Batubara adalah termasuk salah
satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat
terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan
dan terbentuk melalui proses pembatubaraan.
1. Umur
Batubara
Pembentukan batubara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl), adalah masa pembentukan batubara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batubara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.
2. Materi
Pembentuk Batubara
Hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batubara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
· Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium
dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batubara dari perioda ini.
· Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah,
merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batubara dari perioda ini.
· Pteridofita, umur Devon Atas hingga KArbon Atas.
Materi utama pembentuk batubara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara.
Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di
iklim hangat.
· Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman
Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam
buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis
Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama
batubara Permian seperti di Australia, India dan Afrika.
· Angiospermae,
dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi
biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding
gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
3. Kelas
dan Jenis Batubara
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.
· Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan
warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur
karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
· Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C)
dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batubara yang paling banyak
ditambang di Australia.
· Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan
banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien
dibandingkan dengan bituminus.
· Lignit atau batubara coklat adalah batubara yang
sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
· Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas
75% serta nilai kalori yang paling rendah.
4. Pembentukan
Batubara
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batubara disebut dengan istilah pembatubaraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:
· Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada
saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang
berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan
gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan
kompaksi material organik serta membentuk gambut.
· Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses
perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.
v Endapan
Batubara Eosen
Endapan
ini terbentuk pada tatanan tektonik ekstensional yang dimulai sekitar Tersier
Bawah atau Paleogen pada cekungan-cekungan sedimen di Sumatera dan Kalimantan.
Endapan
batubara Eosen yang telah umum dikenal terjadi pada cekungan berikut: Pasir dan
Asam-asam (Kalimantan Selatan dan Timur), Barito (Kalimantan Selatan), Kutai
Atas (Kalimantan Tengah dan Timur), Melawi dan Ketungau (Kalimantan Barat),
Tarakan (Kalimantan Timur), Ombilin (Sumatera Barat) dan Sumatera Tengah
(Riau).
v Endapan
Batubara Miosen
Batubara ini umumnya terdeposisi pada lingkungan fluvial, delta dan dataran pantai yang mirip dengan daerah pembentukan gambut saat ini di Sumatera bagian timur. Ciri utama lainnya adalah kadar abu dan belerang yang rendah.
5. Sumberdaya
Batubara
Potensi sumberdaya batubara di Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera, sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai batubara walaupun dalam jumlah kecil dan belum dapat ditentukan keekonomisannya, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua, dan Sulawesi.
Batubara
sebaiknya tidak langsung dibakar, akan lebih bermakna dan efisien jika
dikonversi menjadi migas sintetis, atau bahan petrokimia lain yang bernilai
ekonomi tinggi. Dua cara yang dipertimbangkan dalam hal ini adalah likuifikasi
(pencairan) dan gasifikasi (penyubliman) batubara.
6. Gasifikasi
Batubara
Coal gasification adalah sebuah proses untuk merubah batubara padat menjadi gas batu bara yang mudah terbakar (combustible gases), setelah proses pemurnian gas-gas ini CO (karbon monoksida), karbon dioksida (CO2), hidrogen (H), metan (CH4), dan nitrogen (N2) – dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Tetapi,
batubara bukanlah bahan bakar yang sempurna. Terikat didalamnya adalah sulfur
dan nitrogen, bila batubara ini terbakar kotoran-kotoran ini akan dilepaskan ke
udara, bila mengapung di udara zat kimia ini dapat menggabung dengan uap air
(seperti contoh kabut) dan tetesan yang jatuh ke tanah seburuk bentuk asam
sulfurik dan nitrit, disebut sebagai "hujan asam" “acid rain.
v Bagaimana
membuat batubara bersih
Satu cara untuk membersihkan batubara adalah dengan cara mudah memecah batubara ke bongkahan yang lebih kecil dan mencucinya. Beberapa sulfur yang ada sebagai bintik kecil di batu bara disebut sebagai "pyritic sulfur " karena ini dikombinasikan dengan besi menjadi bentuk iron pyrite, selain itu dikenal sebagai "fool's gold” dapat dipisahkan dari batubara.
Tidak
semua sulfur bisa dibersihkan dengan cara ini, bagaimanapun sulfur pada
batubara adalah secara kimia benar-benar terikat dengan molekul karbonnya, tipe
sulfur ini disebut "organic sulfur," dan pencucian tak akan
menghilangkannya.
v Membuang
NOx dari batubara
Nitrogen secara umum adalah bagian yang besar dari pada udara yang dihirup, pada kenyataannya 80% dari udara adalah nitrogen, secara normal atom-atom nitrogen mengambang terikat satu sama lainnya seperti pasangan kimia, tetapi ketika udara dipanaskan seperti pada nyala api boiler (3000 F=1648 C), atom nitrogen ini terpecah dan terikat dengan oksigen, bentuk ini sebagai nitrogen oksida atau kadang kala itu disebut sebagai NOx. NOx juga dapat dibentuk dari atom nitrogen yang terjebak didalam batubara.
v Mengenal
Batubara
Batubara merupakan salah satu sumber energi primer yang memiliki riwayat pemanfaatan yang sangat panjang. Beberapa ahli sejarah yakin bahwa batubara pertama kali digunakan secara komersial di Cina. Ada laporan yang menyatakan bahwa suatu tambang di timur laut Cina menyediakan batu bara untuk mencairkan tembaga dan untuk mencetak uang logam sekitar tahun 1000 SM. Bahkan petunjuk paling awal tentang batubara ternyata berasal dari filsuf dan ilmuwan Yunani yaitu Aristoteles, yang menyebutkan adanya arang seperti batu.
v Cadangan
batubara sangat banyak dan tersebar luas.
Diperkirakan terdapat lebih dari 984 milyar ton cadangan batubara terbukti (proven coal reserves) di seluruh dunia yang tersebar di lebih dari 70 negara. Dengan asumsi tingkat produksi pada tahun 2004 yaitu sekitar 4.63 milyar ton per tahun untuk produksi batubara keras (hard coal) dan 879 juta ton per tahun untuk batubara muda (brown coal), maka cadangan batubara diperkirakan dapat bertahan hingga 164 tahun.
v Negara-negara
maju dan negara-negara berkembang terkemuka memiliki banyak cadangan batubara.
Berdasarkan data dari BP Statistical Review of Energy 2004, pada tahun 2003, 8 besar negara-negara dengan cadangan batubara terbanyak adalah Amerika Serikat, Rusia, China, India, Australia, Jerman, Afrika Selatan, dan Ukraina.
·
Batubara dapat diperoleh dari banyak sumber
di pasar dunia dengan pasokan yang stabil.
·
Harga batubara yang murah dibandingkan dengan
minyak dan gas.
·
Batubara aman untuk ditransportasikan dan
disimpan.
·
Batubara dapat ditumpuk di sekitar tambang,
pembangkit listrik, atau lokasi sementara.
·
Teknologi pembangkit listrik tenaga uap
batubara sudah teruji dan handal.
·
Kualitas batubara tidak banyak terpengaruh
oleh cuaca maupun hujan.
· Pengaruh pemanfaatan batubara terhadap
perubahan lingkungan sudah dipahami dan dipelajari secara luas, sehingga
teknologi batubara bersih (clean coal technology) dapat dikembangkan dan
diaplikasikan.
Melihat pemaparan di atas, dapat dimengerti bahwa peranan batubara dalam penyediaan kebutuhan energi sangatlah penting.
Daftar Pustaka
Pryambada Reza, 2016 . Komoditas Batu Bara
http://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/batu-bara/item236
Azzam, 2011. Batu Bara
Azzam, 2011. Batu Bara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.