.

Sabtu, 31 Oktober 2020

Industi Sabun dan Detergen

 

Industri Sabun dan Detergen



Oleh: Aditya Vieri Saputra (@R10-Aditya)

Abstrak

Sabun adalah suatu gliserida (umumnya C16 dan C18 atau karboksilat suku rendah) yang merupakan hasil reaksi antara ester (suatu derivat asam alkanoat yaitu reaksi antara asam karboksilat dengan alkanol yang merupakan senyawa aromatik dan bermuatan netral) dengan hidroksil dengan residu gliserol (1.2.3 – propanatriol). Apabila gliserol bereaksi dengan asam – asam yang jenuh (suatu olefin atau polyunsaturat) maka akan terbentuk lipida (trigliserida atau triasilgliserol).

Deterjen merupakan campuran berbagai bahan, juga terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi yang digunakan untuk membantu pembersihan. Deterjen adalah garam dari sulfonat atau sulfat berantai panjang dari natrium (RSO3- Na+ dan ROSO3-Na+). Deterjen mempunyai keunggulan dalam hal tidak mengendap bersama logam dalam air (Senja 2010).

Keywords: sabun, detergen, kesehatan, pencemaran lingkungan.

Pendahuluan

Kebutuhan deterjen semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah keluarga di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, peningkatan jumlah kepala keluarga sejak 2010 hingga 2014 mencapai 24,5% dan diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat hingga 2017. Peningkatan ini juga dipengaruhi oleh jumlah konsumen yang semakin banyak karena pendapatan yang membaik dan juga daya beli masyarakat yang tinggi. Salah satu bahan kimia anorganik utama yang digunakan dalam industri pembuatan deterjen dan sabun cuci rumah tangga lainnya adalah trisodium fosfat (Na3PO4). Sifatnya yang dapat mempermudah pembentukan busa dan membersihkan kotoran serta mencegah kotoran melekat kembali pada permukaan yang telah dibersihkan. Indonesia sebagai negara berkembang dalam berbagai aspek juga harus meningkatkan pasokan bahan pembuatan bahan pembersih khususnya trisodium fosfat, agar dalam pemasokannya tidak selalu diimpor dari negara lain. Maka dari itu, pendirian pabrik Trisodium Fosfat di Indonesia memiliki peluang yang besar dalam berbagai aspek. Di samping dapat meningkatkan potensi industri kimia dan memenuhi kebutuhan trisodium fosfat dalam negeri, pendirian pabrik ini juga menciptakan lapangan kerja dan menghemat devisa negara.

Permasalahan

1. Apa pengaruh zat yang terkandung didalam sabun dan detergen bagi kesehatan kulit?

 2. Zat apa saja yang berbahaya bagi kesehatan?

 3. Dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan?

 4. Hal-hal yang harus diperhatikan agar terhindar dari efek samping pada sabun dan detergen.

5. Cara mengurangi pencemaran lingkungan akibat sabun dan detergen.

Pembahasan

1. Apa pengaruh zat yang terkandung didalam sabun dan detergen bagi kesehatan kulit?

Iritasi

Stratum korneum terdiri dari lapisan sel keratinosit yang sudah mati yang memang akan mengelupas sendiri. Ketika ini terjadi, inti sel dan sitoplasma (cairan dalam sel) menjadi keras dan mengering. Nah, kandungan surfaktan dalam sabun mandi akan lantas bereaksi dengan proses tersebut, sehingga menyebabkan lapisan kulit membengkak. Pembengkakan ini sebenarnya akan membantu bahan-bahan dalam sabun mandi untuk masuk ke lapisan kulit yang lebih dalam. Namun, bila bahan-bahan ini berinteraksi dengan ujung-ujung sel saraf dan sistem kekebalan tubuh, iritasi dan rasa gatal bisa timbul.

Kulit kering dan dehidrasi

Stratum korneum mengandung lipid (sel lemak) yang fungsinya membantu kulit mempertahankan kelembapan. Diyakini, surfaktan dalam sabun mandi mampu menembus stratum korneum dan mengganggu lipid sehingga jumlah lipid menjadi semakin menurun. Jika jumlah lipid menurun, maka kelembapan pada kulit juga berkurang. Air secara alami menguap dari kulit, jika kulit sudah berkurang kelembapannya tentu akan menyebabkan kulit kering dan dehidrasi.

Mengganggu keseimbangan kadar pH kulit

Menurut Verywell.com, zat surfaktan yang terkandung pada sabun umumnya memiliki tingkat pH (juga disebut tingkat keasaman) sekitar 10, sedangkan kulit memiliki pH sekitar 5,5. Kadar pH yang berbeda tersebut dapat menyebabkan ketidakseimbangan sehingga akhirnya menyebabkan iritasi. Bahan pembersih yang baik adalah dapat menyeimbangkan kadar asam pada kulit.

Deterjen juga bertanggung jawab atas banyaknya kasus keracunan dalam rumah, karena hal yang tak disengaja. Biasanya ketidaksengajaan tersebut banyak dilakukan oleh anak-anak. Deterjen memiliki banyak jenis, pun juga banyak masalah kesehatan yang ditimbulkannya. Bahkan, efek jangka panjang dari penggunaan deterjen bisa menyebabkan kanker.

2. Zat apa saja yang berbahaya bagi kesehatan?

Bahan kimia sintetis yang harus diwaspadai:

1.      Methylparaben

2.      Sodium Lauryl Sulfate

3.      Fragrance

4.      Surfaktan

 

3. Dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan?

Air berbusa yang dihasilkan dari deterjen, akan menghilang ke saluran pembuangan air dan akan mencemari lingkungan melalui aliran dan proses infiltrasi. Air bekas mencuci ini akan menimbulkan berbagai masalah pencemaran yang juga dapat merusak ekosistem dalam air, seperti: mencemari kualitas air tanah dengan bahan kimia, pertumbuhan ganggang atau tumbuhan air belebihan yang merusak ekosistem dalam air, hingga menipisnya oksigen dalam air yang akhirnya membunuh ikan dan organisme lainnya. Dan akan menimbulkan:

1.      Memicu eutrofikasi

Eutrofikasi adalah suatu kondisi pesatnya pertumbuhan tanaman enceng gondok dan ganggang. Jika kondisi ini dibiarkan maka permukaan sungai atau rawa akan tertutup tanaman ini. Dampak negatif akan dirasakan oleh biota air dibawahnya karena eutrofikasi menghambat sirkulasi oksigen dan sinar matahari. Lalu tumbuhnya ganggang yang pesat dapat meningkatkan unsur hara di dalamnya. Lama kelamaan bukan tidak mungkin kondisi ini dapat menyebabkan biota di dalamnya mati atau bahkan mengalami kepunahan.

2.      Menyebabkan pencemaran air

Kondisi limbah detergen yang tak terkendali akan menyebabkan pencemaran air di got-got yang mengalir ke sungai lalu bermuara di laut. Apabila debit limbah detergen semakin besar maka sangat memungkinkan terjadinya pencemaran terhadap air tanah. Padahal air tanah digunakan sebagai sumber air minum masyarakat, sehingga zat kimia berbahaya penyusun detergen secara tidak langsung akan ikut terminum. 

3.      Mengandung bahan yang sulit terurai

Salah satu zat penyusun detergen adalah alkyl benzene sulfonateAlkyl benzene sulfonate bersifat sulit terurai di alam sehingga banyak Negara yang sudah melarang penggunaan zat ini. Apabila jumlah limbah detergen terus bertambah maka kandungan alkyl benzene sulfonate juga akan semakin banyak mencemari lingkungan. Namun saat ini terdapat alternatif penggantinya yaitu linear alkyl sulfonate meskipun zat ini juga hanya mampu terurai 50 persennya saja.

4.      Mengancam ekosistem air laut

Limbah detergen yang mengalir di sungai-sungai akan berujung di laut. Sementara itu, detergen mengandung banyak sekali bahan kimia berbahaya seperti zat pewangi, pemutih, alkyl benzene sulfonatenonylphenol ethoxylates, surfaktan, dan fosfat. Semua zat kimia tersebut dapat mengancam kelangsungan hidup biota laut. 

4. Hal-hal yang harus diperhatikan agar terhindar dari efek samping pada sabun dan detergen.

Solusi dari masalah tersebut adalah sabun biodegradable. Sabun ini memiliki komponen penyusun yang bisa terurai atau dipecah secara alami oleh organisme pengurai. Meski dalam jumlah besar sabun biodegradable tetap membikin ketidakseimbangan ekosistem, namun paling tidak efeknya tak separah sabun kimia modern. Beberapa produsen sabun biodegradable saat ini juga sudah fokus memotong jejak karbon dengan meminimalisir dan mendaur ulang kemasan. Gunakan sabun dengan kandungan emolien yang dapat menjaga kelembapan kulit. Biasanya, emolion terdapat pada banyak sabun cair. Jika sabun sudah sesuai, cara dan aturan pemakaiannya juga harus benar. Misalnya, tidak menggosokkannya terlalu kuat pada kulit atau tidak menggunakan air yang terlalu panas ketika membilasnya. Anda juga tidak disarankan untuk mandi berlama-lama karena bisa membuat kulit kering. Cukup basahi badan, sabuni hingga merata, dan segera bilas bersih tubuh anda.

Melansir laman Organic Consumers Association, langkah yang dapat dilakukan untuk mengganti deterjen untuk membersihkan noda adalah dengan menggunakan bahan sederhana seperti : sabun, air, soda kue, cuka, air lemon, dan boraks untuk membersihkan noda pada pakaian ataupun peralatan rumah tangga lainnya. Namun jika masih belum bisa secara total tak menggunakan detergen, gunakanlah detergen sesedikit mungkin ketika mencuci pakaian. Selain itu, selalu gunakan sarung tangan karet untuk melindungi kulit dari iritasi dan pastikan sirkulasi udara yang baik dalam ruangan dengan membuka jendela ataupun menyalakan kipas angin ketika mencuci. Dan yang terpenting, jangan pernah mencampur 2 jenis pembersih, terutama yang mengandung amonia dan klorin atau pemutih, karena dapat menghasilkan gas beracun yang dapat menyebabkan masalah serius pada saluran pernapasan.

5. Cara mengurangi pencemaran lingkungan akibat sabun dan detergen.

Cara paling sederhana untuk menampung limbah-limbah tersebut yaitu pada suatu tempat penampung atau selokan yang pada tempat tersebut ditanami tanaman air yang dapat menyerap zat pencemar seperti: jaringao, Pontederia cordata (bunga ungu), lidi air, futoy ruas, Thypa angustifolia (bunga coklat), melati air, dan lili air. Akan tetapi cara ini sederhana karena tanaman air memiliki batas kemampuan untuk menyerap zat pengotor, selain itu juga tidak bisa menyerap lemak dan sampah dapur yang ikut terbuang. Limbah sabun atau detergen hendaknya tidak dibuang pada pembuangan septik tank, karena limbah dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk pada septik tank. Selain limbah yang kita olah, dari kita sendiri pun harus tetap memperhatikan gaya hidup yang kita lakukan untuk meminimalisir limbah sabun maupun detergen yang kita hasilkan, diantaranya :

1.    Menggunakan sabun dan detergen secukupnya.

2.    Memilih selektif sabun dan detergen yang akan kita gunakan.

3.    Tidak membuang limbah sabun dan detergen sembarangan.

Kesimpulan

Sabun dan detergen sebenarnya banyak membantu kita dalam hal membersihkan sesuatu baik tubuh ataupun pakaian namun jika pada penggunaannya berlebihan atau cenderung salah maka yang akan terjadi sebaliknya yaitu bisa menimbulkan penyakit pada kulit dan mencemarkan lingkungan. Jadi pergunakanlah sabun dan detergen dengan sebaik-baiknya.

Daftar Pustaka

Widya putri, Aditya. 2019. Kali Item Berbusa, Detergen Memang Masalah bagi Lingkungan. https://tirto.id/kali-item-berbusa-detergen-memang-masalah-bagi-lingkungan-ddqH. (diakses tanggal 30/10/2020)

Neverland. 2014. makalah sabun dan detergen. http://neverlandlufi.blogspot.com/2014/02/makalah-sabun-dan-detergen.html. (diakses tanggal 30/10/2020)

Eka putri, Arshinta. 2019. Dampak Negatif Deterjen, Bisa Sebabkan Banyak Masalah Kesehatan Hingga Mencemarkan Lingkungan. https://health.grid.id/read/351819963/dampak-negatif-deterjen-bisa-sebabkan-banyak-masalah-kesehatan-hingga-mencemarkan-lingkungan?page=all. (diakses tanggal 30/10/2020)

Aprinda putri. 2017. Sebenarnya, Sabun Mandi Itu Baik Atau Justru Merusak Kulit?. https://hellosehat.com/hidup-sehat/kecantikan/sabun-dan-cara-kerjanya/#gref. (diakses tanggal 30/10/2020)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.