KIMIA HIJAU (GREEN CHEMISTRY)
Disusun oleh : Sahlevi Ariputra
(@N09-SAHLEVI)
ABSTRAK
Green Chemistry adalah paradigma yang
menggiatkan rancangan proses dan produk yang bisa memperkecil bahkan
menghilangkan penggunaan maupun pembentukan bahan kimia beracun dan berbahaya.
Green Chemistry mengembangkan inovasi proses kimia yang menggeser,
menambah/mengurangi atau memperbaharui proses kimia tradisional-konvensional
menjadi lebih ramah terhadap lingkungan maupun manusia tanpa meninggalkan
prinsip-prinsip optimasi proses produksi. Penerapan Green Chemistry adalah
langkah penting menuju pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Kata Kunci : Kimia Hijau
Pendahuluan
Pengertian secara umum green
chemistry adalah suatu metode baru untuk mengurangi bahaya bahan kimia,
disamping memproduksi produk dengan cara yang lebih efisien dan lebih hemat.
(Kenneth & James,2004). Menurut Anastas dan Tracy C (1996), green chemistry
adalah penggunaan teknik dan metode secara kimia untuk mengurangi atau mengeliminasi
penggunaan bahan dasar, produk, produk samping, pelarut, pereaksi, yang
berbahaya bagi kesehatan manusia masalah lingkungan. Dengan demikian tujuan
green chemistry adalah untuk mencegah atau mengurangi atau lingkungan.Sedangkan
Menurut Rashmi Sanghi (2003), green chemistry merupakan bagian yang esensial
dalam program yang kompre-hensif untuk melindungi kesehatan manusia dan
lingkungan.
Prinsip – Prinsip
Buku inovatif Green Chemistry: Theory and
Practice, menghadirkan Paul Anastas dan John C. Warner sebagai penulis bersama
di tahun 1998, adalah perkembangan penting lainnya untuk Green Chemistry. Dalam
buku tersebut, 12 Prinsip Green Chemistry secara jelas diuraikan dengan
filosofi yang selalu mendorong ilmuwan akademis dan industri untuk mengejar
tindakan yang ramah lingkungan (ACS Chemistry, 2017). Pada kali ini kita akan membahas 6 prinsip
kimia hijau, yaitu:
1. Pencegahan terbentuknya
bahan buangan beracun akan lebih baik dari pada menangani atau membersihkan
bahan buangan tersebut. Pencegahan Lebih baik untuk menghindari daripada
mengobatinya setelah generasi.
2. Mengekonomiskan atom dalam
merancang metode sintesik. Metode sintetik harus direncanakan, dimana produk
akhir digabungkan sebagai banyak reagen yang digunakan semaksimal mungkin
selama proses. Jadi, buang generasi akan diminimalkan.
3. Sintesis bahan kimia yang
tidak atau kurang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungannya.
4. Merancang produk bahan
kimia yang lebih aman, walaupaun sifat racunnya dikurangi tetapi fungsi-nya
tetap efektif.
5. Menggunakan pelarut dan
bahanbahan pendukung yang lebih aman dan tidak berbahaya.
6. Rancangan untuk efisiensi
energi.
Kesimpulan
Penerapan Green Chemistry pada
aktivitas dan proses produksi yang dilakukan secara konsisten dan tepat, dapat
mengurangi bahkan menghilangkan senyawa beracun yang berdampak manusia,
biosfir, dan lingkungan sekitar. Pentingnya gerakan ini didukung semua pihak
terutama kalangan industri dan pemerintah. Green Chemistry memang tidak akan
menyelesaikan semua masalah polusi, energi dan pangan. Tetapi peranannya mampu
memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kelestarian hidup jangka
panjang (sustainable development).
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,
A A., Muhammad Kholil. 2018. Kimia dan Pengetahuan Lingkaran
Industri. Yogyakarta: Penerbit Wahana Resolusi.
Nurbaity
Nurbaity, Ine Mustikasari, ANALISIS PENGUASAAN KONSEP IKATAN
KIMIA PADA MATA KULIAH KIMIA ORGANIK MELALUI INSTRUMEN TWO TIER , JRPK: Jurnal Riset Pendidikan Kimia:
Vol 2 No 1 (2012): JRPK - Jurnal Riset Pendidikan Kimia, Volume 2 Nomor 1
(2012) di https://doi.org/10.21009/JRPK.011.02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.