Muhammad
Arifin (N14-Arifin)
Satria
Aji Surya (N15-Satria)
ABSTRAK
Model VSEPR yang sebagian besar didasarkan pada struktur
Lewis, memang dapat menjelaskan dengan baik mengenai geometri molekul, namun
teori lewis tidak secara jelas dapat menjelaskan mengenai mengapa terjadi
ikatan kimia, misalnya ketika menggambarkan ikatan tunggal antar atom H
dalam H2 dan antar atom F dalam F2. Teori Lewis
menggambarkan ikatan-ikatan ini dengan cara yang sama sebagai perpasangan
dua elektron.
KATA KUNCI: PENGERTIAN TEORI IKATAN VALENSI, PENGERTIAN STRUKTUR
MOLEKUL, KELEMAHAN TEORI VALENSI
I.
PENDAHULUAN
Teori
ikatan valensi mengasumsikan bahwa sebuah ikatan kimia terbentuk ketika dua
valensi elektron bekerja dan menjaga dua inti atom bersama oleh karena efek penurunan
energi sistem, teori ini berlaku dengan baik pada molekul diatomik. Pada teori
ikatan valensi ini, elektron-elektron dalam molekul menempati orbital-orbital
atom dari masing-masing atom.
Dalam teori Lewis, pembentukan molekul H2 dari
atom H digambarkan ikatan H-H dengan perpasangan dua elektron pada atom-atom H.
Dalam kerangka teori ikatan valensi, ikatan kovalen H-H dibentuk melalui daerah
dalam ruang yang digunakan bersama oleh kedua orbital 1s dalam atom-atom H,
yang dalam konsep ini disebut tumpang tindih elektron.
II. PERMASALAHAN
1.
Jelaskan pengertian teori
ikatan valensi !
2. Apa dari kelemahan teori ikatan valensi?
3.
Apa
itu struktur molekul?
III. PEMBAHASAN
PENGERTIAN TEORI IKATAN VALENSI
Teori ikatan valensi merupakan teori mekanika kuantum
pertama yang muncul pada masa awal penelitian ikatan kimia yang didasarkan pada
percobaan W. Heitler dan F. London pada tahun 1927 mengenai pembentukkan ikatan
pada molekul hidrogen. Selanjutnya, teori ini kembali diteliti dan dikembangkan
oleh Linus Pauling pada tahun 1931 sehingga dipublikasikan dalam jurnal
ilmiahnya yang berjudul “On the Nature of the Chemical Bond”. Dalam jurnal ini
dikupas hasil kerja Lewis dan teori ikatan valensi oleh Heitler dan London
sehingga menghasilkan teori ikatan valensi yang lebih sempurna dengan beberapa
postulat dasarnya, sebagai berikut:
1) Ikatan valensi terjadi karena adanya gaya tarik pada
elektron-elektron yang tidak berpasangan pada atom-atom.
2) Elektron - elektron yang berpasangan memiliki arah spin
yang berlawanan.
3) Elektron-elektron yang telah berpasangan tidak dapat
membentuk ikatan lagi dengan elektron-elektron yang lain.
4) Kombinasi elektron dalam ikatan hanya dapat diwakili oleh
satu persamaan gelombang untuk setiap atomnya.
5) Elektron-elektron yang berada pada tingkat energi paling
rendah akan membuat pasangan ikatan-ikatan yang paling kuat.
6) Pada dua orbital dari sebuah atom, orbital dengan
kemampuan bertumpang tindih paling banyaklah yang akan membentuk ikatan paling
kuat dan cenderung berada pada orbital yang terkonsentrasi itu.
Keenam
postulat dasar di atas disimpulkan dari sejumlah penelitian terhadap
pembentukkan ikatan pada molekul hidrogen berdasarkan persamaan fungsi
gelombang elektron pada masing-masing orbital yang berikatan.
Struktur Molekul
Struktur molekul adalah penggambaran
ikatan-ikatan unsur atau atom yang membentuk molekul. Molekul terdiri dari
sejumlah atom yang bergabung melalui ikatan kimia, baik itu ikatan kovalen,
ikatan hidrogen dan ikatan ion, serta ikatan-iktan kimia lainnya. Dan atom
tersebut berkisar dari jumlah yang sangat sedikit(dari atom tunggal, seperti
gas mulia) sampai jumlah yang sangat banyak (seperti pada polimer, protein atau
bahkan DNA). Bentuk molekul, yang berarti cara atom tersusun di dalam ruang,
mempengaruhi banyak sifat-sifat fisika dan kimia molekul tersebut. Kebanyakan
molekul mempunyai bentuk yang didasarkan kepada lima bentuk geometri yang
berbeda.
KELEMAHAN TEORI VALENSI
Sampai
sekitar tahun 1943 teori ikatan valensi merupakan satu-satunya teori yang
digunakan oleh para pakar kimia anorganik dalam menerangkan struktur dan
kemagnetan senyawa kompleks. Di samping itu, teori ini dapat digunakan untuk
meramalkan kemungkinan struktur dan kemagnetan senyawa-senyawa kompleks yang
belum disintesis. Fakta eksperimen tentang senyawa-senyawa kompleks yang baru
berhasil disintesis ternyata banyak yang cocok dengan ramalan yang didasarkan
atas teori ikatan valensi. Meskipun demikian, teori ini memiliki beberapa
kelemahan, yaitu:
1.
Tidak
dapat menjelaskan gejala perubahan kemagnetan senyawa kompleks karena perubahan
temperatur.
2.
Tidak
dapat menjelaskan warna atau spektra senyawa kompleks.
3.
Tidak
dapat menjelaskan kestabilan senyawa kompleks.
IV.KESIMPULAN
Berdasarkan uraian materi
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
Teori ikatan valensi merupakan teori mekanika kuantum
pertama yang muncul pada masa awal penelitian ikatan kimia yang didasarkan pada
percobaan W. Heitler dan F. London pada tahun 1927 mengenai pembentukkan ikatan
pada molekul hidrogen. Selanjutnya, teori ini kembali diteliti dan dikembangkan
oleh Linus Pauling pada tahun 1931 sehingga dipublikasikan dalam jurnal
ilmiahnya yang berjudul “On the Nature of the Chemical Bond”. Dalam jurnal ini
dikupas hasil kerja Lewis dan teori ikatan valensi oleh Heitler dan London
sehingga menghasilkan teori ikatan valensi yang lebih sempurna dengan beberapa
postulat dasarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James. 1999 . Kimia
Universitas. Binarupa Aksara:Jakarta.
Fessenden dan Fessenden.
1986. Kimia Ikatan. Erlangga:Jakarta.
Suminar, Hart.1990. Kimia Ikatan Suatu
Kuliah Singkat. Erlangga:Jakarta.
Chang, R. 2005. KIMIA DASAR
KONSEP-KONSEP INTI Edisi Ketiga Jilid 1. Erlangga: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.