Dendi Anggara Putra
(41618110041)
Mahasiswa Teknik Industri
Semester 2
Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta
(Tugas Mata Kuliah Kimia dan Pengetahuan Lingkungan
Industri)
ABSTRAK
Air adalah
sumber kehidupan manusia di planet ini, bisa kita banyangkan bahwa ternyata tubuh
manusia mengandung sekitar 60 – 70 persen air dari berat tubuh. Dengan
kandungan tersebut tentu kita butuh asupan air yang memadai setiap hari nya
untuk mendukung aktifitas kita sehari – hari. Belum lagi berbagai kebutuhan
diluar asupan untuk tubuh seperti mandi, mencuci, memasak dan lain sebagai nya.
Dan tentu saja dengan segala kebutuhan tersebut tentulah air yang kita butuhkan
adalah air bersih baik untuk kebutuhan pendukung apalagi kebutuhan khusus bagi
tubuh kita. Bisa dibayangkan jika untuk mandi dan mencuci saja jika kita
menggunakan air yang tercemar akan menimbulkan penyakitpada tubuh luar, apalagi
jika untuk dikonsumsi. Dan ironisnya, justru air yg tercemar dilingkungan kita
juga salah satu penyebabnya adalah aktifitas kebutuhan rumah tangga kita sehari
– hari tersebut. Karena dalam penggunaan air pada rumah tangga seperti mandi
dan mencuci umum nya masyarakat kita menggunakan cairan yang mengandung bahan –
bahan kimia ( sabun dan detergen) yang mana zat kimia tersebut mencemari air
dan ekosistem didalam nya.
Kata kunci :
kebutuhan air, pencemaran air, limbah rumah tangga, zat kimia.
I.
PENDAHULUAN
Pencemaran air adalah
peristiwa masuknya zat, energy, unsur atau komponen lainya kedalam air sehingga
kualitas air terganggu yang ditandai dengan perubahan warna, bau dan rasa.
(Junaidi dan Hasana, 2014 dalam Febriawati, 2012). Dari pengertian sederhana ini
kita dapat membayangkan bagaimana kontribusi kita sendiri dalam mencemari air.
Dengan mandi saja sudah berapa banyak zat kimia yang berpotensi mencemari air
kita sumbangkan.
Tanpa kita sadari
bahwa, limbah adalah buangan tidak diinginkan karena tidak mengandung nilai
ekonomis yang dihasilkan dari suatu proses produksi bai itu industry maupun
rumah tangga . limbah yang dihasilkan dari kegiatan tersebut diatas memberikan
dampak negative seperti timbulnya pencemaran pada air sehingga berpengaruh pulah
terhadap kesehatan manusia. (Subekti, 2009). Dan pada akhirnya pun dampak
negative tersebut akan menghampiri kita dengan semakin banyak nya limbah yang
kita buat seiring sejalan dengan pencemaran air yang semakin meluas pula. Hal
ini semakin diperburuk dengan belum ditemukan nya teknologi yang ekonomis dan
efisien dalam pengelolaan limbah untuk kembali seperti air yang belum tercemar
sebelum nya. Sehingga kajian – kajian yang ada masih dititik beratkan pada
kesadaran kita dalam mengkonsumsi air.
Dalam PP No. 20/1990
tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau
dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air
oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya”
(Pasal 1, angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai
makna pokoknya menjadi 3 (tiga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab
atau pelaku dan aspek akibat (Warlina, 2004 dalam Setiawan, 2001). Dengan
demikian, jika dititik beratkan pada kondisi yang terjadi saat ini. Maka, aspek
penyebab atau pelaku lah yang menjadi sorotan utama dalam temuan kita terhadap
semakin meluas nya pencemaran air akibat dari aktifitas manusia itu sendiri.
Kita tidak mencoba membahas lebih jauh atau lebih luas. Dalam tulisan ini hanya
akan mengkhususkan pada aspek penyebab nya dalam lingkup kegiatan rumah tangga
saja.
II.
PERMASALAHAN
Dalam menjalani
kehidupan ini, untuk satu orang manusia saja bisa kita ukur berapa liter
penggunaan air baik untuk dikonsumsi langsung ke tubuh atau dipergunakan untuk,
cuci tangan, cuci muka, cuci kaki, mandi, buang air besar (Tinja), mencuci
pakaian dan lain sebagai nya. Masih banyak kegiatan – kegiatan lain dengan media
air yang tentu saja tidak dapat kita jabarkan satu persatu. Dengan gambaran
penggunaan air tersebut, juga dapat kita bayangkan berapa liter pula dalam
setiap kegiatan tersebut dari air yang digunakan menjadi air limbah.
Menurut Lembaga Kajian
Ekologi dan Konservasi Lahan Basah, limbah domestik terbagi dalam dua kategori
yaitu pertama, air limbah domestik yang
berasal dari air cucian seperti sabun, deterjen, minyak dan pestisida. Kedua
adalah air limbah yang berasal dari kakus seperti sabun, shampo, tinja dan air
seni (Yudo, 2010 dalam Fakhrizal, 2004). Jadi, pemersalahan pencemaran air
domistik (lingkungan sekitar) adalah murni sebagai tanggung jawab individu
dalam memanfaatkan air tersebut. Perlunya kebijaksanaan setiap orang yang
menggunakan air demi kepentingan jangka panjang yang lebih besar.
III.
PEMBAHASAN
Dengan mengetahui akar
permasalahan di atas, kita diharapkan untuk lebih memperhatikan cara kita
memanfaatkan air tersebut melalui penggunaan – penggunaan bahan – bahan yang
secara signifikan mencemari kualitas air dilingkungan kita. Menurut Warlina (2004), Saat ini hampir 10
juta zat kimia telah dikenal manusia, dan hampir 100.000 zat kimia telah
digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa zat kimia tersebut dibuang ke badan
air atau air tanah. Sebagai contoh adalah pestisida yang biasa digunakan di
pertanian, industri atau rumah tangga, detergen yang biasa digunakan di rumah
tangga atau PCBs yang biasa digunakan pada alat-alat elektronik.
Kehidupan keseharian kita sangat berdampak
sekali terhadap pencemaran air itu sendiri. Untuk lebih memperluas pengetahuan
kita secara spesifik terhadap tercemarnya air akibat aktifitas rumah tangga, ada
baiknya kita mengenal bahan - bahan
penyebab pencemaran itu sendiri.
Menurut Yudo (2010),
umumnya ada lima bahan yang mengandung pencemaran air diantaranya BOD-COD,
ammonia, fosfat, detergen dan tinja. Berikut penjelasan singkat nya :
a. BOD (Biochemical Oxygen Demand)
BOD adalah jumlah
oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh bakteri pengurai untukmenguraikan bahan
pencemar organik dalam air. Makin besar konsentrasi BOD suatu perairan,
menunjukkan konsentrasi bahan organik di dalam air yang juga tinggi.
b. COD (Chemical Oxygen Demand)
COD adalah banyaknya
oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimia.
Pengukuran COD dilakukan, karena dalam bahan organik sering ditemukan
bahan-bahan yang tidak dapat terurai secara biologis dan hanya dapat diuraikan
secara kimiawi. Secara umum, angka BOD yang tinggi, mengindikasikan semakin
besar tingkat pencemaran yang terjadi.
c. Amonia (NH3)
Amonia itu termasuk gas alkalin yang tidak
berwarna, lebih ringan dari udara dan punya aroma khas yang menyengat. Biasanya
senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas. Amonia sendiri
adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. Kontak dengan gas amonia
berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan
kematian.
d. Fosfat
Fosfat terdapat dalam jumlah yang
signifikan pada efluen pengolahan air buangan domestic. Fosfat yang terdapat
bebas di alam, terutama di air, dominan berada di dalam bentuk senyawa PO4-3
(phosphate). Komposisi dari input fosfat terdiri dari industri 7,3%, derivasi
deterjen 40%, buangan manusia 44% dan pembersih rumah 6,7%. Hal ini menunjukkan
bagaimana berbagai aktivitas masyarakat di era modern dan semakin besarnya
jumlah populasi manusia menjadi penyumbang yang sangat besar bagi lepasnya
fosfat ke lingkungan air.
e. Deterjen
Deterjen sangat berbahaya bagi lingkungan
karena dari beberapa kajian menyebutkan bahwa deterjen memiliki kemampuan untuk
melarutkan bahan bersifat karsinogen, misalnya Benzonpyrene, selain gangguan
terhadap masalah kesehatan, kandungan deterjen dalam air minum akan menimbulkan
bau dan rasa tidak enak. Deterjen umumnya tersusun atas lima jenis bahan
penyusun. Antara lain :
1. Surfaktan yang merupakan senyawa Alkyl
Bensen Sulfonat (ABS) yang berfungsi untuk mengangkat kotoran pakaian. ABS
memiliki sifat tahan terhadap penguraian oleh mikroorganisme (nonbiodegradab).
2. Senyawa fosfat, (bahan pengisi) yang
mencegah menempelnya kembali kotoran pada bahan yang sedang dicuci. Senyawa
fosfat digunakan oleh semua merk deterjen memberikan andil yang cukup besar
terhadap terjadinya proses eutrofikasi yang menyebabkan Booming Alga
(meledaknya populasi tanaman air)
3. Pemutih dan pewangi (bahan pembantu)
zat pemutih umumnya terdiri dari zat natrium karbonat. Menurut hasil riset
organisasi konsumen Malaysia (CAP), pemutih dapat menimbulkan kanker pada
manusia. sedangkan untuk pewangi lebih banyak merugikan konsumen karena bahan
ini membuat makin tingginya biaya produksi, sehingga harga jual produk semakin
mahal. Padahal zat pewangi tidak ada kaitannya dengan kemampuan mencuci.
4. Bahan penimbul busa yang sebenarnya
tidak diperlukan dalam proses pencucian dan tidak ada hubungan antara daya
bersih dengan busa yang melimpah. 5. Fluorescent, berguna untuk membuat pakaian
lebih cemerlang.
f.
Tinja
Tinja merupakan bagian yang paling
berbahaya dari limbah domestik adalah mikroorganisme patogen yang terkandung
dalam tinja, karena dapat menularkan beragam penyakit bila masuk tubuh manusia
dalam 1 gram tinja mengandung 1 milyar partikel virus infektif, yang mampu
bertahan hidup selama beberapa minggu pada suhu dibawah 10 derajat Celcius.
Terdapat 4 mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja yaitu : virus,
Protozoa, cacing dan bakteri yang umumnya diwakili oleh jenis Escherichia coli
(E-coli). Menurut catatan Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa air
limbah domestik yang belum diolah memiliki kandungan virus sebesar 100.000
partikel virus infektif setiap liternya, lebih dari 120 jenis virus patogen
yang terkandung dalam air seni dan tinja. Sebagian besar virus patogen ini
tidak memberikan gejala yang jelas sehingga sulit dilacak penyebabnya. Saat ini
E-coli adalah mikroorganisme yang mengancam badan air sungai. Bakteri penghuni
usus manusia dan hewan berdarah panas ini telah mengkontaminasi badan air
sungai, setelah tinja memasuki badan air, E-coli akan mengkontaminasi perairan,
bahkan pada kondisi tertentu E-coli dapat mengalahkan mekanisme pertahanan
tubuh dan dapat tinggal di dalam pelvix ginjal dan hati.
Dengan
penjelasan diatas, diharapakan dapat menambah pengetahuan kita terhadap salah
satu dari berbagai penyebab pencemaran air dilingkungan kita sendiri. Tentu
saja akan sulit bila kita melihat dari penggunaan tersebut di lingkungan
perkotaan. Namun, bagi daerah –daerah yang penggunaan bahan – bahan tersebut
masih belum signifikan, semoga pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin. Menurut
Hidayat dan Kholil (2018), pencemaran air sebenarnya dapat dikendalikan. Namun
perlu partisipasi aktif semua warga planet bumi, tanpa terkecuali. Hal ini
karena sumberdaya air adalah satu kesatuan, tidak mengenal wilayah atau batas
kepemilikan.
Dengan demikian, pembahasan pada artikel ilmiah ini menitik
beratkan pada subtansi kegiatan rumah tangga yang mana dalam kegiatan dengan
menggunakan media air sebagian besar nya menggunakan bahan – bahan yang dapat
mencemari air tersebut. Adalah tanggung jawab setiap individu untuk lebih
memperhatian setiap bahan yang digunakan dan seperti apa dampak nya pada air
dilingkungan kita.
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
Seyogianya, pencemaran air haruslah menjadi perhatian kita
semua. Bukan untuk orang lain, akan tetapi lebih kepada diri kita sendiri.
Kesadaran kita terhadap penggunaan air dalam aktifitas keseharian bertuajuan
untuk menjadikan kita lebih bijaksana dalam memanfaatkan sumber kehidupan
tersebut.
Sekecil apapun kontribusi kita terhadap keberlangsung sumber
air bersih di bumi ini, yakin lah suatu hari nanti akan terasa. Mungkin bukan
kita yang merasakan langsung, akan tetapi anak cucu kita atau orang – orang yang
kita sayangi akan berterimkasih. Bijaklah dalam menggunakan air demi masa depan
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Atep Alfia dan M.Kholil. 2018. Kimia dan
Pengetahuan Lingkungan Industri. Penerbit WR. Yogyakarta
Yudo,
Satmoko. 2010. Kondisi Kualitas Air Sungai Ciliwung Di Wilayah Dki Jakarta ditinjaudari
parameter organik, Amoniak, Fosfat, Deterjen Dan Bakteri Coli. Dalam (http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JAI/article/view/2452/2063)
diakses pada tanggal 31 Agustus 2019.
Warlina,
Lina. 2004. Pencemaran Air : Sumber, Dampak dan Penanggulangan nya. Dalam (http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/08234/lina_warlina.pdf)
diakses pada tanggal 31 Agustus 2019.
Junaidi,
AF dan Uun Ayyil Hasanah. 2014. Penyuluhan Tentang Penanganan Limbah Rumah
Tangga. Dalam (http://jurnal.uii.ac.id/ajie/article/download/7816/6797)
diakses pada tanggal 31 Agustus 2019.
Subekti,
Sri. 2009. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga. Dalam (https://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/view/140/137)
diakses pada tanggal 31 Agustus 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.