.

Sabtu, 04 Agustus 2018

Bahan bakar alternatif


Bahan Bakar Biodiesel


Abstrak
Meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan industri akan seiring dengan meningkatnya jumlah kebutuhan energi. Penggunaan energi konvensional dari bahan bakar fosil dinilai sudah tidak lagi efektif karena persediaan yang semakin menipis, serta efek yang buruk terhadap lingkungan. Perkembangan ilmu kimia memegang peranan dalam usaha menemukan dan mengolah sumber energi alternatif. Salah satu pengembangan energi alternatif tersebut adalah biodiesel.

Pembahasan
Permasalahan yang dihadapi dunia dewasa ini adalah masalah pencemaran udara karena penggunaan bahan bakar serta krisis bahan bakar mineral (minyak bumi). Sebagaimana diketahui bahwa kemampuan negara-negara di dunia untuk menyediakan bahan bakar semakin lama semakin berkurang dan pada suatu saat akan mencapai puncaknya, karena hampir semua daerah yang mengandung minyak telah ditemukan dan dieksploarasi (Kristanto & Winaya, 2002).
Salah satu bahan bakar alternatif yang berpotensi untuk mengatasi tersebut adalah biodiesel. Menurut Kristanto dan Winaya (2002), biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari proses transesterfikasi (transesterfication) minyak nabati dengan methanol melalui komposisi 80-90% minyak nabati, 10-20% metanol, dan 0.35-1.5% katalis.

Menurut Kementerian Negara Riset dan Teknologi (2006), dalam Bustaman (2009), biodiesel memiliki beberapa keunggulan sebagai bahan bakar alternatif diantaranya:
1)      Angka cetane tinggi (> 50); makin tinggi bilangan cetane, makin cepat pembakaran dan makin baik efisiensi termodinamisnya.
2)      Titik kilat tinggi, yakni suhu terendah yang dapat menyebabkan uap biodiesel menyala, sehingga 48 Jurnal Litbang Pertanian, 28(2), 2009 biodiesel lebih aman dari bahaya kebakaran pada saat disimpan maupun didistribusikan daripada solar.
3)      Tidak mengandung sulfur dan benzena yang mempunyai sifat karsinogen, serta dapat diuraikan secara alami.
4)      Menambah pelumasan mesin yang lebih baik daripada solar sehingga memperpanjang umur pemakaian mesin.
5)      Mudah dicampur dengan solar biasa dalam berbagai komposisi dan tidak memerlukan modifikasi mesin apapun.
6)      Mengurangi secara signifikan asap hitam dari gas buang mesin diesel, walaupun penambahan biodiesel ke dalam solar hanya 5−10%

Menurut Bustaman (2009), karena masih dalam tahap pengembangan, biodiesel memiliki beberapa kelemahan, yaitu :
1) Kurangnya dana untuk modal kerja, peralatan dan mesin,
2) Lokasi pengolahan minyak kelapa jauh dari usaha biodiesel,
3) Kurangnya sosialisasi biodiesel ke petani kelapa dan pengguna,
4) Sistem pemasaran belum standar,
5) Ketidakpastian harga biodiesel, dan
6) Kurangnya insentif terhadap industri biodiesel.

Produksi biodiesel nasional meningkat setiap tahunnya, namun masih terdapat jarak yang cukup besar antara kapasitas produksi biodiesel dengan capaian produksi biodiesel. Dari hasil analisis perspektif diketahui bahwa permasalahan utama dari pengembangan biodiesel nasional yaitu alokasi sumber daya di teknologi produksi biodiesel untuk mencapai peningkatan hasil produksi dengan biaya yang murah (Murtiningrum & Firdaus).
Diperlukan peran pemerintah agar bisa melakukan langkah-langkah yang lebih baik untuk mendorong agar pengusaha sawit dapat mengembangkan hasilnya menjadi biodiesel seperti membantu mengatasi penyediaan teknologi, insentif pajak, investasi peralatannya, serta menyiapkan regulasi pasar untuk produk biodiesel (Murtiningrum & Firdaus).

Daftar Pustaka
Bustaman, S. 2009. STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL BERBASIS KELAPA DI MALUKU. Jurnal Litbang Pertanian. 28(2):46-53.

Putri, S.K., et al. Pembuatan Biodiesel dengan Cara Adsorpsi dan Transesterifikasi Dari Minyak Goreng Bekas. 2016. Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia, 2(1): 71-80.

Murtiningrum & Firdaus, A. PERKEMBANGAN BIODIESEL DI INDONESIA TINJAUAN ATAS KONDISI SAAT INI, TEKNOLOGI PRODUKSI & ANALISIS PROSPEKTIF. Jurnal PASTI Volume IX No 1 : 35 – 45.

Kristanto, P. & Winaya, R. 2002. Penggunaan Minyak Nabati Sebagai Bahan Bakar Alternatif Pada Motor Diesel Sistim Injeksi Langsung. JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 4, No. 2: 99 – 103.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.