Oleh : Waskito Sandy Utomo (@T01-Waskito)
Abstrak
Pembuatan artikel ini bertujuan untuk mempelajari atau
mengenal ilmu kimia kontekstual khususnya kita akan mengenal apa itu hujan
kimia. Adapun informasi yang saya dapatakan dari beberapa sumber di internet
mengenai kimia kontekstual dan hujan asam. Dalam sumber tersebut dijelaskan
tentang kimia kontekstual dan menjelaskan fenomena dan proses kimia yang
terjadi di dalam kehidupan sehari-hari.
Kata Kunci : artikel,kimia kontekstual,hujan asam
Abstract
The purpose of this article is to learn or get to know
contextual chemistry, especially we will know what chemical rain is. As for the
information I got from several sources on the internet about contextual
chemistry and acid rain. In this source, contextual chemistry is explained and
explains chemical phenomena and processes that occur in everyday life.
Keywords: article, contextual chemistry, acid rain
Pendahuluan
Latar Belakang
Pembelajaran
kimia Kontekstual ini merupakan pembelajaran yang menggunakan sebuah masalah
yang relavan atau terjadi pada kehidupan masyarakat. Proses pemebelajaran ini di
fokuskan unutk mahasiswa dilibatkan
dalam memperoleh dan mengolah informasi dalam suatu masalah di kehidupan
masyarakat. Mempelajari kimia kontekstual sangat penting dalam kehidupan
masyarakat, karena dengan mempelajarinya kita dapat mengetahui apa itu kimia
kontekstual dan bahaya atau tidaknya masalah tersebut dalam kehidupan kita
sehari-hari dalam bermasyarakat.
Permasalahan
1.
Apa
itu kimia kontekstual dalam pembelajaran?
2.
Mengenal
apa itu hujan asam dalam kimia kontekstual?
Tujuan
Tujuan
dibuatnya artikel ini untuk mengetahui dan mempelajari apa itu kimia
kontekstual dalam kehidupan masyarakat dan mengenal salah satu fenomena kimia
kontekstual dalam kehidupan masyarakat yaitu hujan asam.
SOLUSI DAN PEMBAHASAN
A.
Kimia
Kontekstual
Kimia kontekstual atau kimia
kekinian merupakan kimia yang mempelajari beragam aspek dalam kehidupan
manusia. Pengkajian dan pembahasannya sangat tergantung pada isu atau persoalan
yang sedang terjadi dalam kehidupan manusia. Menurut Mudasir (2012),
perkuliahan kimia kontekstual dirancang untuk membekali mahasiswa dengan
persoalan-persoalan kemasyarakat dan kekian terkait dengan bidang kimia serta
memperkenalkan mahasiswa terhadap trend global penelitian kimia di masa yang
akan datang.
Menurut
Qurnaini dkk., (2013) pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang
beranggapan bahwa mahasiswa akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan
secara ilmiah, artinya belajar akan lebih bermakna jika mahasiswa “bekerja” dan
“mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, bukan sekedar “mengetahuinya”.
Pembelajaran tidak hanya sekedar kegiatan mentransfer pengetahuan dari guru
kepada siswa, tetapi bagaimana siswa mampu memaknai apa yang dipelajari itu.
Kemudian menurut Kunandar (2007), dalam pembelajaran kontekstual tugas guru
adalah memfasilitasi siswa dalam menemukan sesuatu yang baru (pengetahuan dan
keterampilan) melalui pembelajaran secara sendiri bukan apa kata guru. Siswa
benar-benar mengalami dan menemukan sendiri apa yang dipelajari sebagai hasil
rekonstruksi sendiri. Dengan demikian, siswa akan lebih produktif dan inovatif.
Menurut
Sanjaya (2006) ; Suyanti (2010) terdapat tiga hakikat pembelajaran kontekstual,
yaitu
1. Menekankan
kepada proses keterlibatan mahasisiwa untuk menemukan materi, artinya proses
belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung melalui proses
mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran;
2. Mendorong
agar mahasiswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan
situasi kehidupan nyata, artinya mahasiswa dituntut untuk dapat menangkap
hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini
sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan
kehidupan nyata, materi itu tidak hanya bermakna secara fungsional, akan tetapi
materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak
akan mudah dilupakan;
3. Mendorong
mahasiswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya bukan hanya
mengharapkan mahasiswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi
bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan
sehari-hari.
B.
Hujan Asam
Istilah
hujan asam pertama kali digunakan oleh Robert A. Smith (1872) dalam Kupchella
(1989) yang menguraikan tentang keadaan di Manchester, sebuah daerah industri
dibagian utara Inggris. Hujan asam ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal
ini terjadi apabila asam di udara larut dalam butir-butir air di awan. Jika
hujan turun dari awan itu, air hujan bersifat asam. Hujan asam dapat pula
terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam itu
terlarut kedalam air hujan dan turun kebumi. Hujan asam dapat terjadi di daerah
yang sangat jauh dari sumber pencemaran.
Menurut
Erni (2007) hujan asam memiliki dampak terhadap beberapa aspek, seperti
terhadap kesehatan, hutan, pertanian, ekositem akuatik dan material.
1.
Kesehatan
Hujan asam mempengaruhi kesehatan melalui tiga cara, yaitu pertama efek jangka pendek karena menghirup udara yang tercemar berat; efek jangka panjang karena menghirup udara yang tercemar sedang atau ringan; efek tidak langsung karena terexposed pada logam berat seperti alumunium dan logam berat lain yang terbebaskan dari zarah tanah pada pH yang rendah, akumulasi logam berat melalui rantai makanan dan terlarutnya logam berat dari pipa air yang terbuat dari timbal atau tembaga.
2.
Hutan
Dampak terhadap hutana Sebagian karen pH tanah yang turun. Penurunan pH tanah dan air danau dipengaruhi kemampuan tanah dan air untuk menetralisir asam tersebut. Daya netralisasi asam itu ditentukan oleh adanya zat yang dapat menetralisir asam. Kerusakan hutan oleh hujan asam gejalanya berbeda dengan gejala kerusakan oleh kekeringan dan serangan hama atau penyakit. Kerusakan dan kematian hutan disebut Forest Dieback atau Waldsterben.
3.
Pertanian
Hasil padi dapat turun sampai 30% karena hujan asam. Karena besarnya laju pertumbuhan industri dan transpor, ada kemungkinan telah terjadi kenaikan kadar SO2 sampai pada kadar yang menyebabkan keracunan kronik dan penurunan hasil pertanian tanpa adanya gejala morfologik dan kasat mata pada tanaman.
4.
Ekosistem Akuatik
Menurut
Kupchella (1989) Hujan asam yang berkepanjangan akan mempengruhi pH air
ekosistem akuatik. Karena kehidupan organisme hidup akuatik sangat dipengaruhi
oleh pH air tempat hidupnya, hujan asam mempunyai pengaruh yang besar terhadap
biologi ekosistem akuatik.
Hujan
asam menurunkan populasi ikan, tumbuhan akuatik dan jasad renik. Menjadi
asamnya air danau dapat juga menyebabkan kepunahan jenis. Di samping efeknya
terhadap pH, hujan asam juga memperkaya danau dengan unsur hara, khususnya
nitrogen. Sebagai akibatnya dapatlah terjadi apa yang disebut eutrofikasi,
yaitu penyuburan perairan.
Menurut Odum (1996) Eutrofikasi menimbulkan kesulitan, karena terjadinya pertumbuhan plankton yang berlebihan sehingga plankton itu saling meneduhi dari sinar matahari dan terjadilah kematian massal plankton. Jika ini terjadi oksigen dalam air habis terpakai dalam proses pembusukan biomassa yang mati itu dan mengakibatkan kematian ikan dan organisme.
5.
Material
Hujan
asam mempunyai dampak penting terhadap berbagai jenis material. Logam, bangunan
baru, keramik dan gelas, cat, kertas, bahan fotografi, tekstil, kulit dan karet
terpengaruh oleh oksida belerang, oksida nitrogen dan zat pencemar udara
lainnya. Sebagian kerusakan ini disebabkan oleh deposisi kering asam sulfat
yang berasal dari transpor dalam kota dan dari industri.
Pengedalian
hujan asam dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari hujan asam tersebut.
Dalam pembakaran BBF di pabrik dan instalasi listrik adalah dengan membangun
cerobong asap yang tinggi. Dengan cerobong yang tinggi itu daerah sekitar
pabrik dan pusat pembangkit listrik menderita sedikit atau bahkan bebas dari
pencemaran. Tetapi, zat pencemar itu terbawa oleh angin ke tempat yang jauh.
Jika jumlah zat pencemarnya sedikit, cara ini baik karena dengan penyebaran itu
terjadi pengenceran zat pencemar.
Mengendalikan
hujan asam ialah menggunakan bahan bakar yang mengandung sedikit zat pencemar,
menghindari terjadinya zat pencemar pada waktu pembakaran, menangkap zat
pencemar dari gas buangan dan penghematan energi.
1.
Bahan Bakar dengan Kandungan Belerang Rendah
Kandungan
belerang dalam bahan bakar bervariasi. 11% cadangan minyak dunia, mengandung
kandungan belerang yang tinggi antara 1,4-1,6%. Dengan demikian, dunia sebagian
besar tergantung pada minyak yang mengandung kadar belerang yang tinggi.
2. Mengurangi
Kandungan Belerang Sebelum Pembakaran
Kadar
belerang dalam bahan bakar dapat dikurangi dengan menggunakan teknologi
tertentu. Dalam proses produksi batubara, batubara biasa dicuci. Proses
pencucian itu, yang bertujuan untuk membersihkan batubara dari pasir, tanah dan
kotoran lain, juga mengurangi kadar belerang yang berupa pirit (belerang dalam
bentuk besi sulfida) sampai 50- 90%. Untuk mengurangi kadar belerang organik
dalam batubara lebih sulit dan memerlukan teknologi yang lebih canggih.
3. Pengendalian
Pencemaran Selama Pembakaran
Beberapa
teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan NOx pada waktu pembakaran telah dikem
bangkan. Salah satu teknologi itu ialah lime injection in multiple burners
(LIMB). Dalam teknologi ini, kapur diinjeksikan ke dalam dapur pembakaran dan
suhu pembakaran diturunkan dengan menggunakan alat pembakar khusus. Kapur akan
bereaksi dengan belerang dan membentuk gypsum (kalsium sulfrat dihidrat).
Penurunan suhu mengakibatkan penurunan pembentukan NOx baik dari
nitrogen yang ada dalam bahan bakar maupun dari nitrogen udara.
4. Pengendalian
Setelah Pembakaran
Zat
pencemar dapat pula dikurangi dari gas limbah hasil pembakaran. Teknologi yang
sudah banyak dipakai ialah flue-gas desulfurization (FGD). Prinsip teknologi
ini ialah untuk mengikat SO2 di dalam gas limbah di cerobong asap dengan
absorben, yaitu yang disebut scrubbing. Dengan cara ini, 70- 95% SO2 yang
terbentuk dapat diikat. Kerugian cara ini ialah terbentuknya limbah. Akan
tetapi, limbah itu dapat pula diubah menjadi gipsum yang dapat digunakan dalam
berbagai industri.
5. Penghematan
Energi
Yang
dimaksud dengan penghematan energi bukanlah mengurangi penggunaan energi
sehingga menghambat laju pembangunan, melainkan menaikan efisiensi energi
sehingga per-unit didapatkan pelayanan yang lebih banyak
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang didapat adalah kimia kontekstual merupakan metode pembelajaran yang
melibatkan beberapa aspek dalam kehidupan. Aspek yang dipeljari merupakan isu atau persoalan yang sedang terjadi dalam kehidupan
manusia.
Salah satu persoalan dalam kehidupan manusia adalah
hujan asam. Hujan asam merupakan turunnya asam dalam
bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asam di udara larut dalam butir-butir air
di awan. Jika hujan turun dari awan itu, air hujan bersifat asam. hujan asam
juga memiliki dampak terhadap beberapa aspek, seperti terhadap kesehatan,
hutan, pertanian, ekositem akuatik dan material.
SARAN
Saran saya adalah kita sebagai manusia yang
hidup dalam masyarakat, akan lebih baik kita mempelajari ilmu kimia kontekstual
ini, karena dengan mempelajarinya kita dapat mengatisipasi atau menghindari
hal-hal yang dapat merugikan kita. Jika kita mempelajri ilmu tersebut kita juga
bisa gunakan dalam masyarakat, kita bisa beri tahu bagaimana cara menghadapi
hal-hal tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Afia Atep Hidayat. 2021. Kimia
dan Pengetahuam Lingkungan Industri : kimia Kontekstual. Universitas Mercu
Buana. (Di akses pada 8 oktober 2021)
Elva Evriyeni Y. 2014. Pengembangan
Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) Berbasis Kontekstual pada Mata Kuliah Kimia Anorganik.
Universitas Riau. Dalam https://jpkur.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPKUR/article/view/3294
Sinaga Murudut; Silaban
Saronan. 2020. Implementasi Pembelajaran Kontekstual untuk Aktivitas dan
Hasil Belajar Kimia Siswa. Universitas Negeri Medan. Dalam http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/GAGASAN/article/view/8051
M. Erni. Yatim. 2007. Dampak
dan Pengendalian Hujam Asam di Indonesia. Jurnal Kesehatan masyarakat.
Dalam http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.