.

Sabtu, 06 Agustus 2016

Pencemaran Air Tanah




     Bila kita perhatikan, kondisi air yang tercemar akan berubah dan mempunyai beberapa ciri khusus yang membedakan dengan air bersih. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai peruntukkannya (PP.No.82 tahun 2001).

  Beberapa literatur menuliskan ciri air tercemar ini, diantaranya (Djajadiningrat, 1992), menyatakan bahwa badan air yang tercemar ditandai dengan warna gelap, berbau, menimbulkan gas, mengandung bahan organik tinggi, kadar oksigen terlarut rendah, matinya kehidupan di dalam air umumnya ikan dan air tidak lagi dapat dipergunakan sebagai bahan baku air minum Sedangkan menurut Wardana (1999), indikator atau tanda air telah tercemar adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui :


1. Perubahan pH atau Konsentrasi Ion Hidrogen
Air yang mempunyai pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH yang lebih besar akan bersifat basa, Air limbah dan bahan buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke sungai akan mengubah pH air yang pada akhirnya dapat mengganggu kehidupan organisme di dalam air.

2. Perubahan Warna, Bau dan Rasa Air
Bahan buangan dan air limbah dari kegiatan industri yang berupa bahan anorganik dan bahan organik seringkali dapat larut di dalam air. Apabila bahan buangan dari air limbah dapat larut dan terdegradasi maka bahan buangan dalam air limbah dapat menyebabkan terjadinya perubahan
warna air. Bau timbul akibat aktifitas mikroba dalam air merombak bahan buangan organik terutama gugus protein, secara biodegradasi menjadi bahan mudah menguap dan berbau.

3. Perubahan Suhu Air.
Air Sungai suhunya naik mengganggu kehidupan hewan air dan organisme lainnya karena kadar oksigen yang terlarut dalam air akan turun bersamaan dengan kenaikan suhu. Padahal setiap kehidupan memerlukan oksigen untuk bernafas, oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara yang secara lambat terdifusi ke dalam air, semakin tinggi kenaikan suhu air makin sedikit oksigen yang terlarut di dalamnya.

4. Timbulnya Endapan, Koloidal dan bahan terlarut
Bahan buangan industri yang berbentuk padat kalau tidak dapat larut sempurna akan mengendap didasar sungai dan dapat larut sebagian menjadi koloidal, endapan dan koloidal yang melayang di dalam air akan menghalangi masuknya sinar matahari sedangkan sinar matahari sangat diperlukan oleh mikroorganisme untuk melakukan proses fotosintesis.

5. Mikroorganisme
Bahan buangan industri yang dibuang ke lingkungan perairan akan di degradasi oleh mikroorganisme, berarti mikroorganisme akan berkembang biak tidak menutup kemungkinan mikroorganisme pathogen juga ikut berkembang biak. Mikroorganisme pathogen adalah penyebab timbulnya berbagai macam penyakit.

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Air tanah adalah air yang tersimpan/ terperangkap di dalam lapisan batuan yang mengalami pengisian/penambahan secara terus menerus oleh alam. Kondisi suatu lapisan tanah membuat suatu pembagian zone air tanah menjadi dua zone besar:
  1. Zone air berudara (zone of aeration)
    Zone ini adalah suatu lapisan tanah yang mengandung air yang masih dapat kontak dengan udara. Pada zone ini terdapat tiga lapisan tanah, yaitu lapisan air tanah permukaan, lapisan intermediate yang berisi air gravitasi dan lapisan kapiler yang berisi air kapiler.
  1. Zone air jenuh (zone of saturation)
    Zone ini adalah suatu lapisan tanah yang mengandung air tanah yang relatif tidak terhubung dengan udara luar dan lapisan tanahnya atau aquifer bebas.
Air tanah secara umum mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan terutama dari segi bakteriologis seperti bebas dari bakteri patogen, dapat dipakai tanpa pengolahan lebih lanjut, praktis dan ekonomis, lapisan tanah yang menampung air biasanya merupakan tempat pengumpulan alami. Namun air tanah juga bisa merugikan dari segi kimiawi seperti sering kali mengandung banyak mineral-mineral seperti Fe, Mn, Ca, dan sebagainya.

  Pemanfaatan air tanah oleh penduduk saat ini masih penting dan utama. Cara umum pengambilannya adalah dengan sumur bor atau sumur gali. Tetapi wilayah-wilayah pemukiman padat menghadapi kecenderungan gangguan terhadap kualitas air tanah dan limbah domestik yang tinggi, karena tidak memiliki sistem sanitasi dan pengolah ekskreta yang baik dan terintegrasi (komunal). Air tanah biasanya tercemar oleh limbah cair domestik hasil kegiatan manusia berupa sampah dan limbah tinja. Sumur-sumur air tanah masyarakat mempunyai risiko tercemar oleh koli-fekal yang merupakan bakteri indikator limbah ekskreta karena beberapa kemungkinan yaitu kondisi lingkungan (hidrogeologi dan sanitasi lingkungan), dan sosial-budaya yang berkaitan.

     Ekskreta merupakan pembawa utama bagi penyakit bawaan air sepeti diare berdarah, kolera, dan sebagainya. Kondisi yang berhubungan dengan tingkat pencemaran koli-fekal yang tinggi adalah penyerapan koli-fekal dari sungai yang tercemar koli-fekal karena arah aliran air dari sungai ke sistem air tanah, kepadatan tangki septik dan resapan saluran limbah domestik (ekskreta) terbuka pada segmen dengan arah aliran dari air tanah ke sungai. Kondisi bangunan fisik beberapa sumur yang tidak baik menyebabkan pencemaran kolifekal secara vertikal juga terjadi. Rendahnya pengetahuan dan kemauan masyarakat untuk menjaga air tanah, menyebabkan kualitasnya semakin buruk.


     Air tanah banyak tercemar limbah rumah tangga dan bakteri E-Coli (Eschercia Coli). Bakteri E-Coli sering dijadikan indikator dari tercemarnya air tanah dalam satu wilayah. Bakteri ini biasanya keluar bersama tinja. Jika masuk saluran pencernaan melalui makanan atau minuman, bisa menimbulkan gangguan kesehatan (tifus, kolera, hepatitis, diare). Oleh karena itu dalam pembuangan limbah domestik di daerah permukiman sebaiknya dilakukan pembuatan sistem jaringan pembuangan limbah yang dapat menampung dan mengalirkan limbah tersebut secara baik dan benar, agar dapat mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang sangat diperlukan untuk keperluan hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kualitas dan kuantitas air tanah pada daerah permukiman tersebut harus terjamin, agar dapat digunakan untuk  keperluan hidup sehari-hari sesuai dengan standar kesehatan dan baku mutu kualitas air.

     Langkah yang belakangan banyak diambil adalah membuat sumur resapan atau lubang biopori. Kiat ini sangat tepat untuk kawasan pemukiman padat yang langka sekali ruang terbuka hijau sebagai tempat resapan air. Dengan membuat lubang/sumur resapan, air hujan tidak langsung menuju saluran air, tapi meresap ke dalam tanah. Sehingga akan menambah kuantitas air tanah itu sendiri. Selain itu, lubang biopori ini mampu membuat organisme dalam tanah merubah sampah menjadi mineral yang dapat larut dalam air sehingga kualitas air tanah pun meningkat.





DAFTAR PUSTAKA

Bachri,Moch. 1995. Geologi Lingkungan. CV . Aksara. Malang.112 hal.
Anonim, Buku Pedoman Tentang Pencemaran Tanah
Soeparman H.M. dan Suparmin, 2001. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair, EGC, Jakarta.
Wardana W.A, 1995. Dampak Pencemaran Air, Andi Offset Yogyakarta, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.