.

Kamis, 26 September 2019

Termodinamika II

@Kel-P09,@P09-Rosa,@P17-Gimawati


1.     PENDAHULUAN
        Sistem dalam termodinamika adalah obyek atau kawasan yang menjadi perhatian kita. Kawasan di luar sistem disebut lingkungan. Sistem mungkin berupa sejumlah materi atau suatu daerah yang kita bayangkan dibatasi oleh suatu bidang batas, yaitu bidang yangmembatasi sistem terhadap lingkungannya. Bidang batas ini dapat kita bayangkan pula mampu mengisolasi sistem dari lingkungannya ataupun memberikan suatu cara interaksitertentu antara sistem dan lingkungannya. Jika sistem terisolasi maka ia tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungannya.Walaupun demikian perubahan-perubahan mungkin saja terjadi di dalam sistem .Perubahan-perubahan tersebut misalnya temperatur dan tekanan.
      Namun demikian perubahan yang terjadi dalam sistem yang terisolasi seperti ini tidak dapat berlangsungterus tanpa batas; suatu saat akan tercapai kondisi keseimbangan internal yaitu kondisi dimana perubahan- perubahan dalam sistem sudah berhenti. umum adalah sumber energiyang dapat dengan cepat dipulihkan kembali secara alami, dan prosesnya berkelanjutan
        Pada pembahasanmakalah ini lebih menjurus pada energi bebas dan entropi dalam hubungannya dengan termodinamika. Parameter termodinamika untuk perubahan keadaan diperlukan untuk mendeskripsikan ikatan kimia, sruktur dan reaksi. Pengetahuan termodinamika sederhanasangat bermanfaat untuk memutuskan apakah struktur suatu senyawa akan stabil.



2.     PEMBAHASAN
2.1  Entropi
           Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi darisuatu sistem termodinamika. Entalpi terdiri darienergi dalam sistem, termasuk satu darilima potensial termodinamika dan fungsi keadaan, juga volume dan tekanannya(merupakan besaran ekstensif. Satuan SI dari entalpiadalah joule, namun digunakan juga satuan British thermal unit dan kalor. Entalpi dari suatu sistem homogen didefinisikan sebagai:


di mana:
H = entalpi sistem (joule)
U  = energi dalam(joule)
P  = tekanandari sistem (Pa)
V = volume sistem (m^3)


        Entropi merupakan besaran termodinamika yang menyatakan derajat ketidakteraturan partikel. Jika sistem kemasukan kalor, maka entropi bertambah., dan sebaliknya jika kalor keluar maka entropi berkurang. Menentukan entropi (S) suatu sistem tidak mudah karena menyangkut energi yang di kandungnya. Akan tetapi besarnya perbahan entropi (DS) dalam suatu peristiwa dapat di hitung dari besarnya kalor yang masuk atau yang keluar. Kalor dapat menambah ketidakteraturan (entropi) partikel sistem, tetapi perubahan itu tidak linier, dan bergantung pada suhu sistem. Seperti energi dalam (U) dan entalpi (H), Entropi adalah besaran termodinamika yang nilainya tergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir dan tidak di pengaruhi oleh jalan yang di tempuh. Oleh sebab itu, ΔS proses reversibel sama dengan irreversibel walaupun kalor yang di serap tidak sama.

qir = ΔU + P (V2 – V1)
 
            Perubahan entropi suatu proses di hitung dari qr  dan bukan dari qir, baik prosesnya reversibel maupun irreversibel.

ΔS = qr/T 

Jika suhu di turunkan terus menerus,mengakibatkan entropi makin lama makin mengecil. Dalam dunia keilmuan, suhu terendah adalah 0 K sehingga di asumsikanpada suhu ini zat murni tersusun paling teratur. Berdasarkan asumsi itu, di sepakati suatu perjanjian yang di sebut hukum ketiga termodinamika. Berdasarkan hukum ini di lakukan pengukuran dan perhitungan kalor yang di serap suatu zat murni dari suhu 0 K sampai suhu tertentu. Akhirnya di hitung entropi zat tersebut pada suhu 250 C dan tekanan 1 atm yang di sebut entropi standar. Dengan adanya entropi standar, dapat di hitung nilai dari ΔSsebuah reaksi anorganik.
    
ΔS = Σ entropi produk – Σ entropi reaktan

2.2 Energi Bebas Gibbs
            Jika kalor yang dilepaskan oleh system maksismum atau perubahan entalpinya negatif tinggi,dan jika perubahan entropinya positif tinggi maka diyakini perubahan berlangsung spontan pada suhu sembarang.Sebaliknya, jika perubahan entalpi positif tinggi dan perubahan entrospi negatif tinggi ,maka perubahan tidak spontan pada suhu berapapun.Namun demikian ,jika daya dorong kespontanan berlawanan satu sama lain maka yang memiliki daya dorong lebih tinggi yang menentukan arah kespontanan.

Pada suhu tetap, ∆G =∆H – T ∆S

Perhitungan Δslingk sulit dilakukan. Fungsi termodinamika lain diperlukan untuk membantu dalam menentukan apakah suatu reaksi berjalan secara spontan atau tidak dengan hanya mempelajari sistem itu sendiri. Untuk proses spontan,
ΔStotal  = ΔSsis  + ΔSlingk> 0
Atau

ΔStotal = - ΔHsis  + T ΔSsis> 0

Kriteria kespontanan reaksi dapat diekspresikan berdasarkan sifat sistem (ΔHsis dan ΔSsis) dan tidak lagi memperhatikan lingkungan.
Persamaan di atas dapat dituliskan sebagai

ΔHsis  - T ΔSsis< 0

Untuk menyatakan kespontanan reaksi secara langsung, fungsi termodinamika baru yang disebut energi bebas Gibbs (G) digunakan dimana

G = H – TS

Semua besaran dalam persamaan merujuk ke sistem dan T merupakan suhu sistem.
G merupakan fungsi keadaan :

ΔG = ΔH  - T ΔS       
        

Kondisi kespontanan dan kesetimbangan pada suhu dan tekanan tetap dapat disimpulkan berdasarkan ΔG sebagai berikut:

ΔG < 0 reaksi spontan
ΔG > 0 reaksi tidak spontan (reaksi spontan dalam arah yang berlawanan)
ΔG = 0 sistem berada pada kesetimbangan


b.      Perubahan Energi Bebas Gibbs Standar
Untuk reaksi yang dilakukan pada kondisi keadaan standar, yakni pereaksi dalam keadaan standar diubah menjadi hasil reaksi pada keadaan standar, perubahan energi bebas disebut perubahan energi bebas standar, ΔGfo
a A  +  b B  ® c C  +  d D

Perubahan energi bebas  standar,  diberikan oleh
Secara umum dapat dituliskan
           
dimana ,
n dan m = koefisien stoikiometri
ΔGfo   = energi bebas pembentukan standar senyawa

Entropi dan energi bebas Gibbs juga merupakan fungsi keadaan sehingga kedua besaran ini memiliki nilai pada keadaan standart, seperti halnya dengan entalphi. Hasil pengukuran standart untuk entropi dan Energi bebas Gibbs juga dilakukan pada keadaan 25oC dan dengan tekanan 1 atm. Energi bebas Gibbs pembentukan standart memiliki arti perubahan energi bebas yang menyertai reaksi pembentukan satu mol senyawa dari unsur-unsur penyusunnya. Demikian pula untuk entropi standar yang dapat dipergunakan untuk menentukan entropi reaksi sebagai harga pembandingnya. Entropi dan Energi bebas Gibbs standar pembentukan, disajikan pada Tabel 1.

Senyawa
S   (J/K.mol)
∆G  (kkJ/mol)
Ag2O4(g)
121,3
-11,21
152,23
-
Br2(g)
245,35
C
5,74
0
CH3OH
126,8
-166,36
CH3OH
-162,00
CO(g)
197,56
-137,15
CO2(g)
213,68
-394,37
Cl2(g)
222,96
0
Cl2O(g)
266,10
97,9
H2(g)
130,57
0
H2O(l)
69,95
-237,19
H2O(g)
188,72
-228,58
NO2(g)
239,95
51,30
N2O(g)
304,18
97,82
PCl3(l)
217,1
-272,4
PCl3(g)
311,7
-267,8

DAFTAR PUSTAKA
Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 1. Bandung: Yrama Widya

S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: Penerbit ITB

H. Petrucci, Ralph. 1987. Kimia Dasar. Bogor: PT. Gelora Aksara Pratama




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.