Bahan Bakar Biodiesel |
Meningkatnya jumlah penduduk dan
kegiatan industri akan seiring dengan meningkatnya jumlah kebutuhan energi.
Penggunaan energi konvensional dari bahan bakar fosil dinilai sudah tidak lagi
efektif karena persediaan yang semakin menipis, serta efek yang buruk terhadap
lingkungan. Perkembangan ilmu kimia memegang peranan dalam usaha menemukan dan
mengolah sumber energi alternatif. Salah satu pengembangan energi alternatif
tersebut adalah biodiesel.
Pembahasan
Permasalahan yang dihadapi dunia
dewasa ini adalah masalah pencemaran udara karena penggunaan bahan bakar serta
krisis bahan bakar mineral (minyak bumi). Sebagaimana diketahui bahwa kemampuan
negara-negara di dunia untuk menyediakan bahan bakar semakin lama semakin
berkurang dan pada suatu saat akan mencapai puncaknya, karena hampir semua
daerah yang mengandung minyak telah ditemukan dan dieksploarasi (Kristanto &
Winaya, 2002).
Salah satu bahan bakar alternatif
yang berpotensi untuk mengatasi tersebut adalah biodiesel. Menurut Kristanto
dan Winaya (2002), biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang dihasilkan
dari proses transesterfikasi (transesterfication)
minyak nabati dengan methanol melalui komposisi 80-90% minyak nabati, 10-20%
metanol, dan 0.35-1.5% katalis.
Menurut Kementerian Negara Riset
dan Teknologi (2006), dalam Bustaman (2009), biodiesel memiliki beberapa
keunggulan sebagai bahan bakar alternatif diantaranya:
1)
Angka cetane tinggi (> 50); makin tinggi
bilangan cetane, makin cepat pembakaran dan makin baik efisiensi
termodinamisnya.
2)
Titik kilat tinggi, yakni suhu terendah yang
dapat menyebabkan uap biodiesel menyala, sehingga 48 Jurnal Litbang Pertanian,
28(2), 2009 biodiesel lebih aman dari bahaya kebakaran pada saat disimpan
maupun didistribusikan daripada solar.
3)
Tidak mengandung sulfur dan benzena yang
mempunyai sifat karsinogen, serta dapat diuraikan secara alami.
4)
Menambah pelumasan mesin yang lebih baik
daripada solar sehingga memperpanjang umur pemakaian mesin.
5)
Mudah dicampur dengan solar biasa dalam berbagai
komposisi dan tidak memerlukan modifikasi mesin apapun.
6)
Mengurangi secara signifikan asap hitam dari gas
buang mesin diesel, walaupun penambahan biodiesel ke dalam solar hanya 5−10%
Menurut Bustaman (2009), karena
masih dalam tahap pengembangan, biodiesel memiliki beberapa kelemahan, yaitu :
1) Kurangnya dana untuk modal
kerja, peralatan dan mesin,
2) Lokasi pengolahan minyak
kelapa jauh dari usaha biodiesel,
3) Kurangnya sosialisasi
biodiesel ke petani kelapa dan pengguna,
4) Sistem pemasaran belum
standar,
5) Ketidakpastian harga
biodiesel, dan
6) Kurangnya insentif terhadap
industri biodiesel.
Produksi biodiesel nasional
meningkat setiap tahunnya, namun masih terdapat jarak yang cukup besar antara
kapasitas produksi biodiesel dengan capaian produksi biodiesel. Dari hasil
analisis perspektif diketahui bahwa permasalahan utama dari pengembangan
biodiesel nasional yaitu alokasi sumber daya di teknologi produksi biodiesel
untuk mencapai peningkatan hasil produksi dengan biaya yang murah (Murtiningrum
& Firdaus).
Diperlukan peran pemerintah agar
bisa melakukan langkah-langkah yang lebih baik untuk mendorong agar pengusaha
sawit dapat mengembangkan hasilnya menjadi biodiesel seperti membantu mengatasi
penyediaan teknologi, insentif pajak, investasi peralatannya, serta menyiapkan
regulasi pasar untuk produk biodiesel (Murtiningrum & Firdaus).
Daftar Pustaka
Bustaman,
S. 2009. STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL BERBASIS KELAPA DI MALUKU. Jurnal
Litbang Pertanian. 28(2):46-53.
Putri,
S.K., et al. Pembuatan Biodiesel dengan Cara Adsorpsi dan Transesterifikasi
Dari Minyak Goreng Bekas. 2016. Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Ilmu Kimia, 2(1): 71-80.
Murtiningrum
& Firdaus, A. PERKEMBANGAN BIODIESEL DI INDONESIA TINJAUAN ATAS KONDISI
SAAT INI, TEKNOLOGI PRODUKSI & ANALISIS PROSPEKTIF. Jurnal PASTI Volume IX
No 1 : 35 – 45.
Kristanto,
P. & Winaya, R. 2002. Penggunaan Minyak Nabati Sebagai Bahan Bakar
Alternatif Pada Motor Diesel Sistim Injeksi Langsung. JURNAL TEKNIK MESIN Vol.
4, No. 2: 99 – 103.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.