ABSTRAK
Teknologi hijau dikenal juga
sebagai teknologi lingkungan dan teknologi bersih, merupakan integrasi antara
teknologi modern dan ilmu lingkungan untuk lebih mengoptimalkan pelestarian
lingkungan global dan sumber daya alam, serta untuk meminimalisir dampak negative
dari berbagai kegiatan seluruh umat manusia di planet bumi.
Kata Kunci : Teknologi Hijau,
Industri Hijau, Biomassa
ISI
Menurut Hidayat (2017), Teknologi hijau dikenal juga
sebagai teknologi lingkungan dan teknologi bersih, merupakan integrasi antara
teknologi modern dan ilmu lingkungan untuk lebih mengoptimalkan pelestarian
lingkungan global dan sumber daya alam, serta untuk meminimalisir dampak negative
dari berbagai kegiatan seluruh umat manusia di planet bumi.
Prinsip utama teknologi
hijau meliputi tiga aspek, salah satunya yaitu, ramah lingkungan, menurut
Hidayat (2017), teknologi hijau merupakan teknologi bersih dan ramah
lingkungan, dengan demikian dalam setiap rancangan, pengembangan dan
aplikasinya prinsip ramah lingkungan harus menjadi salah satu patokan. Ramah lingkungan
artinya dampak penggunaan teknologi tersebut masih hanya menimbulkan dampak
yang masih dalam lingkup ambang batas yang ditentukan.
Menurut BPET (2014) dalam
Hidayat (2017), ada banyak alas an mengapa energy terbarukan menjadi pilihan,
diantaranya ; relative tidak mahal, bersifat netral karbon, dan kebanyakan
tidak menimbulkan polusi. Sumber energy terbarukan tersedia banyak pilihan
antara lain : Energi tenaga matahari, energy tenaga angina, energy tenaga air,
biomassa.
Menurut Surjosatyo (2010), dengan menipisnya cadangan minyak dunia dan masalah
lingkungan yang dihadapi oleh pembakaran dengan menggunakan bahan bakar fossil
maka diperlukan energi alternatif dalam mengatasi hal tersebut. Gasifikasi
biomassa adalah salah satu cara alternatif untuk menggurangi ketergantungan
dari bahan bakar fosil. Proses gasifikasi biomassa akan mengahasilkan gas mampu
bakar yaitu CO, CH4, dan H2 yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar baik
untuk mesin pembakaran dalam ataupun burner untuk memanaskan boiler.
Menurut Subekti (2011), keberadaan
biogas memiliki peluang yang besar dalam pengembangannya. Energi biogas dapat
diperoleh dari limbah rumah tangga; kotoran cair dari peternakan ayam, sapi,
babi; sampah organik dari pasar; industri makanan dan sebagainya. Selain
potensi yang besar, pemanfaatan energi biogas dengan digester biogas memiliki
keuntungan, yaitu mengurangi efek rumah kaca, mengurangi bau tidak sedap,
mencegah penyebaran penyakit, menghasilkan panas dan daya (mekanisme atau
energi listrik), serta hasil samping berupa pupuk cair dan padat.
Daftar
Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil, 2017, Kimia Industri dan Teknologi Hijau, Pantona Media Jakarta.
Surjosatyo, Adi,
2010, Pembakaran Gas Hasil Gasifikasi
Biomassa di Premixed Gas Burner dengan Metoda 3D Computational Fluid Dynamic, Jurnal
Teknik Mesin, Vol 12, No 1, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Dalam http://download.portalgaruda.org/article.php?article=3653&val=349&title=Pembakaran%20Gas%20Hasil%20Gasifikasi%20Biomassa%20di%20Premixed%20%20Gas%20Burner%20dengan%20Metoda%203D%20Computational%20Fluid%20Dynamic
Subekti, Sri,
2011, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menjadi
Biogas Sebagai Bahan Bakar Alternatif, Prosiding Seminar Nasional Sains Dan
Teknologi Fakultas Teknik, Vol 1, No 1, Universitas Wahid Hasyim, Semarang. Dalam
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=133909&val=5634&title=PENGOLAHAN%20LIMBAH%20CAIR%20TAHU%20MENJADI%20BIOGAS%20%20SEBAGAI%20BAHAN%20BAKAR%20ALTERNATIF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.