Hukum-hukum Dasar Kimia
Oleh: @Kel-P08, Hana Muyesca (@P10-HANA), Gayatri Wahyu Andini (@P13-GAYATRI)
Abstrak :
Menurut Heri Wibowo (2005) Hukum-hukum dasar ilmu kimia sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Hukum ini meliputi massa zat zat setelah reaksi dan
sebelum reaksi. Hukum-hukum ini menyangkut reaksi kimia dan ini yang menjadi
sasaran utama dalam penulisan ini.
Kata Kunci : Hukum dasar kimia, dasar-dasar ilmu
kimia
I.
Pendahuluan :
Ilmu kimia mempelajari struktur dan
perubahan-perubahan yang dialami materi ini dalam proses alamiah maupun
eksperimen yang direncanakan. Seperti dalam semua ilmu pengetahuan alam, orang
terus-menerus membuat pengamatan dan pengumpulan fakta yang kemudian dicatat
dengan cermat sampai dibuat kesimpulan.
I.
Pembahasan
Dalam mempelajari hukum dasar dan perhitungan kimia, terdapat
suatu konsep yang menghubungkan suatu satuan dengan satuan kimia yang lain,
yang disebut dengan konsep mol. Mol adalah satuan yang digunakan untuk
menyatakan jumlah partikel suatu zat. Konsep mol membantu dan mempermudah kita
dalam melakukan perhitungan kimia dan penentuan rumus kimia zat. Konsep mol,
perhitungan kimia, dan penentuan rumus kimia didasari oleh hukum-hukum dasar
kimia, yaitu Hukum Lavoisier, Hukum Proust, Hukum Dalton, Hukum Richter, Hukum
Avogadro, dan Hukum Faraday.
1.
Hukum Lavoisier
Lavoisier mereaksikan reaksi cairan merkuri dengan gas
oksigen dalam suatu wadah di ruang tertutup sehingga menghasilkan merkuri
oksida yang berwarna merah. Apabila merkuri oksida dipanaskan kembali, senyawa
tersebut akan terurai menghasilkan cairan merkuri dan gas oksigen dengan jumlah
yang sama seperti semula. Hukum
Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) Ilmu Kimia merupakan prinsip bahwa massa
suatu materi tak pernah berkurang atau bertambah. Jumlah massa tetap sama,
meski sudah melewati berbagai macam reaksi. Pada 1785, Lavoisier mengatakan bahwa “Dalam setiap reaksi kimia yang terjadi,
jumlah massa zat-zat baik sebelum dan sesudah reaksi terjadi adalah tetap“.
Contoh hukum kekekalan massa adalah kayu yang sudah dibakar dan mengalami
perubahan bentuk pasti memiliki massa yang lebih ringan disbanding semula
2. Hukum Proust
Menurut Heri Wibowo (2005) Hukum ini menjelaskan bahwa setiap
senyawa kimia tersusun dari unsur-unsur yang memiliki perbandingan massa sama
dan tepat. Bunyi hukum proust adalah “Perbandingan
massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tetap”. Hukum proust
memudahkan para ahli kimia atau peneliti dalam pengukuran.Menurut Joseph Proust
ada beberapa penyimpangan yang menyebabkan hukum ini tidak berlaku pada
beberapa senyawa. Senyawa yang tidak memenuhi hukum proust disebut senyawa non
stoikiometris
3.
Hukum Dalton
Jika
dua buah unsur dapat membentuk lebih dari satu macam persenyawaan, jika
perbandingan massa salah satu unsur dibuat sama, maka perbandingan massa unsur
yang lainnya yaitu berbanding sebagai bilangan yang sederhana dan bulat. Menurut Waradaya (2002)
berpendapat Apabila dua buah unsur bersenyawa, jenis persenyawaan yang
terbentuk dapat berupa lebih dari satu. Misalnya ketika hydrogen dan oksigen
bergabung, maka terbentuk air atau hydrogen peroksida.
4.
Hukum Richter
Hukum
Richter merupakan hukum proporsi ekuivalen. Bila unsur P yang tertentu
beratnya
dapat bersenyawa dengan a gram unsur Q, b gram unsur R dan d gram
unsur
T, maka unsur-unsur Q, R dan T dapat saling bersenyawa dengan
perbandingan
berat a, b dan c atau kelipatannya.
5.
Hukum Avogadro
Menurut Rivan Dia Eka Indira (2015) Pada tahun 1811, Amadeo
Avogadro menjelaskan percobaan Gay Lussac. Menurut Avogadro, partikel unsur
tidak selalu beratom tunggal, tetapi berupa dua atom atau lebih. Avogadro
menyebutkan partikel tersebut sebagai molekul.
Gay
Lussac : 2 Volume gas Hidrogen + 1
Volume gas Oksigen = 2 Volume uap air
Avogrado
: 2 molekul gas Hidrogen + 1 molekul
gas Oksigen = 2 Molekul uap air
Sehingga
Avogrado menyimpulkan hipotesis nya yang berbunyi “Pada suhu tekanan yang sama,
semua gas dengan volume yang sama akan mengandung jumlah molekul yang sama
pula”.
6.
Hukum Faraday
Menurut Laurensius E. Seran (2012) Hukum Faraday
menjelaskan tentang hubungan proses kimia dengan energi listrik. Proses ini
sudah banyak dikenal diberbagai industri sebagai proses elektrolisis, yaitu proses
perpindahan muatan listrik pada suatu larutan yang menghasilkan proses kimia
pada larutan tersebut. Michael Faraday juga melaporkan hasil percobaannya
tentang muatan listrik melalui gas-gas. Ia menggunakan alat yang menggunakan
tabung gelas dan elektroda diujung-ujungnya. Lempeng logam yang disebut
elektroda ditempatkan di ujung tabung gelas yang hampa, sehingga arus listrik
dapat melewati ruang tersebut. Dari percobaan Faraday dikembangkan oleh rontgen
yang memberikan pengaruh sinar katoda pada suatu permukaan menghasilkan satu
jenis radiasi.
Daftar Pustaka:
Wibowo, Heri. 2005.
Penjelasan Hukum-hukum Kimia Dasar. Dalam http://staffnew.uny.ac.id/upload/132231618/pendidikan/MODUL++PEMBELAJARAN+KIMIA++I.pdf
Ambarsari, Novia. 2017.Menjelaskan
Hukum Proust. Dalam https://www.siswapedia.com/hukum-perbandingan-tetap-oleh-joseph-proust/
Wardaya. 2002. Penjelasan
Hukum Dalton. Dalam https://www.wardayacollege.com/_images/03-kimia2/03-05-perhitungan-kimia/03-05-02-hukum-dalton_modul.pdf
Indira, RDE. 2015.
Penjelasan Hukum Avogadro. Dalam https://www.scribd.com/doc/253494033/Hukum-Avogadro
Seran, LE. 2012.Definisi
Hukum Faraday. Dalam https://wanibesak.files.wordpress.com/2012/11/hukum-faraday-emel-seran-wanibesak-wordpress-com.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.