DETERJEN
RAMAH LINGKUNGAN
Oleh:Anggi
Yos Indra (G13-ANGGI)
ABSTRAK
Deterjen
banyak digunakan oleh masyarakat untuk mencuci pakaian dan perabotan serta
sebagai bahan pembersih lainnya. Pengembangan deterjen ramah lingkungan saat
ini sedang digalakkan dengan development dari berbagai macam tumbuhan dan bahan
ramah lingkungan.
KEY
WORD: : Seed Avocado, detergents, saponin, SLS
PENDAHULUAN
Penggunaan
deterjen bubuk di Indonesia mulai mengalami peningkatan drastis pada tahun
1990-an, seiring dengan meningkatnya penduduk Indonesia serta meningkatnya
perkembangan industri. Lima tahun terakhir, pemakaian deterjen bubuk mengalami
peningkatan yang cukup tinggi, yaitu sebesar 10% per tahun.Tahun 2007,
penggunaan deterjen di Indonesia mencapai 500.000 ton per tahun dan hanya 62%
saja yang dipenuhi dari produksi lokal (Rahman, dkk., 2013). Bahan baku
pembuatan deterjen bubuk terdiri dari, bahan aktif, bahan pengisi, bahan
penunjang, bahan tambahan, bahan pewangi, dan antifoam. Bahan aktif dari
deterjen, berupa Sodium Lauryl Sulfonate (SLS) yang berfungsi meningkatkan daya
bersih (Permono,2002). Sodium Lauryl Sulfonate (SLS) fungsinya untuk membentuk
busa dan membersihkan lemak. Sifatsifatnya berwarna putih, padat, teksturnya
seperti beras, rapuh, dan berbau (Suryana, 2013). Saponin adalah senyawa bahan
alam penghasil busa yang dapat dimanfaatkan pada industri deterjen, sabun dan
shampoo (Thoha dkk, 2009).
PEMBAHASAN
Pada
umumnya deterjen terdiri dari bahan-bahan sebagai berikut:
1.
Surfaktan -
surface active agent, merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai kemampuan
berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini
berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga memudahkan proses
pelepasan kotoran yang menempel pada permukaan bahan / material.
2.
Builder –
pembentuk, berfungsi meningkatkan efisiensi proses pencuci dari surfaktan
dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air.
3.
Filler – pengisi, merupakan bahan tambahan yang berfungsi
meningkatkan kuantitas dari bahan-bahan lainnya (tidak mempunyai kemampuan
meningkatkan daya cuci).
4.
Aditif - suplemen / tambahan, digunakan untuk membuat
deterjen lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih dan pewarna.
Macam
– macam bahan yang dikembangkan untuk deterjen ramah lingkungan:
a)
Kelapa Sawit
detergen cair berasal dari kelapa sawit dan nanopartikel
tintania. "Detergen dibuat dari bahan dasar alam, yaitu minyak kelapa
sawit atau Crude Palm Oil (CPO),
b)
Biji Alpukat
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji alpukat mengandung senyawa saponin.
Hasil ini konsisten dengan penelitian Zuhrotun (2007) dan Marlinda dkk. (2012)
yang menyatakan bahwa dalam ekstrak etanol biji alpukat terdapat senyawa
saponin alkaloid, triterpenoid, tanin dan flavonoid. (Robinson, 1995)
c)
Tanaman Lerak
Salah satu sumber saponin alami yang memiliki sifat sebagai
emulgator adalah lerak (Sapindus rarak). Manfaat yang cukup potensial sebagai
bahan pengganti sabun karena kandungan saponinnya yang tinggi yaitu sebesar
28%. Berdasarkan hasil optimasi formulasi, diperoleh formula
ekstrak lerak 14%, avicel 28%, Mg stearat 7%, NaCl 7%, NaHCO 28%, dan Asam
sitrat 16%
d)
Baking soda.
Bisa
digunakan untuk membersihkan dan mencerahkan pakaian, serta alat-alat dan
perabotan rumah tangga
e)
Asam cuka
Bisa digunakan untuk membersihkan dan melembutkan
pakaian
f)
Jeruk lemon
Bisa digunakan untuk membersihkan, memutihkan dan
membuat pakaian wangi. Selain itu ia juga bias digunakan untuk membersihkan
alalt-alat dan perabotan rumah tangga
KESIMPULAN
Ternyata
tanaman juga mengandung zat-zat yang bermanfaat untuk menggantikan adiktif-adiktif
yang digunakan sebagai bahan dasar deterjen.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.