.

Sabtu, 31 Agustus 2019

Pemanasan Global dan Gangguan Lingkungan Hidup Sebagai Hasil dari Pencemaran Udara oleh Kendaraan Bermotor



PEMANASAN GLOBAL DAN GANGGUAN LINGKUNGAN HIDUP SEBAGAI HASIL DARI PENCEMARAN UDARA OLEH KENDARAAN BERMOTOR
Rena Yoliyati Waruhu
Mata Kuliah Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri
Fakultas Teknik Industri, Universitas Mercu Buana
Abstrak

WHO menyatakan bahwa pencemaran udara merupakan risiko gangguan kesehatan terbesar di dunia diperkirakan data tahun 2016 sekitar 6,5 juta orang meninggal tiap tahun akibat paparan polusi udara.  Salah satu penyebab pencemaran udara adalah meningkatnya jumlah kendaraan di Indonesia. kendaraan yang menghasilkan emisi gas buang kendaraan adalah CO dapat menjadi salah satu penyebab gas rumah kaca yang berpengaruh terhadap naiknya suhu udara dan kelembaban udara di bumi. Adanya fenomena pemanasan global (global warming) dengan segala dampak yang ditimbulkannya benar-benar dirasakan oleh umat manusia.

Kata kunci: Pencemarajn udara, kendaraan bermotor, pemanasan global

Abstract

WHO states that air pollution is the risk of the biggest health problems in the world estimated in 2016 data of about 6.5 million people die each year due to exposure to air pollution. One of the causes of air pollution is the increasing number of vehicles in Indonesia. vehicles that produce vehicle exhaust emissions are CO can be one of the causes of greenhouse gases that affect the increase in air temperature and humidity in the earth. The phenomenon of global warming (global warming) with all its effects is really felt by humanity.

Keywords: Air pollution, motor vehicles, global warming


I.                   PENDAHULUAN 
Udara merujuk kepada campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara tidak tempak mata, tidak berbau, dan tidak ada rasanya. Kehadiran udara dapat dilihat dari datangnya angin yang menggerakkan benda. Udara termasuk salah satu jenis sumber daya alam karena memliki banyak fungsi bagi mahluk hidup.
Pencemaran Udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahya yang dianggap sebagi polusi udara. Sifat alami udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung, lokal, regional, maupun global.
Menurut WHO menyatakan bahwa pencemaran udara merupakan risiko gangguan kesehatan terbesar di dunia diperkirakan data tahun 2016 sekitar 6,5 juta orang meninggal tiap tahun akibat paparan polusi udara. Pencemaran udara di Indonesia mengakibatkan 16.000 kematian setiap tahunnya, 1 dari 10 orang menderita infeksi saluran pernapasan atas dan 1 dari 10 anak menderita asma.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara ditetapkan kadar dari pencemaran udara. Baku mutu udara nasional karbon monoksida (CO) adalah 15.000 𝜇g/Nm3, sulfur dioksida (SO2) adalah 632 𝜇g/Nm3, dan nirogen dioksida (NO2) adalah 316 𝜇g/Nm3.6Pencemaran udara dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor iklim. Kondisi ini suhu udara yang tinggi akan menyebabkan bahan pencemar dalam udara berbentuk partikel menjadi kering dan ringan sehingga bertahan lebih lama di udara.
Menurut Budiyono (2001) Pertumbuhan aktivitas ekonomi dan urbanisasi yang cukup tinggi baik diperkotaan dan subperkotaan  berpo- tensi besar dalam peningkatan peng- gunaan konsumsi energi, seperti pada kebutuhan bahan bakar guna pembang- kit tenaga listrik, tungku-tungku indus- tri dan transportasi. Pembakaran bahan bakar ini merupakan sumber-sumber pencemar utama yang dilepaskan ke udara, seperti COx, NOx, SOx, SPM (suspended particulate matter), Ox dan berbagai logam berat.
Menurut Kurniawati , dkk (2017) menyatakan bahwa Sumber pencemaran udara disebabkan oleh bertambahnya aktifitas manusia yang menghasilkan polutan, salah satunya adalah penggunaan kendaraan yang menghasilkan emisi gas buang kendaraan adalah CO. Tingginya tingkat konsentrasi karbon monoksida (CO) dapat menjadi salah satu penyebab gas rumah kaca yang berpengaruh terhadap naiknya suhu udara dan kelembaban udara di bumi.
Menurut Manik (2007) di dalam Kurniawati, dkk (2017) permasalahan lingkungan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: peristiwa alam, pertumbuhan penduduk yang begitu pesat, pemanfaatkan sumber daya alam yang berlebihan, industrialisasi, dan transportasi. Meningkatnya industrialisasi dengan dampak polusi udara, utamanya karena pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna (mendukung terjadinya pemanasan global) serta kegiatan lain yang merusak lingkungan misalnya pembalakan liar, pembakaran hutan (mendukung terjadinya pemanasan global. Di samping pencemaran udara, industrialisasi juga meningkatkan penggunaan bahan –bahan kimia di mana bahan kimia tersebut serta limbahnya dapat merusak lingkungan (Ginting, 2007). Misalnya penggunaan CFC (Chloro Fluoro Carbons/gas freon ) dalam sistem pendingin dapat merusak lapisan ozon.
Untuk mengurangi dampak negatif lebih jauh dari kerusakan lingkungan perlu dilakukan berbagai upaya, yang dimulai dari lingkungan di sekitar kita. Salah satu langkah konkret yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran untuk melakukan pola hidup berwawasan konservasi (pelestarian lingkungan).


II.                PERMASALAHAN
Menurut Hidayat dan Kholil (2018), mengungkapkan bahwa kini sudah ratusan juta orang memanfaatkan gas CFC, berarti seluruhnya memberikan andil dalam proses pembocoran lapisan ozon. Akibat meningkatnya kadar gas dan debu di atmosfer, selain berpengaruh  lapisan lansung terhadap lapisan ozon, juga menyebabkan terjadinya pemanasan global (global warming).
Menurut Sudarman, dkk (2018) menyatakan bahwa Adanya fenomena pemanasan global (global warming) dengan segala dampak yang ditimbulkannya benar-benar dirasakan oleh umat manusia. Beberapa dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global antara lain: 1) Mencairnya es di kutub Utara dan Kutub Selatan yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut; 2) Naiknya permukaan air laut berakibat pada tenggelamnya daerah pesisir, rob dan tenggelamnya pulau-pulau kecil; 3) Pergeseran musim atau musim yang tidak menentu dan sulit diprediksi; 4) Terjadinya krisis pangan akibat gagal panen dan krisis air bersih; 5) Meluasnya penyebaran penyakit tropis (malaria, demam berdarah, diare); 6) Hilangnya jutaan spesies flora dan fauna akibat tidak dapat beradaptasi dengan perubahan suhu bumi.
Pencemaran udara menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan manusia dan juga memperburuk kondisi planet bumi. Pencemaran udara yang diakibatkan oleh kendaraan knalpot yang menghasilkan asap akan mengakibatkan orang sekitar tidak nyaman dan menganggu mekanisme kesehatan pernapasan. Asap jelaga dari knalpot tersebut dapat mengakibatkan efek samping jangka panjang yang banyak tidak disadari oleh orang-orang sekitar.
Pencemaran udara juga mengakibtakan kerusakan lingkungan hidup seperti rusaknya pertumbuhan tanaman yang berada dekat dengan sumber polutan, jarak pandang manusia menjadi lebih sedikit, terjadinya hujan asam, efek rumah kaca yang semkain marak dan lainnya.
Menurut Budiyono (2001) Dampak buruk polusi udara bagi kesehatan manusia tidak dapat  diban- tah lagi, baik polusi  udara  yang  terjadi di alam bebas (Outdoor air polution) ataupun yang terjadi di dalam ruangan (Indoor air polution), polusi  yang  terjadi di luar ruangan terjadi karena bahan pencemar yang  berasal dari industri, transportasi, sementara polusi yang terjadi di dalam ruangan dapat berasal dari asap rokok, dan  gangguan  sirku-lasi udara.
Ada tiga cara masuknya bahan pencemar udara kedalam tubuh manusia, yaitu melalui   inhalasi,  ingestasi, dan penetrasi kulit. Inhalasi adalah masuknya bahan pencemar  udara ke tubuh manusia melalui sistem pernarfasan. Bahan pencemar ini dapat mengakibat kan gangguan pada paru-paru dan saluran pernafasan, selain  itu bahan pencemar ini kemudian masuk dalam peredaran darah dan menimbulkan akibat pada alat tubuh lain.
 Dampak negatif zat-zat pence- mar udara terhadap fauna (hewan) tidak berbeda jauh dengan dampak-dampak lain seperti terhadap manusia dan tumbuhan. Dampak terhadap hewan dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung, secara langsung terjadi  bila ada interaksi melalui sistem pernafasan srbagaimana terjadi pada manusia. dampak tidak langsung terjadi melalui suatu perantara, baik  tumbuhan atau perairan yang berfungsi sebagai bahan makanan hewan. Terjadinya emisi zat- zat pencemar ke atmosfer (udara) seperti partikulat, NOx, SO2, HF dan Iain-Iain yang kemudian berinteraksi dengan tumbuhan dan perairan baik melalui proses pengendapan atau pun penem- pelan, akan berpengaruh langsung terhadap vegetasi dan biota perairan hingga dapat menjalar pada  hewan- hewan melalui  rantai makanan yang telah terkontaminasi zat pencemar tersebut. (Budiyono, 2001)
Dampak pencemaran udara terhadap material, yaitu bangunan- bangunan, logam, batuan, kulit dan Iain-lain dapat digambarkan sebagai dampak pecemaran udara terhadap lingkungan alam sekeliling, timbulnya karat pada permukaan logam, yang menyebabkan terlepas dan hilangnya material dari permukaan serta berubah- nya kemampuan elektris logam merupa- kan contoh pengaruh pencemaran udara yang cukup  penting. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kecepatan perkaratan (corrotion) pada logam, yaitu kelembaban, tipe/jenis pencemar dan temperatur. Beberapa studi telah dilakukan di daerah-daerah perkotaan untuk mengetahui hubungan pemaparan pencemaran terhadap peng- karatan logam seperti terlihat pada gambar 3. Pada gambar 3 ditunjukkan pengaruh pemaparan SO2 terhadap kecepatan pengkaratan  logam, yang dilakukan di Tusla, Oklahoma.
Menurut Sudarman (2018) Salah satu upaya pelestarian lingkungan (mempertahankan keutuhan unsur lingkungan) yaitu meminimalkan pencemaran udara melalui pengendalian pencemaran emisi pada kendaraan bermotor. Udara diperlukan manusia setiap saat dalam kehidupannya. Untuk itu kualitas udara yang layak harus tersedia untuk mendukung terciptanya kesehatan masyarakat. Standard tentang batas-batas pencemaran udara secara kuantitatif diatur dalam baku mutu udara ambien dan batu mutu udara emisi. Baku mutu udara ambien mengatur batas kadar yang diperbolehkan zat atau bahan pencemar berada di udara namun tidak menimbulkan gangguan terhadap mahkluk hidup, tumbuh-tumbuhan dan atau benda.
Di samping baku mutu udara ambien, juga diatur batas kadar yang diijinkan bagi bahan pencemar yang dikeluarkan dari sumber pencemar ke udara (termasuk emisi yang dikeluarkan motor/mesin), sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien. Standar ini disebut baku mutu emisi. (Sudarman, 2018)


III.   HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pencemaran udara pemicunya sangat beragam, begitu pula dampak yang ditimbulkannya dan solusi yang harus ditempuh. Solusi pencemaran udara merupakn perpaduan antara solusi teknologi, hukum dan perundang-undangan serta perbahan kebiasaan manusia. (Hidayat dan Kholil, 2018)
Kendaraan bermotor terus-menerus membuang berbagai polutan ke udara, sehingga menimbulkan berbagi kritik, pemberitaan, pengamatan, kajian, seminar, dan sebagainya. Namun sebenarnya yang paling penting adalah menerapkan solusi teknologi yang tepat untk mengurangi kualitas investasi besar, seperti mengurangi emisi gas dari knalpot kendraan bermotor.

Pembahasan
Untuk mencapai tujuan dari kualitas udara yang baik, maka perlu adanya bimbingan dan arahan yang baik kepada setiap masyarakat terutama dalam menggunakan kendaraan bermotor. Hal ini dapat dilakukan dengan melau memperhatikan keberadaan energy terbarukan, dengan menggunakan sumber yang tidak menghasilkan polutan seperti panel surya, turbin agina, dan sebaginya. Teknologi yang bersih merupakan solusi pencemaran udara yang ampuh.
Untuk mengurangi dampak negatif lebih jauh dari kerusakan lingkungan perlu dilakukan berbagai upaya, yang dimulai dari lingkungan di sekitar kita. Salah satu langkah konkret yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran untuk melakukan pola hidup berwawasan konservasi (pelestarian lingkungan).
Kesadaran merupakn hal penting dalam menjaga lingkungan hidup, tanpa adanya kesadaran maka segala rencana tentang pemeliharaan lingkungan hidup tidak akan tercapai. Inti dari lingkungan yang bersih yaitu berasal dari pola hidup masyarakat itu sendiri. Dengan adanya kesadaran dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup maka masyarakat dapat merasakan keuntungannya sendiri, seperti tidak terjangkit penyatkit tertentu, lingkungan tempat menjadi terasa lebih nyaman serta tanpa sadar ikut serta dalam mencegah terjadinya pemanasan global (global warming).

IV.          KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pencemaran udara merupakan faktor besar yang mengakibatkan terjadinya pemanasan global. Emisi gas dari kendaraan bermotor sangat mendukung semakin besarnya efek pemanasan global. Disamping menjadi pemicu timbulnya pemansan global, pencemaran juga berefek negatif terhadap lingkungan hidup manusia, hewan, maupun tumbuhan. Melalui udara yang tercemar, manusia dapat memeperoleh beragam penyakit yang mematikan, begitu pula dengan hewan dan tumbuhan yang tidak lagi bisa mendapatkan udara bersih.

Saran
Sebaiknya kita harus bisa memperhatikan pola hidup kita sebagia manusia. Kita harus dapat mempertimbangakan segala kegiatan yang kita lakukan apakah kegiatan tersebut dapat merusk lingkungan kita atu tidak. Hal kecil yang dapat kita lakukan ialah dengan  mengurangi menggunakan
kendaraan bermotor yang menghasilkan gas polutan beracun, serta memberikan saran dan informasi dan sesama untuk dapat memelihara lingkungan hidup. Dengan hal kecil tersebut kita dapat menyelamat beribu jiwa dimuka bumi ini.


DAFTAR PUSTAKA

Budiyono, Afif. 2001. Dampak Pencemaran Udara Pada Lingkungan. Pencemaran udara dalam
(diakses pada tanggal 30 Agustus 2019) 

Hidayat, Atep Afia dan M.Kholil. 2018. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Penerbit WR. Yogyakarta

Hidayat, Atep Afia dan M.Kholil. 2018. Manajemen Lingkungan. Penerbit Wahana Resolusi Yogyakarta

Kurniawati, Irma D, dkk. 2017. Indikator Pencemaran Udara Berdasarkan Jumlah Kendaraan dan Kondisi Iklim. Penerbit J. Kesehat. Masy. Indonesia. 12(2) dalam 
(Diakses pada tanggal 30 Agustus 2019)

Sudarman, Danang D.S., Karnowo, Febrian. 2018 . Minimalisasi Pencemaran Udara Melalui Penyetelan Perangkat Pembakaran Motor Sesuai Dengan Baku Mutu Emisi. Rekayasa Vol.16 No.2 dalam
(Diakses pada tanggal 30 Agustus 2019)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.