NAMA : SATRIA AJI SURYA
(@N15-SARIA)
PENDAHULUAN
Isu
tentang polusi, limbah, pemanasan global sering diberitakan dalam
media masa. Di era modern ini, isu-isu tersebut menjadi isu yang sensitif.
Peningkatan kadar polutan yang relatif besar, membuat pembuat kebijakan,
aktivis
lingkungan dan juga masyarakat umum mulai memikirkan masa depan
bumi
ini. Hal ini melahirkan istilah ramah lingkungan. Dewasa ini, hampir setiap
kegiatan,
baik kegiatan sosial maupun industri, dituntut untuk memenuhi kriteria
ramah
lingkungan.
PEMBAHASAN
Kimia hijau adalah desain produk kimia dan proses
yang
mengurangi
atau menghilangkan penggunaan atau generasi zat berbahaya. Green
chemistry
adalah suatu falsafah atau konsep yang mendorong desain dari sebuah
produk
ataupun proses yang mengurangi ataupun mengeliminir penggunaan dan
produksi
zat-zat (substansi) toksik dan atau berbahaya. Konsep kimia hijau
berkaitan dengan
Kimia Organik,
Kimia Anorganik, Biokimia,
dan Kima
Analitik.
Bagaimanapun juga, konsep ini cenderung mengarah ke aplikasi pada
sektor
industri.
Konsep Kimia Hijau
1.
Lebih
mengedepankan usaha mencegah timbulnya limbah dibanding usaha menangani limbah yang dihasilkan dalam proses
produksi.
2.
Ekonomi
atom.
3.
Mengurangi
pemakaian bahan kimia barbahaya dan atau toksik.
4.
Mendesain
produk yang lebih ramah lingkungan.
5.
Meningkatkan
usaha penggunaan pelarut dan bahan kimia lain yang tidak
berbahaya.
6.
Mendesaian
pemakaian energi yang efisien.
KONSEP KIMIA HIJAU
1. Mencegah terjadinya limbah lebih baik daripada mengolah dan
membersihkannya.
Yaitu bagaiamna kemampuan kimiawan untuk merancang
ulang
transformasi kimia untuk meminimalkan produksi limbah berbahaya
merupakan
langkah pertama yang penting dalam pencegahan polusi. Dengan
mencegah
generasi sampah, kita meminimalkan bahaya yang berhubungan
dengan
limbah, transportasi, penyimpanan dan perawatan.
2. Ekonomi atom, metoda sintesis yang efisien
Adalah
sebuah konsep perancangan proses kimia yang bisa mengubah
semaksimal mungkin bahan baku menjadi produk target ketimbang
menghasilkan
senyawa sampingan (side product). Metode sintetis
seharusnya
didesain untuk
memaksimalkan penggabungan dari semua
bahan yangdigunakan dalam proses menjadi produk akhir.
Pemanfaatan atom, efisiensi atom atau konsep ekonomi dari atom
merupakan sarana yang sangat berguna untuk mempercepat evaluasi jumlah limbah yang dihasilkan pada proses alternatif. Efisiensi atom dihitung dari massa molekul
produk dibagi dengan jumlah total massa molekul senyawa yang terbentuk pada kondisi reaksi stoikiometrik
yang terlibat. Atom ekonomi bisa didekati dengan perhitungan sebagai berikut:
% Atom
ekonomi = (berat molekul produk target)/(berat molekul semua
bahan
baku) x 100%
3. Melakukan sintesis kimia yang tidak berbahaya
Mendesain
sintesa untuk digunakan dan menghasilkan zat kimia yang
tidak
atau hanya sedikit menjadi racun bagi manusia dan lingkungannya.
Memilih
metode yang lebih aman dikimia adalah seperti menggunakan obeng
bukan pisau untuk mengencangkan sekrup. Pisau mungkin mampu
mengencangkan
sekrup, tapi itu berbahaya. Contoh dari konsep ini adalah
penggantian reaksi klorinasi dalam pembentukan intermediet 4-
aminodifenilamina
pada produksi karet dimana klorin merupakan senyawa
yang
beracun, yang diganti dengan rekasi kopling langsung aniline dengan
nitrobenzene yang teraktifkan oleh basa. Hasil dari penggantian tersebut
berupa
limbah organic, anorganik, dan air yang masing-masing 70,99, dan
97%
lebih kecil.
4. Mendesain senyawa kimia yang tak beracun
Produk
kimia harus dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan
fungsisebagaimana
yang diinginkan dan memberikan toksisitas seminimal
mungkin.
Misalnya biosida ramah lingkungan yang berbasis pada 4,5-dikloro-
2-oktil-4-isotyiazolin-3-on
yang dibuat oleh Albright and Wilson Americas
sebagai
pengganti biosida konvensional yang sangat beracun pada organism
air dan
manusia
5. Pemakaian pelarut dan bahan-bahan yang aman
Pelarut
sangat diperlukan dalam sebagian besar reaksi karena pelarut
merupakan media untuk campur, transfer panas, dan kadang mengontrol
reaktifitas
pereaksi. Penggunakan pelarut biasanya mengarah ke produksi
limbah.
Oleh karena itu penurunan volume pelarut atau bahkan penghapusan
total pelarut akan lebih baik. Dalam kasus di mana pelarut diperlukan,
hendaknya perlu diperhatikan penggunaan pelarut yang cukup aman.
Kebanyakan pelarut bersifat mudah terbakar atau beracun, dan hampir
semuanya merupakan senyawa organic yang mudah menguap sehingga
menyumbang
pencemaran udara.
Supercritical Carbon Dioxide adalah karbon dioksida (CO2) yang
berada dalam fase cair (liquid phase),yang berada di atas ataupun pada
temperatur
dan tekanan kritis. Yaitu pada temperatur 31,1oC ke atas dan
tekanan 73,3 atm. Zat ini banyak dimanfaatkan sebagai pelarut dalam
industri,dikarenakan
oleh zat ini memiliki kandungan racun yang rendah dan
memiliki tidak
memiliki dampak lingkungan
yang berarti.
Selain itu,
rendahnya temperatur dari proses dan stabilitas CO2 memungkinkannya
berfungsi
sebagai pelarut layaknya aqua distilata.
6. Mendesain pemakaian energi yang efisien
Kebutuhan energi yang berdampak pada lingkungan dan ekonomi
harus diminimalkan. Jika mungkin, metode sintetis dan pemurnian harus
dirancang untuk suhu dan tekanan ruang, sehingga biaya energi yang berkaitan dengan suhu dan tekanan
ekstrim dapat diminimalkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, Aplikasi Green Chemistry
yang memenangkan
penghargaan dari
presidential Green Chemistry Challeg Awards.
http://www.epa.gov/greenchemistry/ (diakses
tanggal 19 Mei 2013).
Nurma,
2008. Green Chemistry. http://nurma.staff.fkip.uns.ac.id/green-chemistry/
(diakses
tanggal 19 Mei 2013).
Santosa,
Sri Juari, 2008, Kimia Hijau sebagai pilar Utama Pembanunan Lestari,
Rapat Terbuka Majelis Guru Besar Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
Utomo, M. Pranjoto, 2010, GREEN CHEMISTRY DENGAN KIMIA
KATALISIS,
Prosiding
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.