EFEK PENCERAMARAN UDARA BAGI EKOSISTEM DAN CARA PENGELOLAANNYA
Nisrina Zahra Elfani , [Ir. Atep Afia Hidayat, MP]
Program Studi Teknik Industri Universitas Mercubuana
NIM : 41618110058 ( @L11-Nisrina )
Abstrak
Pencemaran udara adalah masuknya zat , energi , dan komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia , sehingga mutu udara turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan dan mempengaruhi ekosistem seperti kesehatan manusia , flora , fauna dan material . Gas pencemar udara dapat bersumber dari alam seperti letusan gunung berapi dan kebakaran hutan dan dari hasil kegiatan manusia sepeti penggunaan moda transportasi , pembakaran sampah dan kegiatan industry yang semakin hari semakin bertambah seiring bertambahnya penduduk dan meningkatnya terapan teknologi sebagai tuntutan hidup yang lebih baik dan sejahtera. Untuk mecegah makin buruknya kualitas udara yang kita hirup dan generasi di masa yang akan datang tetap dapat menghirup udara dengan kualitas yang baik dapat dilakukan pengelolaan- pengelolan terhadap unsur kimia berbahaya pencemaran udara .
Kata kunci: pencemaran udara , pengelolaan , dampak bagi ekosistem
I. PENDAHULUAN
Pencemaran udara sangat membahayakan bagi ekosistem . Pencemaran udara merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh banyak negara-negara saat ini. Tercemarnya udara yang menjadi sumber daya penting bagi makhluk hidup ini terjadi ketika pada udara yang biasa kita hirup tersebut ada banyak polutan berbahaya.
Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernafas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh khlorofil daun dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultra violet.
Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain gas-gas mulia, nitrogen oksida, methana, belerang dioksida, amonia, hidrokarbon dan gas rumah kaca yang sekarang ini menjadi perhatian besar dunia. ( Sugiarti , 2009 ) dan ( Atep Afia & Muhammad Kholil , 2018 )
Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain gas-gas mulia, nitrogen oksida, methana, belerang dioksida, amonia, hidrokarbon dan gas rumah kaca yang sekarang ini menjadi perhatian besar dunia. ( Sugiarti , 2009 ) dan ( Atep Afia & Muhammad Kholil , 2018 )
Apabila susunan udara mengalami perubahan dari susunan keadaan normal dan kemudian mengganggu ekosistem kita seperti kehidupan manusia, hewan dan binatang serta tumbuhan, maka berarti udara telah tercemar. Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini , khususnya dalam industri dan teknologi, serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita hirup di sekitar kita menjadi tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran. ( Atep Afia dan Muhammad Kholil , 2019 ) Mengatakan secara umum penyebab pencemar udara ada dua macam, yaitu: karena faktor internal (secara alamiah) seperti: debu yang beterbangan akibat tiupan angin, abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berikut gas-gas vulkanik dan proses pembusukan sampah organik dan lain-lain. Juga karena faktor eksternal (karena ulah manusia) seperti: hasil pembakaran bahan bakar fosil, debu/serbuk dari kagiatan industri dan pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.
Dengan semakin memburuknya kualitas udara yang terjadi akibat aktivitas-aktivitas seperti yang sudah saya jabarkan di atas perlu adanya pengelolaan terhadap unsur-unsur atau jenis-jenis pencemaran udara .
II. PERMASALAHAN
Apa efek yang terjadi akibat adanya pencemaran udara dan bagaimana cara pengelolaannya .
III. PEMBAHASAN
3.1 Sumber atau Penyebab Pencemaran Udara
Menurut Sugiarti, 2009 secara umum terdapat 2 sumber pencemaran udara yaitu pencemaran akibat sumber alamiah (natural sources), seperti letusan gunung berapi, dan yang berasal dari kegiatan manusia (antropogenic sources), seperti yang berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan lain-lain. Di Indonesia sekarang ini kurang lebih 70% pencemaran udara di sebabkan emisi kendaraan bermotor yang mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak negative, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan, seperti timbal/timah hitam (Pb) Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100% timbal. Pencemaran udara dapat terjadi dimana- mana, misalnya di dalam rumah, sekolah, dan kantor. Pencemaran ini sering disebut pencemaran dalam ruangan (indoor pollution). Sementara itu pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan, dan proses alami oleh makhluk hidup.
Menurut Wardhana, 1984 di dunia dikenal zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan manusia berupa gas buangan hasil pembakaran bahan bakar fosil dan industri. Perkiraan poersentase komponen pencemar udara utama di Indonesia khususnya transportasi dan industri yaitu :
· Karbon monoksida (CO) 70,50%
· Oksida. Sulfur (SOx) 0,9%
· Nitrogen Oksida(NOx) 8,9%
· Partikulat sebesar 1,33%
· Hidrokarbon (HC) 18,34%
· Gas rumah Kaca (CH4, CO2 dan N2O), tersebar dalam nilai persentase sumber utama.
3.2 Efek yang di sebabkan Pencemaran Udara
A. Dampak Bagi Kesehatan Manusia
Pencemaran udara sangat membahayakan kehidupan manusia , urgensinya ialah berkaitan dengan system pernafasan dan kualitas kesehatan manusia secara keseluruhan yang sangat membutuhkan oksigen . Zat - zat pencemaran udara yang dapat membahayakan bagi kesehatan mimiliki efek yang berbeda-beda . Gas Karbon Monoksida(CO) , menurut Sugiarti 2009 dan Atep Afia , 2019 asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara di Jakarta disebabkan karena benda bergerak atau transportasi umum yang berbahan bakar solar terutama berasal dari Metromini zat berbahay tersebut dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak. Gas Nitrogen Oksida(NOx) menurut (Schlesinger and William, 1991) bahwa kira-kira 90% dari emisi NOx adalah disebabkan proses thermal NOx, dan tercatat bahwa dengan penggunaan HFO (Heavy Fuel Oil), bahan bakar yang biasa digunakan di kapal, menyumbangkan emisi NOx sebesar 20- 30%. Nitrogen oksida yang ada di udara yang dihirup oleh manusia dapat menyebabkan kerusakan paru-paru.
SOx (SulfurOxide:SO2,SO3) Gas yang berbau tajam tapi tidak berwarna ini dapat menimbulkan serangan asma, gas ini pun jika bereaksi di atmosfir akan membentuk zat asam. Badan WHO PBB menyatakan bahwa pada tahun 1987 jumlah sulfur dioksida di udara telah mencapai ambang batas yang ditetapkan oleh WHO. HydroCarbon (HC) pada mesin, emisi Hidrokarbon (HC) terbentuk dari bermacam-macam sumber. Tidak terbakarnya bahan bakar secara sempurna, tidak terbakarnya minyak pelumas silinder adalah salah satu penyebab munculnya emisi HC. Gas ini dapat menyebabkan infeksi paru paru dan merangsang terbentuknya sel kanker . Partikulat Matter(PM) Partikel debu dalam emisi gas buang terdiri dari bermacam-macam komponen. Bukan hanya berbentuk padatan tapi juga berbentuk cairan yang mengendap dalam partikel debu menyebabkan penyakit saluran pernafasan .
Kemudian terdapat Gas Rumah Kaca (CH4, CO2, N2O) , Gas rumah kaca merupakan suatu istilah yang tepat digunakan pada gas-gas yang menyebabkan peningkatan suhu bumi. Gas-gas ini terdapat diudara membentuk suatu perisai yang membendung panas bumi yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia dan alam itu sendiri, tetapi panas bumi ini tidak dapat lepas ke udara hingga batas tertinggi sebab adanya gas-gas ini yang membendungnya sehingga panas bumi terperangkap dan terpantul kembali ke bumi sehingga bumi semakin tinggi suhunya , gas ini dapat meningkatkan emosional dan termpramental terhadap manusia .
B. Dampak Terhadap Kesehatan Flora
Menurut Afif Budiono, 2001 Tumbuh-tumbuhan memiliki reak- si yang besar dalam menerima pengaruh perubahan atau gangguan akibat polusi udara dan perubahan lingkungan. Hal ini terjadi karena banyak faktor yang berpengaruh, diantaranya spesies tana- man, umur, keseimbangan nutrisi, kondisi tanaman, temperatur, kelemba- ban dan penyinaran.
Beberapa contoh kerusakan yang terjadi pada gangguan nutrisonal dan gang- guan atraksional biologis adalah ter- jadinya penurunan tingkatan kandu- ngan enzym, gangguan pada respon fisiologis adalah perubahan pada sistem fotosintesa, sedang gangguan yang nampak secara visual adalah chlorosis(perusakan zat hijau daun/menguning), Flecking (daun bintik-bintik),Reduced crop yield (penurunan hasil panen).
C. Dampak Terhadap Kesehatan Fauna
Dampak negatif zat-zat pencemar udara terhadap fauna (hewan) tidak berbeda jauh dengan dampak-dampak lain seperti terhadap manusia dan tumbuhan. Dampak terhadap hewan dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung, secara langsung terjadi bila ada interaksi melalui sistem pernafasan sebagaimana terjadi pada manusia. dampak tidak langsung terjadi melalui suatu perantara, baik tumbuhan atau perairan yang berfungsi sebagai bahan makanan hewan. Sebagai contoh akan terkena gangguan syaraf , gangguan system pernafasan , iritasi dan kematian . ( Afif Budiono , 2001 )
D. Dampak Terhadap Material
Dampak pencemaran udara terhadap material, yaitu bangunan- bangunan, logam, batuan, kulit dan Iain-lain dapat digambarkan sebagai dampak pecemaran udara terhadap lingkungan alam sekeliling, timbulnya karat pada permukaan logam, yang menyebabkan terlepas dan hilangnya material dari permukaan serta berubah- nya kemampuan elektris logam merupa- kan contoh pengaruh pencemaran udara yang cukup penting. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kece- patan perkaratan (corrotion) pada logam, yaitu kelembaban, tipe/jenis pencemar dan temperatur. ( Afif Budiono , 2001 )
E. Dampak Tehadap Terjadinya Hujan Asam
Menurut Afif Budiono , 2001 pandangan bahwa masalah pen- cemaran udara semata-mata hanya merupakan masalah urban telah beru- bah sctclah terjadinya hujan asam dan pencemaran regional lainnya di bebe- rapa ncgara. Almosfer sebagai tempat pembuangan bahan sisa-sisa aktivitas manusia bertindak sebagai reaktor kimia yang kompleks yang akan meru- bah zat-zat pencemar begitu zat pence- mar tersebut berinteraksi dengan sub- stansi lain, scperti uap air dan sinar matahari. Pada kondisi tertentu, oksida sulfur dan oksida nitrogen dari hasil pembakaran bahan bakar fosil akan berubah secara kimiawi di atmosfer, menjadi asam sulfat dan asam nitrat. Adanya SO;i di udara dalam bentuk gas hanya mungkin jika konsentrasi uap air sangat rendah, jika uap air terdapat dalam jumlah cukup, SO dan uap air akan scgera bergabung membentuk droplet asam sulfat (H2SO4).
3.3 Pengelolaan Pencemaran Udara
A. Pengelolaan Polusi Udara oleh Gas Ozon
Menurut Iwan Setiawan Basri , 2010 Untuk mengantisipasi polusi udara akibat menipisnya lapisan ozon maka langkah-langkah yang dapat dilakukan dengan mengurangi atau meniadakan penggunaan Chlorofluorocarbon (CFC) pada produksi industri-industri, misalnya pada kemasan aerosol dan mesin pendingin sehingga diperlukan modifikasi mesin pengguna CFC dari alat-alat tersebut.
B. Pengelolaan Pencemaran Udara Oleh Oksida Karbon (CO dan CO2)
Sumber pencemaran yang paling banyak di muka bumi ini adalah gas buang yang dihasilkan oleh industri dan kendaraan bermotor berupa Karbondioksida (CO2), dan bahkan sumber pencemaran gas pencemar ini berasal dari rumah yang disebabkan gas memasak, pemanas ruang serta asap rokok dan juga kebakaran, walaupun tidak beracun gas ini tetapi dapat berakibat naiknya suhu bumi. Upaya pengelolaan lingkungan udara seperti di atas dapat dilakukan dengan program konservasi hutan, program hutan kota, dan atau penanaman pohon (vegetasi) yang mana fungsi dari vegetasi ini adalah kemampuannya menyerap zat pencemar CO2 karena saat berfotosintesa memiliki kemampuan menyerap panas yang menyebabkan udara di sekitarnya menjadi dingin. ( Iwan Setiawan Basri , 2010 )
C. Pengelolaan Pencemaran Oleh Oksida Belerang (SO2dan SO3)
Sastrawijaya (2000) menegaskan bahwa oksida belerang merupakan gas jernih yang tak berwarna, gas ini menyengat dan amat membahayakan manusia, Senyawa belerang yang terkandung di udara dapat menyebabkan hujam asam dan akan menimbulkan pencemaran lingkungan yang berbahaya bagi tanaman, hewan dan bahkan manusia. Upaya pengelolaan lingkungan udara untuk mengantisipasi kondisi pencemaran yang disebabkan oleh oksida belerang yakni dengan melakukan pembersihan atau pemberantasan SO2di industri yang menghasilkan gas buang oksida belerang seperti di kilang minyak, industri batu bara dan lain sebagainya walaupun teknologi ini harus dibayar mahal.
D. Pengelolaan Pencemaran Oleh Partikel Mokuler
Upaya pengelolaan lingkungan udara untuk mengantisipasi kondisi pencemaran tersebut yang disebabkan oleh partikel Mokuler yakni dengan penerapan teknologi penyaringan, seperti pada cerobong asa-sapa industri dengan memasang filter yang saringan lebih dari ukuran partikel mokuler yang dihasilkan pabrik tersebut sehingga dapat menangkap partikel yang halus. Salah satu cara untuk mengantisipasi pencemaran udara oleh partikel Mokuler adalah dengan menampung partikel dalam bejana terbuka atau lempeng kaca yang diberi perekat, sehingga partikel yang jatuh dapat ditimbang dan dianalisis sehingga dapat ditentukan bentuk antisipasinya. ( Iwan Setaiawan Basri , 2010 )
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Dampak pencemaran udara bagi ekosistem kita saat ini merupakan masalah serius yang di hadapai oleh negara-negara termasuk Indonesia . Bahan pencemaran udara sangat berbahaya dikarenakan umumnya gas-gas tersbut mengandung toxic seperti gas CO , Nox , Sox , Hidrokarbon , Gas rumah kaca dimana gas tersebut mudah bereaksi dan menyebar di udara bebas . Munculnya gas-gas tersebut tidak datang dengan sendirinya , namun ada penyebab yang secara tidak sadar di lakukan oleh aktivitas manusia seperti penggunaan transportasi pribadi maupun umum yang tidak ramah lingkungan seperti motor dan mobil , kegiatan industry maupun pembangkit energi listrik dimana bahan bakarnya berasal dari batu bara dan hasil pembakarannya menimbulkan polusi udara . Sedangkan pencemar udara dapat bersumber dari alam seperti letusan gunung berapi dan kebakaran hutan.
Hal- hal tesebut efeknya bagi ekosistem kita flora , fauna , material dan bahkan manusia baik secara primer mauoun sekunder mampunyai mata rantai yang sama yang berdampak pada menurunnya tingkat produktivitas dan penyakiy-penyakit yang di akibatkan gas-gas beracun yang ada di udara .
Untuk menanggulangi beberapa permasalahan pencemaran udara di perlukan pendekatan yang berbeda dalam pengelolaanya diangaranya adalah pengelolaan teknis sesuai dengan karateristk zat pencemaran tersebut .
V. DAFTAR PUSTAKA
[1]Iwan Setiawan Basri. 2010. Pencemaran Udara dalam Antisipasi Teknis Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan . Jurnal Smartek, Vol. 8 No.2
[2] Afif Budiono . 2001 . Pencemaran Udara : Dampak Pencemaran Udara Pada Lingkungan . Jurnal Beika Ditgantata Vol.2 No.1
[3] Sugiarti. 2009. Gas Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan Manusia. Jurnal Chemica Vol. 10 No. 1
[4] Hidayat , Atep Afia dan Kholil , Muhammad . 2018. Manajemen Lingkungan Dengan Berfikir Hijau. Yogyakarta: Wahana Resolusi
[5] Hidayat , Atep Afia dan Kholil , Muhammad . 2018. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri . Yogyakarta: Wahana Resolusi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.