ABSTRAK
Rokok elektronik
merupakan alat yang mampu menghasilkan nikotin dalam bentuk uap. Saat ini
jumlah pengguna rokok elektronik mengalami peningkatan. Menurut data
menunjukkan pengguna rokok elektronik pada tahun 2010–2011 di Indonesia
mencapai 0,5%. Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat
merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang di sekelilingnya. Dilihat dari
sisi individu yang bersangkutan, ada beberapa riset yang mendukung pernyataan
tersebut. Dilihat dari sisi kesehatan, pengaruh bahan-bahan kimia yang
dikandung rokok seperti nikotin, CO (Karbonmonoksida) dan tar akan memacu kerja
dari susunan syaraf pusat dan susunan syaraf simpatis sehingga mengakibatkan
tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat, menstimulasi
penyakit kanker dan berbagai penyakit yang lain seperti penyempitan pembuluh
darah, tekanan darah tinggi, jantung, paru-paru, dan bronchitis kronis
(Komalasari dan Helmi, 2000).
KATA KUNCI : VAPE,
PENCEMARAN UDARA, POLUSI
ISI
Epidemi masalah tembakau
akibat rokok merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan masyarakat yang
saat ini dihadapi oleh dunia. Rokok menjadi fenomena yang menarik karena selain
kontribusinya sebagai salah satu masalah kesehatan dengan tingkat kematian yang
cukup tinggi, hampir enam juta orang per tahun dengan komposisi lebih dari lima
juta kematian adalah hasil dari penggunaan rokok langsung sedangkan lebih dari
enam ratus ribu.
kematian sisanya adalah
hasil dari non perokok yang terpapar perokok (tidak langsung). Sekitar satu
orang meninggal setiap enam detik akibat rokok, terhitung untuk satu dari 10
kematian orang dewasa. Telah diperkirakan bahwa lebih dari 1,3 miliar perokok
di seluruh dunia dengan jumlah hingga setengah dari penggunaannya saat ini pada
akhirnya akan mati akibat penyakit yang berhubungan dengan rokok (WHO, 2013).
Rokok elektrik ini
awalnya di ciptakan untuk memberikan solusi bagi anda yang ingin tetap mengisap
rokok namun bisa menjaga kesahatan badan dan terhindar dari penyakit berbahaya
dan mematikan akibat rokok namun faktanya ada banayak kandungan zat berbahaya
yang ada pada E CIGARETTE ini misalnya formalin dan asetaldehida
pada uap rokok sangat berbahaya bagi kesehatan bahkan 10 kali lipat dari rokok
tradisional. Setela itu ada banyak lagi zat kimia yang memang sangat berbahaya
kalo di hirup oleh manusia pada umumnya. Terbukti badan kesehatan dunia WHO dan
BPOM menganjurkan bagi siapa saja untuk jangan menggunakan rokok elektrik ini
(vape)
belakangan ini amat
populer di kalangan remaja dan generasi muda bangsa. penyalahgunaan vape
ini telah merambat ke semua lingkungan, bukan hanya di kalangan orang
yang berduit tetapi telah memasuki lingkungan kampus, Sekolah. Vape saat ini
banyak kita jumpai di kalangan mereka yang berduit, remaja dan generasi muda
dan tidak kalahnya lagi vape ini di sukai ole para wanita bukan
hanya wanita remaja tapi para ibu ibu yang dulunya merokok.
Saat ini para orang tua, mulai cemas dengan adanya vape di pasaran dan di kalangan anak-anak Akibat leluasannya penjualan vape secara umum mengakibatkan pengaruh yang drastis pada kalangan anak anak sehingga yang dulunya merekah tidak merokok menjadi merokok, yang pada akhirnya merusak moral dan generasi bangsa di masa kini dan masa yang akan datang
Saat ini para orang tua, mulai cemas dengan adanya vape di pasaran dan di kalangan anak-anak Akibat leluasannya penjualan vape secara umum mengakibatkan pengaruh yang drastis pada kalangan anak anak sehingga yang dulunya merekah tidak merokok menjadi merokok, yang pada akhirnya merusak moral dan generasi bangsa di masa kini dan masa yang akan datang
DAMPAK VAPE
Cairan dalam rokok
elektrik yang berpotensi membahayakan. Selain nikotin, cairan rokok elektrik
mengandung propylene glycol, glycerol, serta diethylene glycol.
“Bahan-bahan tersebut bersifat karsinogen. Karsinogen artinya berpotensi
menginduksi terjadinya kanker bila dikonsumsi atau digunakan secara
terus-menerus,” tutur dokter Agus.
Dokter Agus juga
menyampaikan bahwa uap yang dihasilkan tersebut mengandung radikal bebas.
Karena itu, bila masuk ke dalam saluran napas bisa menyebabkan iritasi. Serta
keluhan yang bersifat akut dan kronik. Akut misalnya menjadi batuk-batuk, napas
tidak nyaman serta iritasi pada radang paru-paru.
Selain itu, Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah melakukan kajian mengenai rokok
elektrik. Salah satu hasilnya adalah sebagian besar rokok elektrik mengandung
nikotin dan dalam beberapa studi ditemukan kadar yang lebih tinggi dibandingkan
dengan tercantum pada label.
Kandungan cairan dalam
rokok elektrik dapat berupa zat adiktif dan zat tambahan yang bersifat
karsinogen bisa memicu masalah pada kesehatan.
“Beberapa flavor (perisa)
itu kalau dipanaskan menjadi bahan yang berbahaya bersifat karsinogenik dan
toksik. Karsinogenik itu pada jangka panjang menyebabkan kanker. Sementara itu
toksik ya racun bagi manusia,” tutur Direktur Pengawasan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif BPOM, Frida Tri Hadiati.
Berdasarkan bahaya yang
ada, BPOM sudah merekomendasikan melarang penggunaan rokok elektrik. Meski
faktanya hingga kini tak kunjung hadir regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
Di tengah proses regulasi
yang lamban perokok elektrik di Indonesia tetap. Data dari Global Adults
Tobacco Survei 2011 di Indonesia menemukan sekitar 10,9 persen penduduk usia
dewasa telah mendengar rokok elektrik dengan 0,3 persen yang menggunakan.
Sebagian besar pengguna berusia 15-24 tahun dan 25-44 tahun.
Perokok elektrik yang ada
menghadirkan pasar rokok elektrik di tengah kontroversi. Bagi para penjual,
rokok elektrik aman digunakan karena cairan yang digunakan berasal dari
bahan-bahan dengan status food grade. Mereka pun berharap segera
dikeluarkan regulasi tentang rokok elektrik, tapi bukan untuk melarang
melainkan mengatur.
DAFTAR PUSTAKA
JURNAL UNDIP S1 Volume
6, Nomor 4, Tahun 2017, Halaman 1-10 ”PENGARUH
BRAND EQUITY, HARGA DAN DISTRIBUSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN VAPE” oleh Ahmad
Bahtiar, Edy Rahardja
JURNAL UNAIR 2017 “GAYA
HIDUP PENGGUNAAN VAPE”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.