Struktur Molekul dan Ikatan Valensi
Oky Maulana (@N07-Oky)
Ardy Triananda (@N08-Ardy)
Sahlevi Ariputra (@N09-Sahlevi)
Beberapa teori memberikan
dasar-dasar tentang bentuk dari suatu senyawa, antara lain yaitu
teori Valence-Shell Electron Pair Repulsion (VSEPR), Teori Ikatan
Valensi, Teori Orbital Molekul, Teori Lewis, dan lain sebagainya. Teori Ikatan
Valensi mampu secara kualitatif menjelaskan tentang kestabilan ikatan kovalen
sebagai akibat tumpang tindih orbital-orbital atom, dan juga dapat menjelaskan
tentang geometri molekul dengan konsep hibridisasi seperti yang diramalkan
dalam teori VSEPR. Tetapi dalam beberapa kasus, teori ikatan valensi tidak
dapat menjelaskan sifat-sifat molekul yang teramati dengan baik. Misalnya pada
molekul karbon dioksida, dimana berdasarkan struktur Lewis, semua elektron
pada atom oksigen berpasangan dan molekulnya seharusnya bersifat diamagnetik,
namun pada kenyataanya menurut hasil percobaan diketahui bahwa oksigen bersifat
paramagnetik dengan dua elektron tidak berpasangan. Hal ini membuktikan adanya
kekurangan mendasar dalam teori ikatan valensi. Sifat magnet dan sifat-sifat
molekul yang lain dapat dijelaskan lebih baik dengan menggunakan pendekatan
mekanika kuantum yang lain yang disebut sebagai teori orbital molekul (TOM),
yaitu yang menggambarkan ikatan kovalen melalui orbital molekul yang dihasilkan
dari interaksi orbital-orbital atom dari atom-atom yang berikatan dan yang
terkait dengan molekul secara keseluruhan.
1. Struktur Molekul
Struktur molekul adalah penggambaran
ikatan-ikatan unsur atau atom yang membentuk molekul. Molekul terdiri dari
sejumlah atom yang bergabung melalui ikatan kimia, baik itu ikatan kovalen,
ikatan hidrogen dan ikatan ion, serta ikatan-ikatan kimia lainnya. Dan
atom tersebut berkisar dari jumlah yang sangat sedikit(dari atom tunggal,
seperti gas mulia) sampai jumlah yang sangat banyak (seperti pada polimer,
protein atau bahkan DNA).
2. Ikatan valensi
Pembentukan ikatan kovalen dapat
dijelaskan menggunakan dua teori yaitu teori ikatan valensi dan teori orbital
molekul. Berdasarkan teori ikatan valensi, ikatan kovalen dapat terbentuk jika
terjadi tumpang tindih orbital valensi dari atom yang berikatan. Orbital
valensi merupakan orbital terluar dari suatu atom dan merupakan tempat
terletaknya elektron valensi. Orbital valensi inilah yang digunakan pada pembentukan
ikatan kimia. Dua atom yang saling mendekati masing-masing memiliki orbital valensi
dan satu elektron. Orbital valensi ini saling tumpang tindih sehingga elektron
yang terletak pada masing-masing orbital valensi saling berpasangan. Teori
ikatan valensi merupakan teori mekanika kuantum pertama yang muncul pada masa
awal penelitian ikatan kimia yang didasarkan pada percobaan W. Heitler dan F.
London pada tahun 1927 mengenai pembentukkan
ikatan pada molekul hidrogen. Selanjutnya, teori ini kembali
diteliti dan dikembangkan oleh Linus Pauling pada tahun 1931 sehingga dipublikasikan
dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul “On the Nature of the Chemical Bond”. Hasil
kerja Lewis dan teori ikatan valensi oleh Heitler dan
London sehingga menghasilkan teori ikatan valensi yang lebih sempurna dengan
beberapa postulat dasarnya, sebagai berikut:
·
Ikatan valensi terjadi karena adanya gaya tarik pada
elektron-elektron yangtidak berpasangan pada atom-atom.
·
Elektron - elektron yang berpasangan memiliki arah spin yang
berlawanan.
·
Elektron-elektron yang telah berpasangan tidak dapat
membentuk ikatan lagi dengan elektron-elektron yang lain.
·
Kombinasi elektron dalam ikatan hanya dapat diwakili oleh
satu persamaan gelombang untuk setiap atomnya.
·
Elektron-elektron yang berada pada tingkat energi paling
rendah akanmembuat pasangan ikatan-ikatan yang paling kuat.
·
Pada dua orbital dari sebuah atom, orbital dengan kemampuan
bertumpangtindih paling banyaklah yang akan membentuk ikatan paling kuat
dancenderung berada pada orbital yang terkonsentrasi itu.
A. Ikatan Kovalen orbital
asli
Dua jenis orbital yang
digunakan dalam pembentukan ikatan kovalen yaitu orbital asli dan orbital
hibridisai. jenis orbital yang digunakan dalam pembentukan ikatan kovalen dapat
diramalkan berdasarkan geometri, terutama besar sudut ikatan yang ada disekitar
atom pusat.
B. Ikatan Kovalen orbital
hibrida
Sebagaian besar molekul dalam pembentukan ikatan kovalen, menggunakan
orbital-orbital hibrida yang terbentuk melalui proses hibridisasi yang pertama
kali dijelaskan oleh Lewis dan Langmuir. Proses hibridisasi merupakan suatu
proses penggabungan orbital-orbital asli yang tingkat energinya berbeda menjadi
orbital-orbital baru yang tingkat energinya sama. Orbital-orbital baru yang
terbentuk disebut orbital hibrida. Sebelum terjadi hibridisasi, didahului
dengan terjadinya eksitasi elektron dari keadaan dasar ke keadaan terksitasi,
sehingga diperlukan sejumlah energi agar terjadinya eksitasi. Tingkat
elektronik pada keadaan tereksitasi lebih tinggi dibandingkan tingkat energi
elektronik pada keadaan dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.