KIMIA HIJAU
Disusun oleh : WIDY HARTONO, @P21-WIDY.
ABSTRAK
Kimia
hijau merupakan bidang kimia yang berfokus pada pencegahan polusi. Pada awal
1990-an, green chemistry mulai dikenal secara global setelah Environmental
Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan
nasional untuk mencegah atau mengurangi polusi. Green chemistry merupakan
pendekatan untuk mengatasi masalah lingkungan baik itu dari segi bahan kimia
yang dihasilkan, proses ataupun tahapan reaksi yang digunakan.
Kata
kunci : Kimia hijau dan penerapan prinsipnya
I.PENDAHULUAN
Bahaya bahan kimia yang dimaksudkan dalam konsep green
chemistry ini meliputi berbagai ancaman terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan, termasuk toksisitas, bahaya fisik, perubahan iklim global, dan
penipisan sumber daya alam.
II.PERMASALAHAN
1.Apa
yang dimaksud dengan kimia hijau?
2.Sebutkan
prinsip kimia hijau?
3.Kenapa
kita harus menerapkan prinsip kimia hijau?
III.PEMBAHASAN
A.Pengertian
Kimia hijau merupakan pendekatan yang sangat efektif
untuk mencegah terjadinya polusi karena dapat digunakan secara langsung oleh
para ilmuwan dalam situasi sekarang. Konsep ini lebih memfokuskan pada cara
pandang seorang peneliti untuk menempatkan aspek lingkungan pada prioritas
utama. Area penelitian dalam bidang green chemistry ini meliputi pengembangan
cara sintesis yang lebih ramah lingkungan, penggunaan bahan baku yang
terbarukan, merancang bahan kimia yang green, serta penggunaan bioteknologi
sebagai alternatif dalam industri (Sharma, 2008).
B.Prinsip kimia hijau yang diusulkan oleh
Anastas dan Warner :
1. Mencegah
timbulnya limbah dalam proses
Lebih
baik mencegah daripada menanggulangi atau membersihkan limbah yang timbul
setelah proses sintesis, karena biaya untuk menanggulangi limbah sangat besar.
2. Mendesain
produk bahan kimia yang aman
Mampu
mendesain bahan kimia yang aman. Target utamanya adalah mencari nilai optimum
agar produk bahan kimia memiliki kemampuan dan fungsi yang baik akan tetapi
juga aman (toksisitas rendah). Caranya adalah dengan mengganti gugus fungsi
atau dengan cara menurunkan nilai bioavailability.
3. Mendesain
proses sintesis yang aman
Metode
sintesis yang digunakan harus didesain dengan menggunakan dan menghasilkan
bahan kimia yang tidak beracun terhadap manusia dan lingkungan. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu meminimalkan paparan atau meminimalkan
bahaya terhadap orang yang menggunakan bahan kimia tersebut.
4. Menggunakan
bahan baku yang dapat terbarukan
Bahan
baku terbarukan biasanya berasal dari produk pertanian atau hasil alam.
5. Menggunakan
katalis
Dari
sisi green chemistry penggunaan katalis berperan pada peningkatan selektifitas,
mampu mengurangi penggunaan reagen, dan mampu meminimalkan penggunaan energi
dalam suatu reaksi.
6. Menghindari
derivatisasi dan modifikasi sementara dalam reaksi kimia
Derivatisasi
yang tidak diperlukan seperti penggunaan gugus pelindung, proteksi/deproteksi,
dan modifikasi sementara pada proses fisika ataupun kimia harus diminimalkan
atau sebisa mungkin dihindari karena pada setiap tahapan derivatisasi
memerlukan tambahan reagen yang nantinya memperbanyak limbah.
7. Memaksimalkan
atom ekonomi
Atom
ekonomi digunakan untuk menilai proporsi produk yang dihasilkan dibandingkan
dengan reaktan yang digunakan.Jika semua reaktan dapat dikonversi sepenuhnya
menjadi produk, dapat dikatakan bahwa reaksi tersebut memiliki nilai atom
ekonomi 100%. Berikut adalah persamaan untuk menghitung nilai atom ekonomi :
Atom
ekonomi (%) = x100%
8. Menggunakan
pelarut yang aman
Penggunaan
pelarut memang sangat penting dalam proses sintesis, misalkan pada proses
reaksi, rekristalisasi, sebagai fasa gerak pada kromatografi, dan lain-lain.
Penggunaan yang berlebih akan mengakibatkan polusi yang akan mencemari
lingkungan.
9. Meningkatkan
efisiensi energi dalam reaksi
Energi
yang digunakan dalam suatu proses kimia harus mempertimbangkan efek terhadap
lingkungan dan aspek ekonomi. Jika dimungkinkan reaksi kimia dilakukan dalam
suhu ruang dan menggunakan tekanan.Penggunaan energi alternatif dan efisien
dalam sintesis dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode baru
diantaranya adalah dengan menggunakan radiasai gelombang mikro (microwave),
ultrasonik dan fotokimia.
10. Mendesain
bahan kimia yang mudah terdegradasi
Bahan
kimia harus didesain dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, oleh karena itu
suatu bahan kimia harus mudah terdegradasi dan tidak terakumulasi di
lingkungan.Seperti sintesis biodegradable plastik, bioderadable polimer, serta
bahan kimia lainya.
11. Penggunaan
metode analisis secara langsung untuk mengurangi polusi
Metode
analisis yang dilakukan secara real-time dapat mengurangi pembentukan produk
samping yang tidak diinginkan.Ruang lingkup ini berfokus pada pengembangan
metode dan teknologi analisis yang dapat mengurangi penggunaan bahan kimia yang
berbahaya dalam prosesnya.
12. Meminimalisasi
potensi kecelakaan
Bahan
kimia yang digunakan dalam reaksi kimia harus dipilih sedemikian rupa sehingga
potensi kecelakaan yang dapat mengakibatkan masuknya bahan kimia ke lingkungan,
ledakan dan api dapat dihindari.
Aplikasi
penerapan ke-12 prinsip kimia hijau ini masih belum sepenuhnya dilakukan para
kimiawan khususnya yang bergerak pada bidang sintesis dalam hal desain reaksi
dan metode yang digunakan untuk mencegah seminimal mungkin terjadinya
pencemaran lingkungan.
IV.KESIMPULAN
Peranan green chemistry telah memberikan
informasi baik kepada masyarakat dan mahasiswa tentang pola ramah lingkungan
dan perubahan yang sangat penting bagi pembangunan berkelanjutan yang dimulai
dari suatu usaha untuk meminimalisir sisa kegiatan (limbah) yang digunakan di
dalam laboratorium kimia, universitas, serta limbah industry.
Peranan green chemistry juga
memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya mahasiswa dalam penggunaan,
pengolahan bahan kimia baik bahan kimia di laboratorium maupun di kehidupan
sehari-hari seperti deterjen.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.