ABSTRAK
Pencemaran Radioaktif menimbulkan dampak yang berbahaya,
disebabkan oleh terjadinya kerusakan instalasi nuklir, pembuangan limbah nuklir
yang tidak tepat, Kecelakaan, dan sebagainya. Berbagai dampak pencemaran Radioaktif
seperti menyebabkan kanker, kemandulan, kebutaan, cacat pada saat lahir. Selain
itu dapat mengurangi kesuburan tanah, serta mempengaruhi kualitas udara dan
air.
KATA KUNCI : RADIOAKTIF, PENCEMARAN, BAHAYA BAGI TUBUH
ISI
PENDAHULUAN
Atom terdiri atas inti atom dan elektron-elektron yang
beredar mengitarinya. Reaksi kimia biasa (seperti reaksi pembakaran dan
penggaraman), hanya menyangkut perubahan pada kulit atom, terutama elektron
pada kulit terluar, sedangkan inti atom tidak berubah. Reaksi yang menyangkut
perubahan pada inti disebut reaksi inti atau reaksi nuklir (nukleus=inti).
Reaksi nuklir ada yang terjadi secara spontan ataupun buatan. Reaksi nuklir
spontan terjadi pada inti-inti atom yang tidak stabil. Zat yang mengandung inti
tidak stabil ini disebut zat radioaktif. Adapun reaksi nuklir tidak spontan
dapat terjadi pada inti yang stabil maupun,inti yang tidak stabil. Reaksi
nuklir disertai perubahan energi berupa radiasi dan kalor. Berbagai jenis
reaksi nuklir disertai pembebasan kalor yang sangat dasyat, lebih besar dan
reaksi kimia biasa.
SEJARAH RADIOAKTIFITAS
Pada tahun 1895, W.C. Rontgen menemukan bahwa tabung
sinar katode mengahasilkan suatu radiasi berdaya tembus tinggi yang dapat
menghitamkan film potret, walupun film tersebut terbungkus kertas hitam. Karena
belum mengenal hakekatnya, sinar ini dinamai sinar X. Ternyata sinar X adalah
suatu radiasi elektromagnetik yang timbul karena benturan berkecepatan tinggi
(yaitu sinar katode dengan suatu materi (anode). Sekarang sinar X disebut juga
sinar rontgen dan digunakan untuk rongent yaitu untuk mengetahui keadaan organ
tubuh bagian dalam.
Penemuan sinar X membuat Henry Becguerel tertarik
untuk meneliti zat yang bersifat fluorensensi, yaitu zat yang dapat bercahaya
setelah terlebih dahulu mendapat radiasi (disinari), Becquerel menduga bahwa
sinar yang dipancarkan oleh zat seperti itu seperti sinar X. Secara kebetulan,
Becquerel meneliti batuan uranium. Ternyata dugaan itu benar bahwa sinar yang
dipancarkan uranium dapat menghitamkan film potret yang masih terbungkus kertas
hitam. Akan tetapi, Becqueret menemukan bahwa batuan uranium memancarkan sinar
berdaya tembus tinggi dengan sendirinya tanpa harus disinari terlebih dahulu.
Penemuan ini terjadi pada awal bulan Maret 1986. Gejala semacam itu, yaitu
pemancaran radiasi secara spontan, disebut keradioaktifan, dan zat yang
bersifat radioaktif disebut zat radioaktif.
Zat radioaktif yang pertama ditemukan adalah uranium.
Pada tahun 1898, Marie Curie bersama-sama dengan suaminya Pierre Curie
menemukan dua unsur lain dari
batuan uranium yang jauh lebih aktif dari uranium.
Kedua unsur itu mereka namakan masing-masing polonium (berdasarkan nama
Polonia, negara asal dari Marie Curie), dan radium (berasal dari kata Latin
radiare yang berarti bersinar).
Ternyata, banyak unsur yang secara alami bersifat
radioaktif. Semua isotop yang bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif.
Unsur yang bernomor atom 83 atau kurang mempunyai isotop yang stabil kecuali
teknesium dan promesium. Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop
radioaktif atau radioi isotop, sedangkan isotop yang tidak radiaktif disebut
isotop stabil. Dewasa ini, radioisotop dapat juga dibuat dari isotop stabil.
Jadi disamping radioisotop alami juga ada radioisotop buatan.
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa
radiasi yang dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis
berdasarkan muatannya. Radiasi yang berrnuatan positif dinamai sinar alfa, dan
yang bermuatan negatif diberi nama sinar beta. Selanjutnya Paul U.Viillard
menemukan jenis sinar yang ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama sinar
gamma.
JENIS RADIASI
a. Sinar
alfa ( α )
Sinar alfa merupakan
radiasi partikel yang bermuatan positif. Sinar alfa dipancarkan dari inti
dengan kecepatan sekitar 1/10 kecepatan cahaya. Karena memiliki massa yang
besar, daya tembus sinar alfa paling lemah diantara diantara sinar-sinar
radioaktif. Diudara hanya dapat menembus beberapa cm saja dan tidak dapat
menembus kulit. Sinar alfa dapat dihentikan oleh selembar kertas biasa
b. Sinar
beta (β)
Sinar beta merupakan
radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta merupakan berkas elektron yang
berasal dari inti atom. Partikel beta yang bemuatan-l e dan bermassa 1/836 sma.
Karena sangat kecil, partikel beta dianggap tidak bermassa. Energi sinar beta
sangat bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar alfa tetapi
daya pengionnya lebih lemah. Sinar beta paling energetik dapat menempuh sampai
300 cm dalam uadara kering dan dapat menembus kulit.
c. c.
Sinar gamma ( γ )
Sinar gamma
adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi, tidak bermuatan dan tidak
bermassa. Sinar gamma mempunyai daya tembus. Selain sinar alfa, beta, gamma,
zat radioaktif buatan juga ada yang memancarkan sinar X dan sinar Positron.
Sinar X adalah radiasi sinar elektromagnetik
Efek
Radiasi pada Tubuh Manusia
Radiasi dapat mengganggu fungsi normal tubuh manusia,
dari taraf yang paling ringan hingga fatal. Derajat taraf ini tergantung pada
beberapa faktor:
1. Jenis radiasi
o Radiasi eksterna:
merupakan radiasi yang berasal dari luar tubuh manusia yang dapat memberikan
radiasi total pada tubuh atau partial/sebagian. Radiasi dari sumber alpha dan
beta yang berkekuatan kurang dari 65 KeV, tidak cukup kuat untuk menembus kulit
manusia, sehingga tidak berbahaya. Radiasi dari sumber sinar-X dan gamma serta
neutron lain yang lebih besar dari 65 KeV, cukup kuat untuk menembus kulit
manusia sehingga cukup berbahaya.
o Radiasi interna, adalah
masuknya radionuklida pada tubuh manusia melalui saluran pernapasan, saluran
pencernaan, dan luka pada kulit.
2. Lamanya penyinaran.
3. Jarak sumber dengan tubuh.
4. Ada tidaknya penghalang antara sumber dengan tubuh.
Interaksi
Radiasi dengan Tubuh Manusia
Apabila tubuh manusia terkena radiasi maka
partikel-partikel radiasi akan secara langsung mengadakan interaksi dengan
bagian yang terkecil dari sel, yakni atom-atom yang ada di sel. Adapun
interaksi tersebut dapat berlangsung secara langsung maupun tidak langsung.
Interaksi langsung terjadi apabila penyerapan energi
langsung pada molekulmolekul organik dalam sel yang mempunyai arti biologik
penting, seperti DNA. Sedangkan interaksi radiasi tidak langsung terjadi bila
interaksi radiasi dengan molekulmolekul air dalam sel berlangsung lebih dahulu,
kemudian efeknya mengenai molekulmolekul organik yang penting. Hal ini terjadi
karena 80% tubuh manusia terdiri dari air. Akibat interaksi ini, terjadi proses
ionisasi atau eksitasi atom-atom dalam sel yang bisa menyebabkan terjadinya
perubahan struktur kimiawi dari molekul DNA, atau terjadi mutasi titik (point
mutation) dalam sel tersebut. Ini menyebabkan perubahan yang berat dari
struktur kromosom (chromosome aberration).
Perubahan struktur kromosom kemungkinan menyebabkan
kerusakan pada tingkatan tertentu dalam suatu organ. Hal ini akan terjadi pada
sel yang peka terhadap radiasi (sensitive organ). Namun, bisa terjadi
sebaliknya, yaitu akibat interaksi dengan radiasi bisa sembuh dengan sendirinya
melalui proses biologis dalam sel, disebut dengan proses perbaikan sendiri
(cell repair). Hal ini tergantung pada kemampuan dan macam sel yang
bersangkutan. Jika perbaikannya tidak sempurna, akan menghasilkan sel yang
tetap hidup, tetapi sudah berubah. Di lain, pihak partikel radiasi dapat pula
mengadakan interaksi dengan molekul air dalam sebuah sel. Dimungkinkan juga
terjadi perubahanperubahan sehingga terbentuk molekul-molekul baru, yaitu H2O2
dan HO2 yang amat beracun yang mengakibatkan kerusakan-kerusakan jaringan
tubuh.
Selain melalui kedua proses tersebut, radiasi dapat
pula menyebabkan terjadinya reaksireaksi kimiawi lain dalam organ atau jaringan
tubuh, seperti reaksi protein denaturalisasi dan perubahan enzimatis. Juga
reaksi hormonal dalam jaringan, yang pada akhirnya akan
lebih mempercepat proses kerusakan yang kronis dan
tetap, terutama pada organ-organ yang tetap.
Daftar pustaka
:
file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.../2._Radioaktivitas.pdf
file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.../13._radioaktivitas.pdf
staff.uny.ac.id/sites/default/files/...siti.../materi-3-radioaktivitas.pdf
HIDAYAT, ATEP AFIA. 2017 . “Kimia, Industri dan
Teknologi Hijau”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.