Dalam hal ini keselamatan lebih berfokus pada masyarakat dan pekerja di kawasan industri.
Jenis bahan kimia yang banyak digunakan dalam lingkungan industri antara lain:
1. Industri kimia, industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia. contohnya: Industri pupuk, asam sulfat, sodad, bahan peledak, pestisida, cat, dan deterjen.
2. Industri pengguna bahan kimia, industri yang menggunakan bahan kimia sebagai bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik, pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain.
3. Laboratorium, yaitu tempat
kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan serta pendidikan.
Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga penelitian dan
pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.
Bentuk fisik dari bahan kimia:
1. Cair
2. Gas
3. Padat
Tipe bahaya bahan kimia:
1. Bahan kimia mudah terbakar.
2. Bahan kimia mudah meledak.
3. Bahan kimia reaktif terhadap air dan asam, bahan kimia yang dapat menghasilkan panas atau gas yang mudah terbakar.
3. Bahan kimia korosif, bahan kimia yang dapat merusak logam.
4. Bahan kimia iritan, bahan kimia yang dapat menyebabkan kerusakan atau peradangan apabila terjadi kontak langsung dengan makhluk hidup.
5. Bahan kimia beracun, bahan kimia yang dapat menyebabkan keracunan pada makhluk hidup.
7. Bahan kimia karsinogenik, bahan kimia yang dapat mengubah struktur genetik makhluk hidup.
8. Gas bertekanan, gas yang disimpan dalam tekanan tinggi
9. Bahan kimia oksidator, bahan kimia yang dapat menghasilkan gas yang dapat memicu kebakaran.
Pengendalian bahan kimia:
1. Pembelian, proses pembelian bahan kimia menyangkut kerja sama beberapa unit kerja seperti pihak pengguna, bagian pembelian, bagian K3 dan bagian gudang. Bagian K3 perlu memberitahukan kepada bagian lain tentang adanya larangan penggunaan bahan kimia. Bagian pembelian, berdasarkan laporan bagian gudang mencari solusi bersama dengan supplier atau melakukan komplain jika bahan kimia tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Jika tidak komplain maka akan berbahaya.
2. Penyimpanan, bahan kimia tergantung pada beberapa faktor bukan pada biaya dan ruang yang ada dan rekomendasi yang umum adalah bahan kimia harus diletakkan ditempat yang dingin, kering, ventilasi baik dan bangunannya memiliki drainase yang baik. Penyimpanan bahan kimia berbahaya harus mengantisipasi terjadinya kebocoran, sehingga diperlukan peralatan yang memadai untuk mencegah limbah bahan kimia berbahaya masuk kedalam tanah atau perairan. bahan kimia harus ditempatkan sesuai dengan jenisnya. suatu bahan kimia mudah terbakar dapat ditempatkan dengan bahan kimia lain yang juga mudah terbakar pada satu area tetapi satu jenis bahan kimia seperti alkohol seharusnya ditempatkan diarea yang sama. Untuk memudahkan jenis bahan kimia maka diberi papan tanda.
3. Penanganan, pada drum bahan kimia berbahaya yang mudah terbakar yang sebagian isinya dipindahkan kewadah lain yang lebih kecil perlu diberi kabelground yaitu kabel yang menghubungkan drum besar dengan tanah. hal ini diperlukan untuk mencegah terjadinya listrik statis, akibat aliran bahan kimia, yang dapat memicu percikan api yang dapat mengakibatkan kebakaran.
Pengendalian resiko kecelakaan kerja:
1. Teknis
- Eliminasi : penghilangan sumber bahaya
- Subtitusi : mengganti dengan bahan yang kurang berbahaya
- Isolasi : proses kerja yang berbahaya disendirikan
- Enclosing : mengurung / memagari sumber bahaya
- Ventilasi.
- Maintenance.
- Monitoring lingkungan kerja
- Pendidikan dan pelatihan
- Labelling
- Pemeriksaan kesehatan
- Rotasi kerja
- House keeping
- Topi pengaman
- Pelindung telinga
- Face shield
- Masker
- Respirator
- Sarung tangan
- Sepatu
Referensi:
1.http://blognicokesmas.blogspot.co.id/2014/09/penerapan-k3-di-lingkungan-industri.html
2.http://ewyhimawary.blogspot.co.id/2011/04/kecelakaan-kerja-di-industri-kimia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.