.

Sabtu, 04 Agustus 2018

Pencemaran udara : pengertian, faktor, zat, dampak, mengatasinya



Pencemaran Udara



Ialah peristiwa masuknya, atau tercampurnya, polutan (unsur-unsur berbahaya) ke dalam lapisan udara (atmosfer) yang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas udara (lingkungan). Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap tersebut berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain  itu, gas dan asap tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan  bakar,  yaitu: CO2 (karbondioksida),  CO (karbonmonoksida),  SOx  (belerang  oksida) dan NOx  (nitrogen oksida).



Faktor Faktor Pencemaran Udara


1. Faktor alam (internal), yang bersumber dari aktivitas alam

Contoh :

- abu yang dikeluarkan akibat letusan gunung berapa

- gas-gas vulkanik

- debu yang beterbangan di udara akibat tiupan angin

- bau yang tidak enak akibat proses pembusukan sampah organik



2. Faktor manusia (eksternal), yang bersumber dari hasil aktivitas manusia

Contoh :

- hasil pembakaran bahan-bahan fosil dari kendaraan bermotor

- bahan-bahan buangan dari kegiatan pabrik industri yang memakai zat kimia organic dan an organik

- pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udarapembakaran sampah rumah tangga

- pembakaran hutan



Zat-zat Pencemaran Udara



Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain: Karbon monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat, Hidrokarbon, CFC,  Timbal dan Karbondioksida. 



1. Karbon monoksida (CO)

Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan bermotor.



2.  Nitrogen dioksida (NO2)

Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik, pembangkit energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.



3. Sulfur dioksida (SO2)

Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur terutama batubara. Batubara ini biasanya digunakan sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.



Dampak pencemaran udara

Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara lain: hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.



Hujan asam

Hujan Asam adalah Segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6 yang bersifat basa karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah



Upaya mengatasi pencemaran udara



Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan  pencegahan (preventif)  yang dilakukan sebelum  terjadinya  pencemaran  dan  tindakan  kuratif  yang  dilakukan sesudah terjadinya pencemaran.



a. Usaha Preventif (sebelum pencemaran)



1.Mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan.



2.Mensosialisasikan Pelajaran Lingkungan Hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat. 



3.Mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi industri atau usaha yang menghasilkan limbah.



4.Tidak membakar sampah di pekarangan rumah. 



5.Tidak  menggunakan  kulkas  yang  memakai  CFC  (freon)  dan  membatasi  penggunaan  ac dalam kehidupan sehari-hari.






Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan beberapa usaha untuk memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:



1.Menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran lingkungan. 



2.Kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi  untuk  membersihkan lingkungan  dari polutan.



3.Melokalisasi  tempat  pembuangan  sampah  akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur ulang. 

4.Menggunakan  penyaring  pada  cerobong cerobong  di  kilang  minyak  atau  pabrik  yang menghasilkan  asap  atau  jelaga  penyebab pencemaran udara.

5.Mengidentifikasi  dan  menganalisa  serta menemukan  alat  atau  teknologi  tepat  guna yang berwawasan  lingkungan  setelah  adanya musibah/kejadian  akibat  pencemaran udara, misalnya menemukan bahan bakar dengan kandungan timbal yang rendah (BBG).



Daftar Pustaka




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.