@proyekA04, @E14-Devi
Oleh : Devi Yanti Naibaho
PENGERTIAN
Akrilonitril disebut juga vinil
sianida atau propen nitril merupakan salah satu bahan kimia dalam industri
sebagai bahan tambahan dalam industri resins, termoplastik, bahan tambahan
dalam sintesa organik, akrilamida, dan ABS resins. Pada saat ini kebutuhan
akrilonitril di Indonesia masih didatangkan dari import luar negeri, oleh sebab
itu pendirian pabrik akrilonitril di Indonesia sangatlah penting guna
mengurangi import akrilonitril dari luar negeri. Bahan baku pembuatan
akrilonitril adalah amoniak, propilena dan udara dengan perbandingan mol
reaktan propilen : amoniak : udara = 1 : 1,2 : 9,8 yang direaksikan dalam
reaktor fixed bed multitube yang beroperasi secara non adiabatik non isothermal
pada suhu 307–308,30C dan tekanan 1,5 atm dengan katalis Bismuth phosphomolybdate.
Alat utama pada proses pembuatan akrilonitril adalah reaktor, absorber,
separator dan menara distilasi. Produk utama yang dihasilkan adalah
akrilonitril sedangkan produk samping yang dihasilkan adalah asam sianida dan
asetonitril.
Akrilonitril merupakan bahan kimia berbentuk cairan,
tidak berwarna, dapat larut dalam hampir semua pelarut organik dan larut di
dalam air. Akrilonitril disebut juga vinil sianida atau propen nitril mempunyai
rumus molekul H2C=CH-C≡N. Akrilonitril mempunyai banyak kegunaan diantaranya sebagai bahan tambahan
dalam industri resin, termoplastik, bahan tambahan dalam sintesa organik,
adiponitril, akrilamida dan acrylonitril-butadiene-styrene (ABS) resin.
KONSEP REAKSI
Akrilonitril
dapat dibuat dengan mereaksikan propilena, amoniak dan udara dengan katalis bismuth
phosphomolybdate. Reaksi dapat berjalan optimum pada tekanan 1,5 atm dan suhu
307-308,3oC.
Reaksi
dilangsungkan pada reaktor fixed bedmultitube(Dutta and Gualy, 1999) :
Reaksi utama
yang terjadi :
C36+
NH3+ 3/2 O2 → C3H3N
+ 3H2O .....(1)
Sedangkan
reaksi samping yang terjadi :
C3H6+
3/2 NH3+ 3/2 O2 → 3/2CH3CN
+ 3H2O .....(2)
C3H6+
3NH3+ 3 O2 → 3 HCN + 6H2O .....(3)
C3H6+
3 O2 → 3CO + 3H2O .....(4)
C3H6+
9/2 O2 → 3CO2+ 3H2O .....(5)
C3H6+
3/2 O2 → C3H4O2+ H2O .....(6)
Pada proses
ini propilena terkonversi menjadi akrilonitril sebanyak 87,1% (Dutta and Gualy,
1999). Reaksi pembentukan akrilonitril adalah reaksi eksothermis, panas yang
dihasilkan sangat besar.
DHR = -515650 KJ/Kmol (Coulson and Richardson, 1983).
Untuk mempertahankan kondisi reaktor maka panas harus diserap oleh fluida
pendingin berupa Dowtherm A (Perry and Green, 1999).
TINJAUAN KINETIKA
Persamaan laju reaksi dan konstanta kecepatan reaksi dituliskan sebagai berikut
(Dutta and Gualy,1999) :
r1=
k1* x CPR0,48CO20,48CNH30,19
dimana: k1= 0,171
exp-20000/RT
r2=
k2* x CPR0,43CO20,52CNH30,47 k2=
0,112 exp-20000/RT
r3=
k3* x CPR0,43CO20,52CNH30,47 k3= 0,163 exp-25000/RT
r4=
k4* x CPRCO20,50 k4=
0,0529 exp-35000/RT
r5=
k5* x CPRCO20,50 k5=
0,110 exp-35000/RT
r6=
k6* x CPRCO20,50 k6=
0,215 exp-25000/RT
Ditinjau dari kinetika reaksinya, bahwa kecepatan reaksi ammoksidasi akan
bertambah besar dengan naiknya temperatur. Hal inidapat ditunjukan oleh persamaan
berikut ini :
k1 =
k01*e-E1*/RT
dimana :
r1 = Persamaan
reaksi
k1* =
Persamaan kecepatan reaksi
k01* =
Pre-exponensial faktor reaksi
E1* =
Energi aktivasi
R =
Konstanta gas
T =
Temperatu
CPR, O2, CNH3 = Konsentrasi mol propilena,
oksigen dan amoniak
Namun karena merupakan reaksi amoksidasi katalitik, kecepatan reaksinya
tidak hanya dipengaruhi oleh tingginya temperatur, tetapi besarnya energi
aktivasi juga dapat diturunkan oleh aktivasi katalis.
DESKRIPSI
PROSES
Dalam
pembuatan akrilonitril dari amoniak, propilena dan udara dilakukan beberapa
tahapan sebagai berikut :
a.Tahap
Penyiapan Bahan Baku
b.Tahap
Pembentukan Produk
c.Tahap
Pemisahan Produk
Pembuatan akrilonitril dapat dilakukan melalui berbagai cara, yaitu :
1.
Proses Amoksidasi Propilen
Amoksidasi merupakan metode paling terkenal di
dunia industri dalam produksi/sintesis senyawa akrilonitril. Metode ini dikenal
pula dengan nama SOHIO process. Bahan baku yang digunakan berupa propilen dan
ammonia yang direaksikan dengan udara pada tekanan 50– 200 kPag dan suhu
400–510 °C dalam suatu fluidized bed reactor dengan katalis bismuth-molybdenum
oxide.
Kelebihan dari proses ini adalah
konversi yang direaksikan yaitu 63%, sedangkan kelemahan dari proses ini adalah
banyaknya reaksi samping yang dihasilkan sehingga dibutuhkan unit pemisahan
yang lebih banyak dan kompleks.
2.
Proses pembentukan akrilonitril dari reaksi
asetilen dengan asam sianida
Reaksi ini dengan penambahan langsung
asam sianida ke dalam reaktor yang telah ditambahkan asetilen dengan katalis
CuCl. Suhu reaksi 90-110°C (Luscher et al, 1955), dan tekanan sistem 2-5 atm.
Pada reaksi di atas menghasilkan yield
akrilonitril sebayak 75- 80 % terhadap asetilen yang dipakai dan 85-90% umpan
hidrogen sianida. (Keller et al, 1951). Konversi yang didapat dalam pembentukan
akrilonitril terhadap asam sianida adalah 85,2 % dan konversi pembentukan
monovinilasetilen terhadap asam sianida adalah 1,6 % (Fischer, 1946).
Kelebihan dari proses ini adalah yield
yang dihasilkan cukup tinggi, sedangkan kelemahan dari proses ini adalah proses
pengaktifan katalis harus cepat, karena katalis mudah kehilangan aktifitasnya.
Kesimpulan
Dari penjabaran kedua
proses di atas, proses yang dipilih dalam pembuatan akrilonitril adalah reaksi
asetilen dengan asam sianida, karena konversi yang dihasilkan pada proses ini
tinggi yaitu sekitar 85,2 % dari umpan asam sianida, dan dari kondisi operasi
dan bahan yang digunakan yang lebih safety.
Daftar Pustaka :
Aries, R.S,
and Newton, R.D., 1995. “Chemical
engineering Cost Estimation”. Mc. Graw Hill Book Co Inc., New York.
Biro Pusat
Statistik. 2012. Statistik Perdagangan
Luar Negeri Indonesia. Jakarta.
Coulson, J.H.,
and Richardson, J.F. 1983. “Chemical
Engineering Design”, vol. 6. Pergason
Press. Oxford.
Dutta S., and
Gualy R. 1999. “Hydrocarbon Processing Paper”. GTC. Technology Corp. Houston. Texas.
Perry, R.H.,
and Green, D. 1999. “Perry’s Chemical
Engineer’s Hand Book”. 7th ed. Mc Graw Hill Book Company Inc. New York.
H. Tri Danang, Harfan Tri. 2016. Prarancangan Pabrik
Akrilonitril dari Asetilen dan Asam Sianida dengan Kapasitas 40.000 Ton/Tahun. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.