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.