.

Jumat, 21 Februari 2020

PERANAN PRINSIP KIMIA HIJAU UNTUK MENYELAMATKAN BUMI


PERANAN PRINSIP KIMIA HIJAU UNTUK MENYELAMATKAN BUMI
Oleh : Adesita N

ABSTRAK :

Green chemistry atau “kimia hijau” merupakan bidang kimia yang berfokus pada pencegahan polusi. Pada awal 1990-an, green chemistry mulai dikenal secara global setelah Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional untuk mencegah atau mengurangi polusi. (Anwar, 2015).

Kata Kunci : Green Chemistry, kimia Hijau, Generasi Cerdas, BUMI

PENDAHULUAN :
Perkembangan dan pemanfaatan zat-zat kimia yang tanpa kendali, menyebabkan tubuh manusia terkontaminasi oleh sejumlah besar zat kimia sintetis hasil industrialisasi, banyak diantaranya telah diketahui bersifat racun dan penyebab kanker. Zat-zat tersebut masuk ke tubuh manusia melalui produk yang tidak disebutkan sebagai komponen penyusun atau ingredients pada produk-produk makanan atau aditif, makanan yang terkontaminasi zat kimia, udara, air dan debu. Bahkan, janin yang tumbuh di perut ibu juga sudah terpapar langsung oleh zat kimia melalui makanan dan obat-obatan yang dikonsumsi oleh ibu. Pada akhirnya banyak zat kimia yang masuk ke rantai makanan dan tersirkulasi ke seluruh dunia. Telah terbukti bahwa pestisida yang digunakan di daerah tropis ternyata sudah umum ditemukan di Artika (wilayah di Kutub Utara) sekarang (Clark, 2005). Zat pencegah api pada mebel dan elektronik saat ini ternyata didapati di tubuh mamalia yang hidup di lautan (Mustafa, D. (2017).

Konsep kimia hijau biasanya ditampilkan sebagai gabungan dari 12 prinsip yang diusulkan oleh Anastas dan Warner (Anastas & Warner, 1998), apabila diterapkan dapat menunjukkan bagaimana produksi zat kimia dapat memfasilitasi kesehatan manusia dan lingkungan, dengan tetap memperhatikan efisiensi dan keuntungan.
Kedua belas prinsip kimia hijau itu adalah:
1) pencegahan: pencegahan limbah lebih diutamakan daripada perlakuan terhadap air limbah;
2) atom ekonomi: metode sintesa harus dirancang untuk memaksimalkan pemanfaatan semua materi yang digunakan dalam proses sampai menghasilkan suatu produk;
3) sintesa zat kimia dengan kemungkinan timbulnya bahaya seminimal mungkin: kegiatan pembuatan zat kimia diusahakan menerapkan metode yang dirancang untuk memanfaatkan dan menghasilkan zat-zat dengan toksisitas serendah mungkin bagi kesehatan manusia dan lingkungan; 
4) merancang zat kimia yang aman yang dapat digunakan sesuai peruntukannya dengan meminimalisir toksisitas zat tersebut;
5) pemanfaatan pelarut dan zat pendamping yang aman;
6) perancangan sistem untuk mendapatkan efisiensi energi pada temperatur dan tekanan rendah serta ramah lingkungan;
7) sejauh mungkin menerapkan penggunaan bahan mentah yang terbarukan, bukan yang menghabiskan sumber daya;
8) sejauh mungkin mengurangi pemanfaatan zat derivatif seperti zat pencegah, pelindung, atau penghancur;
9) pemanfaatan katalis seselektif mungkin dan yang merupakan reagen dengan sifat stokiometrik yang paling baik;
10) perancangan agar mudah diuraikan, zat-zat kimia yang dihasilkan harus mudah diuraikan saat manfaatnya telah selesai;
11) analisis secara real-time untuk pencegahan polusi; metode-metode analisis harus dikembangkan untuk memungkinkan pemantauan dan pencegahan secara langsung pada setiap tahap dari proses sintesa untuk mencegah terbentuknya zat berbahaya;
12) penerapan kimia aman untuk mencegah kecelakaan, zat-zat yang digunakan dalam proses kimia harus dipilih untuk meminimalisir potensi kecelakaan, termasuk pelepasan zat berbahaya, ledakan, dan kebakaran.

Prinsip-prinsip Kimia Hijau yang dapat diterapkan untuk pembentukan dan pengelolaan kota cerdas, adalah atom economy, penghindaran toksisitas, pemanfaatan solven dan media lainnya dengan konsumsi energi seminimal mungkin, pemanfaatan bahan mentah dari sumber terbarukan, serta penguraian produk kimia menjadi zat-zat nontoksik sederhana yang ramah lingkungan (Dhage, 2013). Dalam (Mustafa, D. (2017).

Penerapan kimia hijau antara lain pada sistem pengelolaan air dengan menerapkan nanofiltrasi dengan kreasi membran ramah lingkungan untuk menyaring polutan, pembuatan bahan bangunan yang aman bagi manusia dan lingkungan, serta pengelolaan limbah yang sehat bagi lingkungan (Mustafa, 2017). Untuk menjamin penyediaan air bersih di perkotaan telah dilakukan dengan berbagai rekayasa infrastruktur pengairan (Susanto, 2017), dan rekayasa pengolahan dan penghematan air untuk mendapatkan air bersih yang sehat (Utami & Handayani, 2017) dalam (Mustafa, D. (2017).

Beberapa penerapan Prinsip Kimia Hijau, diantaranya :

CAT RAMAH LINGKUNGAN
Senyawa organik yang mudah menguap atau volatile organic compounds (VOC) biasa diidentifikasi sebagai bau sesuatu yang baru dicat, bersifat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. (Mustafa, D. (2017). . Cat-cat yang diiklankan di Indonesia juga sudah mulai memperhatikan keamanan terhadap kesehatan dan lingkungan contohnya adalah berbahan dasar air atau Water Based. (Mustafa, D. (2017)

PLASTIK RAMAH LINGKUNGAN
Sudah ada produk-produk plastik yang berbahan dasar gula dari tanaman hasil pertanian yang terbarukan, seperti jagung, kentang, dan gula dari buah bit, untuk mulai menggantikan plastik yang berasal dari petroleum. Beberapa perusahaan di negara maju telah menghasilkan produk-produk plastik yang ramah lingkungan. Sebagai contoh, perusahaan di Amerika yang memasarkan polimer PLA dari tumbuhan yang berasal dari jagung, digunakan dalam kemasan makanan dan minuman.        (Mustafa, D. (2017)

ADOPSI PENDEKATAN KIMIA HIJAU PADA TINGKAT INDUSTRI
Banyak usaha yang mulai memperhatikan pendekatan kimia hijau. Perusahaan bangunan memanfaatkan bahan bangunan yang ramah lingkungan dan menghindari bahan yang terbukti berbahaya bagi kesehatan seperti asbes. Usaha pencucian baju atau laundry juga sudah mengganti pelarut bahan kimia untuk dry cleaning, dari Perchloroethylene (PERC) – Cl2C=CCl2 –, dengan CO2 cair dan surfaktan (Dhage, 2013). PERC terbukti berbahaya bagi air tanah dan diduga bersifat karsinogenik, seperti hampir semua pelarut yang mengandung halogen. (Mustafa, D. (2017)

SOSIALISASI KIMIA HIJAU
Pendekatan kimia hijau untuk pengolahan limbah padat, baik organik maupun anorganik, dapat disosialisasikan ke masyarakat (Anggraeni, et al., 2012). Masyarakat di desa Padakembang dan Cilampung Hilir, Kecamatan Cisayong, kabupaten Tasikmalaya, difasilitasi untuk mendaur ulang limbah anorganik menjadi barang yang bernilai ekonomis, seperti limbah kertas jadi produk seni; dan mengolah limbah organik menjadi kompos. Pendekatan yang digunakan adalah 5 R, yaitu Reduce, Reuse, Recycle, Replace, and Refill. (Mustafa, D. (2017)

PENGAWASAN PENERAPAN KIMIA HIJAU DI INDONESIA
Pemerintah telah membuat suatu kebijakan berkaitan dengan kepedulian menjaga kelestarian lingkungan dan penerapan konsep kimia hijau oleh industri dan bisnis. Kebijakan ini disebut Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan atau dikenal dengan sebutan PROPER. (Mustafa, D. (2017)

KESIMPULAN
Pendekatan kimia hijau adalah usaha penerapan prinsip penghilangan dan pengurangan senyawa berbahaya melalui usaha perancangan, produksi, dan penerapan produk kimia. Pendekatan kimia hijau berusaha meminimalisir zat berbahaya, pemanfaatan katalis yang aman untuk reaksi dan proses kimia, penggunaan reagen yang tidak beracun, penggunaan sumber daya yang dapat diperbaharui, peningkatan efisiensi pada tingkat atom, dan penggunaan pelarut yang ramah lingkungan.

DAFTAR ISI
Anwar, Muslih. (2015). Kimia Hijau /Green Chemistry. Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Mustafa, D. (2016). Kimia Hijau dan Pembangunan Kesehatan yang Berkelanjutan di Perkotaan.

Mustafa, D. (2018). Penerapan Kimia Hijau Untuk Menjamin Keamanan Pangan.

Mustafa, D. (2017). Peranan Kimia Hijau (Green Chemistry) dalam Mendukung Tercapainya Kota Cerdas (Smart City) Suatu Tinjauan Pustaka.

Redhana, I. W. (2017). Green Chemistry Practicum to Enhance Students' Learning Outcomes on Reaction Rate Topic. Cakrawala Pendidikan, (3), 196192.




1 komentar:

  1. @Q03_ika

    Apasaja keuntungan yang didapat dengan memerapkan kimia hijau ?

    Artikel baik dapat menambah pengetahuan tentang kimia hijau


    Terimakasih

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.