ABSTRAK
Indonesia
adalah negeri yang kaya akan sumber daya alam, Indonesia kaya akan hasil
tambangnya seperti minyak bumi, gas
alam, dan batu bara. Energi terbarukan juga ada di Indonesia, sepanjang
khatulistiwa Indonesia diberkahi sinar matahari, angin, dan jajaran gunung
berapi. Selain itu lahan Indonesia yang luas dapat ditanami berbagi jenis
tanaman serta didukung oleh kondisi alam yang membuat tanaman tumbuh dengan
baik dan subur. Hal inilah yang menyebabkan Jepang betah menduduki Indonesia
Kita dapat
memanfaatkan berbagai tanaman serta
barang barang yg gak di pakai seperti minyak jelantah.
KEY WORD :
BIODIENSEL TRANSESTERIFIKASI
PENDAHULUAN
Biodiesel
adalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak nabati,
turunan tumbuh-tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia seperti kelapa sawit,
kelapa, kemiri, jarak pagar, nyamplung, kapok, kacang tanah dan masih banyak
lagi tumbuh-tumbuhan yang dapat meproduksi bahan minyak nabati (BBN) dan dalam
penelitian ini bahan bakar nabati berasal dari minyak kacang tanah setelah
mengalami beberapa proses seperti ektraksi, transesterifikasi diperoleh metil
ester (biodiesel), kemudian biodiesel dicampur dengan bahan bakar solar. Hasil
campuran itu disebut B10,B20 dengan tujuan agar bahan bakar B10, B20 ini
mempunyai sifat-sifat fisis mendekati sifat-sifat fisis solar sehingga B10 B20
dapat dipergunakan sebagai pengganti solar.
Teknologi
biodiesel memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut :
1.
Menguatkan (security of supply) bahan bakar diesel yang independet dalam negeri
2.
Mengurangi impor BBM atau Automatic Diesel Oil
3.
Meningkatkan kesempatan kerja orang indonesia di dalam negeri
4.
Meningkatkan kemampuan teknologi pertanian dan industri di dalam negeri
5.
Memperbesar basis sumber daya bahan bakar minyak nabati (BBN)
6.
Meningkatkan pendapatan petani kacang tanah
7.
Mengurangi pemanasan global dan pencemaran udara,karena biodiesel ramah
lingkungan. ( Prakoso, T., 2008 )
SEJARAH
Transesterifikasi
biodiesel pertama kali dilakukan pada tahun 1853 oleh E. Duffy dan J. Patrick,
jauh sebelum mesin diesel pertama kali ditemukan. Baru kemudian pada tahun 1893
di Augsburg, Jerman, Rudolf Diesel mengenalkan model mesin diesel pertama pada world
fair Paris, Prancis. Pada saat itu mesin diesel dioperasikan menggunakan bahan
bakar biodiesel yaitu terbuat dari transesterifikasi kacang tanah.
Mesin diesel yang beroperasi dengan menggunakan biodiesel menghasilkan emisi karbon monoksida, hidrokarbon yang tidak terbakar, partikulat dan udara beracun yang lebih rendah dibandingkan dengan mesin diesel yang menggunakan bahan bakar petroleum.
Kelebihan biodiesel selain sebagai bahan bakar yang dapat diperbaharui antara lain tidak perlu modifikasi mesin, mudah digunakan, ramah lingkungan, tercampurkan dengan minyak diesel (solar), memiliki cetane number tinggi, memiliki daya pelumas yang tinggi, biodegradable, non toksik, serta bebas dari sulfur dan bahan aromatik (Soerawidjaja, 2005).
Mesin diesel yang beroperasi dengan menggunakan biodiesel menghasilkan emisi karbon monoksida, hidrokarbon yang tidak terbakar, partikulat dan udara beracun yang lebih rendah dibandingkan dengan mesin diesel yang menggunakan bahan bakar petroleum.
Kelebihan biodiesel selain sebagai bahan bakar yang dapat diperbaharui antara lain tidak perlu modifikasi mesin, mudah digunakan, ramah lingkungan, tercampurkan dengan minyak diesel (solar), memiliki cetane number tinggi, memiliki daya pelumas yang tinggi, biodegradable, non toksik, serta bebas dari sulfur dan bahan aromatik (Soerawidjaja, 2005).
Transesterifikasi adalah proses
transformasi kimia molekul trigliserida yang besar, bercabang dari minyak
nabati dan lemak menjadi molekul yang lebih kecil, molekul rantai lurus, dan
hampir sama dengan molekul dalam bahan bakar diesel. Minyak nabati atau lemak
hewani bereaksi dengan alkohol (biasanya metanol) dengan bantuan katalis
(biasanya basa) yang menghasilkan alkil ester (atau untuk metanol, metil ester)
(Knothe et al., 2005).
Tidak seperti esterifikasi yang
mengkonversi asam lemak bebas menjadi
ester, pada transesterifikasi yang terjadi adalah mengubah trigliserida menjadi
ester. Perbedaan antara transesterifikasi dan esterifikasi menjadi sangat
penting ketika memilih bahan baku dan katalis. Transesterifikasi dikatalisis
oleh asam atau basa, sedangkan esterifikasi, bagaimanapun hanya dikatalisis
oleh asam (Nourredine, 2010). Pada transesterifikasi, reaksi saponifikasi yang
tidak diinginkan bisa terjadi jika bahan baku mengandung asam lemak bebas yang
mengakibatkan terbentuknya sabun. Lotero et al. (2005) merekomendasikan bahan
baku yang mengandung kurang dari 0,5% berat asam lemak saat menggunakan katalis
basa untuk menghindari pembentukan sabun..
CARA MEMBUAT
BIOTEKNOLOGI
Langkah
kita dapat membuat biodiesel dari minyak jelantah, selain mudah didapatkan,
minyak jelantah murah karena kita tidak perlu untuk membelinya. Kita memperoleh
bahan baku biodiesel minyak jelantah dari hasil limbah rumah tangga. Tentu saja
langkah awal adalah mengumpulkan minyak jelantah yang diperoleh dari dapur
rumah kita
Bahan-bahan
dan peralatan yang diperlukan untuk membuat biodiesel dari minyak jelantah
diperlukan bahan-bahan lain seperti methanol 99 persen dan soda api (NaOH)
dengan peralatan ember plastik, gelas ukur, panci, kompor, sarung tangan karet,
timbangan, pompa udara akuarium, kain katun tipis untuk penyaring, dan selang.
Langkah-langkah
yang harus dilakukan :
1. Bahan
pelarut (metoxida) dibuat dengan mencampurkan 900 ml methanol dan 21 gram NaOH
hingga larut selama 15 menit
2.
Campurkan metoxida ke dalam ember berisi 3 liter minyak jelantah dan aduk
memakai sendok plastik selama 30 menit atau campuran sudah rata
3. Biarkan
4-12 jam sampai terjadi pengendapan
4.
Pengendapan ditandai dengan dua lapisan berbeda warna dengan lapisan gelap
berada di bawah yang disebut crude gliserin, sedangkan lapisan atas berwarna
bening, crude BD
5.
Pisahkan crude biodisel dari crude gliserin lalu masukkan ke ember untuk dicuci
dengan cara mencampurkan air bersih sebanyak dua liter.
6. Pompakan
udara melalui pompa udara akuarium dan biarkan beberapa saat sehingga muncul
warna putih susu
7.
Pisahkan crude biodiesel yang berwarna kuning dengan air warna putih melalui
selang
8.
Biodiesel yang telah bening dimasukkan ke panci lalu panaskan hingga 100
derajat beberapa menit agar air dan sisa methanol menguap.
9.
Biodiesel yang telah dipanaskan dan didinginkan dapat langsung dipergunakan
untuk mobil maupun mesin diesel industri
Langkah-langkah
diatas dapat menggunakan peralatan seadanya di rumah, jika tidak ada dapat
disubsitusi dengan peralatan yang sejenis. Pembuatan biodiesel sanagt mudah,
sehingga dapat dilakukan dirumah.
DAFTRA
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.