Abstrak
Isu
tentang polusi, limbah, pemanasan global sering diberitakan dalam media masa.
Di era modern ini, isu-isu tersebut
menjadi isu yang sensitif. Peningkatan kadar polutan yang relative besar,
membuat pembuat kebijakan, aktivis
lingkungan dan juga masyarakat umum mulai memikirkan masa depan bumi ini. Hal
ini melahirkan istilah ramah lingkungan. Hampir setiap kegiatan, baik kegiatan
sosial maupun industri, dituntut untuk memenuhi kriteria ramah lingkungan.
Kimia merupakan salah satu disiplin ilmu yang memegang perananpenting dalam
menentukan keberlanjutan kehidupan manusia di Bumi. Kondisi pembangunan industri
dan kondisi saat ini masih didominasi oleh ketergantunganpada penggunaan sumber
daya alam yang sebagian besar merupakan sumber daya yang tidak terbaharukan.
Kata Kunci : Kimia Hijau
Pendahuluan
Kimia
hijau berupaya membuat langkah-langkah kreatif dan inovatif beragam proses
kimia, baik dengan menggeser, menambah atau mengurangi, dan memperbaharui
proses kimia tradisional konvesional menjadi lebih ramah terhadap kelangsungan
hidup umat manusia dan lingkungan sekitar, dengan tetap mengedepankan prinsip
optimasi dalam proses produksi. Kimia hijau berupaya mewujudkan kondisi
produksi tetap optimal, manusia tetap sehat, dan lingkungan selalu bersih dan
lestari.
Rumusan
Permasalahan
1. Apakah yang dimaksud dengan Green
Chemistry (kimia hijau)?
2. Bagaimana konsep dari kimia hijau
serta penerapannya sebagai upaya menanggulangi permasalahan dimasa mendatang?
Pembehasan
Pengertian
Kimia Hijau
Kimia
hijau adalah desain produk dan proses kimia yang berupaya mengurangi atau
menghilangkan penggunaan zat berbahaya. Kimia hijau berlaku untuk seluruh
siklus hidup produk kimia, termasuk desain, manufaktur, penggunaan, dan
pembuangan akhir. Kimia hijau dikenal juga sebagai Kimia Berkelanjutan
(Sustainable Chemistry). Dalam hal ini Kimia Hijau merupakan konsep dan
pemikiran mengenai kimia untuk menyelamatkan lingkungan dari pencemaran.
Tiga
Bidang Utama Kontribusi Terhadap Pembangunan
Kimia
Hijau dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan lestari dan
berkelanjutan.
1. Pertama, teknologi energi
terbarukan yang akan menjadi pilar utama dari peradaban teknologi tinggi yang
berkelanjutan. Dalam hal ini ahli kimia dapat berkontribusi antara lain dalam
pengembangan konversi energy matahari menjadi energy kimia dan energy listrik.
2. Kedua, reagen yang digunakan oleh
industri kimia yang masih sebagian besar bersumber dari minyak bumi, harus
mulai digantikan oleh sumber yang terbarukan.
3. Ketiga, perlu ada teknologi alternatif
pengendalian polusi yang mumpuni.
Dua
Belas Prinsip Utama Kimia Hijau
Kimia
Hijau berupaya semaksimal mungkin mengurangi dampak negatif dari berbagai
proses kimia terhadap kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan. United
Environmental Protection Agency (US-EPA) menjelaskan 12 prinsip utama Kimia
Hijau (EPA, 2015), yang meliputi :
1.
Prevent waste
Pencegahan limbah : Lebih baik
untuk mencegah sedini mungkin terjadinya limbah daripada menanggulangi dan
mengelola limbah yang sudah terlanjur terbentuk.
2.
Maximize atom economy
Memaksimalkan ekonomi atom :
Perancangan sintetis sedimikian rupa sehingga produk akhir mengandung proporsi
maksimum dari bahan awal.
3.
Less hazardous chemical syntheses
Perancangan sintesis dengan bahan
kimia yang tidak berbahaya : Dalam praktek metode sintesis seharusnya didesain
untuk menggunakan dan menghasilkan zat yang paling sedikit atau sama sekali
tidak menimbulkan toksisitas pada manusia dan lingkungan.
4.
Safer chemicals and products
Perancangan bahan dan produk
kimia yang aman : Produk kimia seharusnya dirancang sesuai funsi yang
diinginkan, dan meminimalkan terjadinya toksisitas bagi manusia dan lingkungan.
5.
Safer solvents and reaction
conditions
Pelarut dan senyawa pembantu yang
ramah lingkungan (Pelarut Hijau) : Dengan demikian Pelarut HIjau perlu menjadi
pilihan utama dengan kriteria aman dan penggunaannya sehemat mungkin.
6.
Increase energy efficiency
Perancangan untuk efisiensi
energy : Penggunaan energi dalam proses kimia perlu senantiasa memperhatikan
dampak lingkungan dan nilai ekonominya, dalam hal ini jumlahnya harus
diminimalisir.
7.
Use renewable feedstock
Penggunaan bahan baku : Dalam
pembuatan berbagai produk prinsip kimia hijau ini bertujuan untuk menggeser
ketergantungan pada minyak bumi.
8.
Avoid chemical derivatives
Mengurangi tahapan reaksi atau
derivatif : Derivatisasi yang tidak
dikehendaki harus diminimalkan atau dihindari, karena setiap tambahan reaksi
sering memerlukan tambahan pereaksi, energi dan dapat menghasilkan limbah.
9.
Use catalysts
Katalisis : Katalis merupakan bahan
kimia yang digunakan terutama untuk mengurangi penggunaan energi dan membuat
reaksi berlangsung lebih efisien.
10.
Design chemical and products to
degrade after use
Rancangan untuk degradasi
(peruraian) : Prinsip ini bukan hanya menginginkan bahan dan produk berasal
dari sumber terbarukan, namun juga dikehendaki supaya mudah mengalami degradasi
dalam lingkungan.
11.
Analyze in real time to prevent
pollution
Analisis seketika untuk
pencegahan polusi : Metodologi analitik perlu dikembangkan lebih lanjut untuk
memungkinkan kontrol proses dan monitoring seketika.
12.
Minimize potential for accidents
Minimalisir potensi kecelakaan :
Prinsip ini lebih berfokus pada keselamatan pekerja dan masyarakat disekitar
lokasi atau kawasan industri.
Aplikasi
Kimia Hijau
Green
Chemistry bukan sekedar konsep!! Cara terbaik memahami GreenChemistry tentu
haruslah dari aplikasinya juga. Ada beberapa aplikasi Kimia Hijau yaitu :
1.
Gula dan minyak sayur sebagai
bahan baku cat.
Procter and Gamble mengembangkan
cat yang yang dapat diperbaharui. Produsen cat biasanya memakai senyawa alkid
sebagai bahan baku cat karena sifatnya tahan lama, mengkilap dan dapat
digunakan untuk berbagai keperluan misalnya bahan bangunan, industri metal,
alat pertanian dan konstruksi.
2.
Pemakaian enzim untuk pembuatan
bahan dasar kosmetik.
Eastman Chemical
dikenal sebagai perusahaan
yang membuat kosmetik dan
perlengkapan mandi. Perusahaan seperti ini seringkali memakai asam kuat dan
pelarut yang beracun. Pemakaian bahan–bahan
jenis ini membutuhkan proses
yang mahal . Untuk mengatasi masalah ini Eastman Chemical mengembangkan
teknologi pembuatan ester yang biasa digunakan sebagai bahan baku dengan secara
enzimatis. Pembuatan ester dengan cara ini ternyata lebih hemat dan aman karena
berbahan baku alami.
3.
Kacang kedelai sebagai Bahan
Pembuatan Toner printer.
Umumnya toner printer dibuat dari
turunan minyak bumi. Sifatnya yang sulit lepas dari kertas mempersulit proses daur ulang. Perusahaan
Battelle bersama Advanced Image Resources dan
badan kedelai Ohio. Menciptakan toner yang berasal dari kedelai. Toner
kedelai ini memilikikualitas yang sama
dengan toner konvensional selain mudah dihapus darikertas dan pembuatannya yang
hemat energi.
Kesimpulan
Green
Chemistry atau kimia hijau yang disebut juga sebagai sustainable chemistry
(kimia yang berkelanjutan) merupakan desain produk dan proses kimia dengan
mengurangi atau menghilangkan penggunaan maupun penghasilan zat berbahaya baik
terhadap manusia maupun lingkungan. Konsep dari kimia hijau memungkinkan terbentuknya penyelesaian dari
berbagai permasalahan yang belakangan ini disebabkan oleh sebagian
besar aktifitas manusia. Aplikasi kimia hijau dalam teknologi memberikan
sejumlah manfaat antara lain, mengurangi limbah, mengurangi biaya, produk yang
lebih aman, dan mengurangi penggunaan energi dan sumber daya alam.
Daftar Pustaka
·
Hidayat,
A A., Kholil Muhammad. 2018. Kimia dan Pengetahuan Lingkaran Industri.
Yogyakarta: Penerbit Wahana Resolusi
·
Anonim.
2016. Makalah Kimia Hijau. https://dokumen.tips/documents/makalah-kimia-hijau-56b8bddb61d08.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.