PEMANASAN GLOBAL
DAN GANGGUAN LINGKUNGAN HIDUP SEBAGAI HASIL DARI PENCEMARAN UDARA OLEH
KENDARAAN BERMOTOR
Rena
Yoliyati Waruhu
Mata Kuliah Kimia dan Pengetahuan
Lingkungan Industri
Fakultas Teknik Industri, Universitas
Mercu Buana
Email: renawaruwu@gmail.com
WHO
menyatakan bahwa pencemaran udara merupakan risiko gangguan kesehatan terbesar
di dunia diperkirakan data tahun 2016 sekitar 6,5 juta orang meninggal tiap
tahun akibat paparan polusi udara. Salah satu penyebab pencemaran udara adalah
meningkatnya jumlah kendaraan di Indonesia. kendaraan yang menghasilkan
emisi gas buang kendaraan adalah CO dapat menjadi salah satu penyebab gas rumah
kaca yang berpengaruh terhadap naiknya suhu udara dan kelembaban udara di bumi.
Adanya fenomena pemanasan global (global warming) dengan segala dampak
yang ditimbulkannya benar-benar dirasakan oleh umat manusia.
Kata kunci:
Pencemarajn udara, kendaraan bermotor, pemanasan global
Abstract
WHO states that air pollution is the risk of the
biggest health problems in the world estimated in 2016 data of about 6.5
million people die each year due to exposure to air pollution. One of the
causes of air pollution is the increasing number of vehicles in Indonesia.
vehicles that produce vehicle exhaust emissions are CO can be one of the causes
of greenhouse gases that affect the increase in air temperature and humidity in
the earth. The phenomenon of global warming (global warming) with all its effects
is really felt by humanity.
Keywords: Air pollution, motor vehicles, global
warming
I.
PENDAHULUAN
Udara merujuk
kepada campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara tidak tempak mata,
tidak berbau, dan tidak ada rasanya. Kehadiran udara dapat dilihat dari
datangnya angin yang menggerakkan benda. Udara termasuk salah satu jenis sumber
daya alam karena memliki banyak fungsi bagi mahluk hidup.
Pencemaran Udara
adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di
atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan
tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran
udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia.
Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau
polusi cahya yang dianggap sebagi polusi udara. Sifat alami udara dapat
mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung, lokal, regional,
maupun global.
Menurut WHO
menyatakan bahwa pencemaran udara merupakan risiko gangguan kesehatan terbesar
di dunia diperkirakan data tahun 2016 sekitar 6,5 juta orang meninggal tiap
tahun akibat paparan polusi udara. Pencemaran
udara di Indonesia mengakibatkan 16.000 kematian setiap tahunnya, 1 dari 10
orang menderita infeksi saluran pernapasan atas dan 1 dari 10 anak menderita
asma.
Berdasarkan
Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara
ditetapkan kadar dari pencemaran udara. Baku mutu udara nasional karbon
monoksida (CO) adalah 15.000 𝜇g/Nm3,
sulfur dioksida (SO2) adalah 632 𝜇g/Nm3,
dan nirogen dioksida (NO2) adalah 316 𝜇g/Nm3.6Pencemaran
udara dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor
iklim. Kondisi ini suhu udara yang tinggi akan menyebabkan bahan pencemar dalam
udara berbentuk partikel menjadi kering dan ringan sehingga bertahan lebih lama
di udara.
Menurut Budiyono
(2001) Pertumbuhan aktivitas ekonomi
dan urbanisasi yang cukup tinggi baik diperkotaan dan subperkotaan berpo-
tensi besar dalam peningkatan peng- gunaan konsumsi
energi, seperti pada kebutuhan bahan
bakar guna pembang- kit tenaga listrik,
tungku-tungku indus- tri
dan transportasi. Pembakaran bahan bakar ini
merupakan sumber-sumber pencemar utama yang dilepaskan ke udara, seperti
COx, NOx, SOx, SPM (suspended
particulate matter), Ox dan berbagai logam berat.
Menurut
Kurniawati , dkk (2017) menyatakan bahwa Sumber pencemaran udara
disebabkan oleh bertambahnya aktifitas manusia yang menghasilkan polutan, salah
satunya adalah penggunaan kendaraan yang menghasilkan emisi gas buang kendaraan
adalah CO. Tingginya tingkat konsentrasi
karbon monoksida (CO) dapat menjadi salah satu penyebab gas rumah kaca yang
berpengaruh terhadap naiknya suhu udara dan kelembaban udara di bumi.
Menurut Manik
(2007) di dalam Kurniawati, dkk (2017) permasalahan lingkungan disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain: peristiwa alam, pertumbuhan penduduk yang begitu
pesat, pemanfaatkan sumber daya alam yang berlebihan, industrialisasi, dan
transportasi. Meningkatnya industrialisasi dengan dampak polusi udara, utamanya
karena pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna (mendukung terjadinya
pemanasan global) serta kegiatan lain yang merusak lingkungan misalnya
pembalakan liar, pembakaran hutan (mendukung terjadinya pemanasan global. Di
samping pencemaran udara, industrialisasi juga meningkatkan penggunaan bahan
–bahan kimia di mana bahan kimia tersebut serta limbahnya dapat merusak
lingkungan (Ginting, 2007). Misalnya penggunaan CFC (Chloro Fluoro
Carbons/gas freon ) dalam sistem pendingin dapat merusak lapisan ozon.
Untuk mengurangi
dampak negatif lebih jauh dari kerusakan lingkungan perlu dilakukan berbagai
upaya, yang dimulai dari lingkungan di sekitar kita. Salah satu langkah konkret
yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran untuk melakukan pola
hidup berwawasan konservasi (pelestarian lingkungan).
II.
PERMASALAHAN
Menurut Hidayat dan Kholil (2018), mengungkapkan
bahwa kini sudah ratusan juta orang memanfaatkan gas CFC, berarti seluruhnya
memberikan andil dalam proses pembocoran lapisan ozon. Akibat meningkatnya
kadar gas dan debu di atmosfer, selain berpengaruh lapisan lansung terhadap lapisan ozon, juga
menyebabkan terjadinya pemanasan global (global
warming).
Menurut Sudarman, dkk (2018) menyatakan bahwa Adanya
fenomena pemanasan global (global warming) dengan segala dampak yang
ditimbulkannya benar-benar dirasakan oleh umat manusia. Beberapa dampak yang
ditimbulkan oleh pemanasan global antara lain: 1) Mencairnya es di kutub Utara
dan Kutub Selatan yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut; 2) Naiknya
permukaan air laut berakibat pada tenggelamnya daerah pesisir, rob dan
tenggelamnya pulau-pulau kecil; 3) Pergeseran musim atau musim yang tidak
menentu dan sulit diprediksi; 4) Terjadinya krisis pangan akibat gagal panen
dan krisis air bersih; 5) Meluasnya penyebaran penyakit tropis (malaria, demam
berdarah, diare); 6) Hilangnya jutaan spesies flora dan fauna akibat tidak
dapat beradaptasi dengan perubahan suhu bumi.
Pencemaran udara menimbulkan dampak negatif bagi
kesehatan manusia dan juga memperburuk kondisi planet bumi. Pencemaran udara
yang diakibatkan oleh kendaraan knalpot yang menghasilkan asap akan
mengakibatkan orang sekitar tidak nyaman dan menganggu mekanisme kesehatan
pernapasan. Asap jelaga dari knalpot tersebut dapat mengakibatkan efek samping
jangka panjang yang banyak tidak disadari oleh orang-orang sekitar.
Pencemaran udara juga mengakibtakan kerusakan
lingkungan hidup seperti rusaknya pertumbuhan tanaman yang berada dekat dengan
sumber polutan, jarak pandang manusia menjadi lebih sedikit, terjadinya hujan
asam, efek rumah kaca yang semkain marak dan lainnya.
Menurut Budiyono (2001) Dampak buruk polusi udara
bagi kesehatan manusia tidak dapat diban- tah
lagi, baik polusi udara yang terjadi di alam bebas (Outdoor air polution) ataupun yang terjadi
di dalam ruangan (Indoor air
polution), polusi yang terjadi
di luar ruangan terjadi karena bahan pencemar yang berasal
dari industri, transportasi,
sementara polusi yang terjadi di dalam ruangan dapat
berasal dari asap rokok, dan gangguan
sirku-lasi udara.
Ada tiga cara masuknya
bahan pencemar udara kedalam tubuh
manusia, yaitu melalui inhalasi, ingestasi, dan
penetrasi kulit. Inhalasi
adalah masuknya bahan pencemar udara
ke tubuh manusia melalui
sistem pernarfasan. Bahan
pencemar ini dapat mengakibat
kan gangguan pada paru-paru dan
saluran pernafasan, selain itu bahan
pencemar ini kemudian masuk
dalam peredaran darah dan menimbulkan
akibat pada alat tubuh lain.
Dampak negatif zat-zat pence- mar udara terhadap fauna (hewan) tidak berbeda jauh dengan dampak-dampak lain seperti terhadap manusia dan tumbuhan. Dampak terhadap hewan dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung, secara langsung terjadi bila ada interaksi melalui sistem pernafasan srbagaimana terjadi pada manusia. dampak tidak langsung terjadi melalui suatu perantara, baik tumbuhan atau perairan yang berfungsi sebagai bahan makanan hewan. Terjadinya emisi zat- zat pencemar ke atmosfer (udara) seperti partikulat, NOx, SO2, HF dan Iain-Iain yang kemudian berinteraksi dengan tumbuhan dan perairan baik melalui proses pengendapan atau pun penem- pelan, akan berpengaruh langsung terhadap vegetasi dan biota perairan hingga dapat menjalar pada hewan- hewan melalui rantai makanan yang telah terkontaminasi zat pencemar tersebut. (Budiyono, 2001)
Dampak negatif zat-zat pence- mar udara terhadap fauna (hewan) tidak berbeda jauh dengan dampak-dampak lain seperti terhadap manusia dan tumbuhan. Dampak terhadap hewan dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung, secara langsung terjadi bila ada interaksi melalui sistem pernafasan srbagaimana terjadi pada manusia. dampak tidak langsung terjadi melalui suatu perantara, baik tumbuhan atau perairan yang berfungsi sebagai bahan makanan hewan. Terjadinya emisi zat- zat pencemar ke atmosfer (udara) seperti partikulat, NOx, SO2, HF dan Iain-Iain yang kemudian berinteraksi dengan tumbuhan dan perairan baik melalui proses pengendapan atau pun penem- pelan, akan berpengaruh langsung terhadap vegetasi dan biota perairan hingga dapat menjalar pada hewan- hewan melalui rantai makanan yang telah terkontaminasi zat pencemar tersebut. (Budiyono, 2001)
Dampak pencemaran udara
terhadap material, yaitu
bangunan- bangunan, logam,
batuan, kulit dan
Iain-lain dapat digambarkan
sebagai dampak pecemaran
udara terhadap lingkungan alam sekeliling, timbulnya karat pada permukaan logam, yang
menyebabkan terlepas
dan hilangnya material dari
permukaan serta berubah-
nya kemampuan elektris logam merupa-
kan contoh pengaruh
pencemaran udara yang
cukup
penting. Terdapat
tiga faktor yang mempengaruhi kecepatan perkaratan
(corrotion) pada logam, yaitu
kelembaban, tipe/jenis pencemar dan temperatur. Beberapa
studi telah dilakukan di
daerah-daerah perkotaan untuk
mengetahui hubungan pemaparan
pencemaran terhadap peng-
karatan logam seperti terlihat pada
gambar 3. Pada gambar 3 ditunjukkan
pengaruh pemaparan SO2
terhadap kecepatan pengkaratan logam,
yang dilakukan di Tusla, Oklahoma.
Menurut Sudarman (2018) Salah satu upaya pelestarian
lingkungan (mempertahankan keutuhan unsur lingkungan) yaitu meminimalkan
pencemaran udara melalui pengendalian pencemaran emisi pada kendaraan bermotor.
Udara diperlukan manusia setiap saat dalam kehidupannya. Untuk itu kualitas
udara yang layak harus tersedia untuk mendukung terciptanya kesehatan
masyarakat. Standard tentang batas-batas pencemaran udara secara kuantitatif
diatur dalam baku mutu udara ambien dan batu mutu udara emisi. Baku mutu udara
ambien mengatur batas kadar yang diperbolehkan zat atau bahan pencemar berada
di udara namun tidak menimbulkan gangguan terhadap mahkluk hidup,
tumbuh-tumbuhan dan atau benda.
Di samping baku mutu
udara ambien, juga diatur batas kadar yang diijinkan bagi bahan pencemar yang
dikeluarkan dari sumber pencemar ke udara (termasuk emisi yang dikeluarkan
motor/mesin), sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien.
Standar ini disebut baku mutu emisi. (Sudarman, 2018)
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pencemaran udara pemicunya sangat beragam, begitu
pula dampak yang ditimbulkannya dan solusi yang harus ditempuh. Solusi pencemaran
udara merupakn perpaduan antara solusi teknologi, hukum dan perundang-undangan
serta perbahan kebiasaan manusia. (Hidayat dan Kholil, 2018)
Kendaraan bermotor terus-menerus membuang berbagai
polutan ke udara, sehingga menimbulkan berbagi kritik, pemberitaan, pengamatan,
kajian, seminar, dan sebagainya. Namun sebenarnya yang paling penting adalah
menerapkan solusi teknologi yang tepat untk mengurangi kualitas investasi
besar, seperti mengurangi emisi gas dari knalpot kendraan bermotor.
Pembahasan
Untuk mencapai tujuan dari kualitas udara yang baik,
maka perlu adanya bimbingan dan arahan yang baik kepada setiap masyarakat
terutama dalam menggunakan kendaraan bermotor. Hal ini dapat dilakukan dengan
melau memperhatikan keberadaan energy terbarukan, dengan menggunakan sumber
yang tidak menghasilkan polutan seperti panel surya, turbin agina, dan
sebaginya. Teknologi yang bersih merupakan solusi pencemaran udara yang ampuh.
Untuk mengurangi
dampak negatif lebih jauh dari kerusakan lingkungan perlu dilakukan berbagai
upaya, yang dimulai dari lingkungan di sekitar kita. Salah satu langkah konkret
yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran untuk melakukan pola
hidup berwawasan konservasi (pelestarian lingkungan).
Kesadaran
merupakn hal penting dalam menjaga lingkungan hidup, tanpa adanya kesadaran
maka segala rencana tentang pemeliharaan lingkungan hidup tidak akan tercapai.
Inti dari lingkungan yang bersih yaitu berasal dari pola hidup masyarakat itu
sendiri. Dengan adanya kesadaran dalam menjaga dan melestarikan lingkungan
hidup maka masyarakat dapat merasakan keuntungannya sendiri, seperti tidak
terjangkit penyatkit tertentu, lingkungan tempat menjadi terasa lebih nyaman
serta tanpa sadar ikut serta dalam mencegah terjadinya pemanasan global (global warming).
IV.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Pencemaran udara merupakan faktor besar yang
mengakibatkan terjadinya pemanasan global. Emisi gas dari kendaraan bermotor
sangat mendukung semakin besarnya efek pemanasan global. Disamping menjadi
pemicu timbulnya pemansan global, pencemaran juga berefek negatif terhadap
lingkungan hidup manusia, hewan, maupun tumbuhan. Melalui udara yang tercemar,
manusia dapat memeperoleh beragam penyakit yang mematikan, begitu pula dengan hewan
dan tumbuhan yang tidak lagi bisa mendapatkan udara bersih.
Saran
Sebaiknya kita harus bisa memperhatikan pola hidup
kita sebagia manusia. Kita harus dapat mempertimbangakan segala kegiatan yang
kita lakukan apakah kegiatan tersebut dapat merusk lingkungan kita atu tidak.
Hal kecil yang dapat kita lakukan ialah dengan
mengurangi menggunakan
kendaraan bermotor yang menghasilkan gas polutan
beracun, serta memberikan saran dan informasi dan sesama untuk dapat memelihara
lingkungan hidup. Dengan hal kecil tersebut kita dapat menyelamat beribu jiwa
dimuka bumi ini.
DAFTAR
PUSTAKA
(diakses pada tanggal 30 Agustus 2019)
Hidayat, Atep Afia dan
M.Kholil. 2018. Kimia dan Pengetahuan
Lingkungan Industri. Penerbit WR. Yogyakarta
Hidayat, Atep Afia dan
M.Kholil. 2018. Manajemen Lingkungan. Penerbit
Wahana Resolusi Yogyakarta
Kurniawati, Irma D,
dkk. 2017. Indikator Pencemaran Udara
Berdasarkan Jumlah Kendaraan dan Kondisi Iklim. Penerbit J. Kesehat. Masy.
Indonesia. 12(2) dalam
(Diakses pada tanggal 30 Agustus 2019)
(Diakses pada tanggal 30 Agustus 2019)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.